Contoh Cerpen
Diam itu Emas
Budi adalah seorang pelajar SMP yang terkenal
baik hati, suka menolong dan dermawan. Ia adalah seorang anak pengusaha
apartemen. Budi suka membantu teman-temannya yang kesulitan mengerjakan PR dan
suka mentraktir jajan teman-temannya. Oleh karena itu, Budi banyak disukai
teman-temannya dan dia pun menjadi orang yang mudah bergaul dengan siapa saja.
Namun, ia mempunyai sifat buruk yaitu sok tahu dan keras kepala.
Hari ini adalah hari Jum’at, pada hari ini jadwal
pelajaran di kelas Budi adalah Olahraga, Matematika, dan Seni Budaya. Seperti
biasa pada jam olahraga kegiatan pembelajaran dilakukan di luar kelas. Nasib
sial terjadi pada Amir, teman sekelas Budi. Amir terlambat masuk sekolah dan
dihukum tidak boleh mengikuti pelajaran olahraga dan ia memilih untuk belajar
di kelas sendirian.
Jam dinding sudah menunjukkan pukul sembilan, jam
pelajaran olahraga sudah berakhir dan bertepatan dengan jam istirahat. Budi dan
Paimin beristirahat di kelas sambil berbincang-bincang. Saat Paimin mengecek
uang sakunya, tiba-tiba mukanya menjadi pucat karena uang saku di celananya
kosong, lalu ia teringat bahwa ia memang lupa untuk membawa uang saku. “Ada apa
Paimin ? Kenapa wajahmu tiba-tiba menjadi pucat ?” Tanya Budi kepada Paimin. “
Uang sakuku tidak ada di celanaku Bud.” Jawab Paimin. “Bagaimana bisa kamu lupa
membawa uang saku ?” Tanya Budi sambil tertawa kecil. Paimin adalah seorang
yang suka berbohong, ia pun memanfaatkan situasi ini. “Nampaknya tadi uangku
masih di celana namun entah kenapa tiba-tiba hilang.” Jawab Paimin. “Ini pasti
ulah Amir, dia dari tadi di kelas ini saat kita olahraga di luar, lalu dia
memanfaatkannya untuk mencuri uangmu” Jawab Budi dengan Tegas. “Bukan, aku
hanya bercanda kok, aku memang lupa membawa uang saku, ini bukan salah Amir.”
Jawab Paimin dengan nada gemetar karena ia sadar bahwa kebohongannya tersebut
akan merugikan orang lain. “Sudah tidak usah takut pada Amir, ini aku kasih
uang lima puluh ribu buat kamu, Amir biar aku yang hajar.” Jawab Budi dengan
menyodorkan uang Rp. 50.000,00 kepada Paimin. Paimin menerima uang tersebut, ia
ingin mencegah Budi yang ingin menghajar Amir namun tidak bisa berbuat banyak,
karena sifat Budi yang keras kepala.
Budi secara tiba-tiba menghantam kepala Amir
dengan batu dari belakang dan terjadilah perkelahian yang cukup sengit sampai
akhirnya Amir pingsan dan dibawa ke UKS oleh teman-temannya. Budi lalu dibawa
ke ruang BK oleh guru karena kejadian tersebut, ia beralasan karena Amir telah
mencuri uang Paimin. Paimin pun lalu dibawa ke ruang BK untuk dimintai
keterangan, tak lama setelah Paimin masuk ke ruang BK tiba-tiba satpam sekolah
datang ke ruang BK untuk menghantarkan uang saku yang dititipkan oleh orang tua
Paimin ke satpam untuk diberikan ke Paimin karena ketinggalan. Amir menjelaskan
kejadian yang sebenarnya kepada guru BK. Budi mukanya menjadi merah seketika
karena malu telah menuduh orang seenaknya sendiri. Setelah urusan di ruang BK
selesai ia segera menuju ruang UKS dan meminta maaf kepada Amir.
Manusia dikaruniai satu mulut untuk berbicara
secukupnya dan sebenarnya, serta dua telinga dan dua mata untuk banyak hal
termasuk membenarkan apa yang ia ketahui, bukan untuk membenarkan apa yang ia
tidak ketahui. Oleh karena itu, sebaiknya kita selalu menjaga ucapan dan
perbuatan kita karena jika kita tidak menjaganya akan merugikan diri sendiri
dan orang lain.
<< Beranda