Jumat, 01 Mei 2015

TUGAS BAHASA INDONESIA



TUGAS BAHASA INDONESIA
Nama              :           Seli Yovanka Lidiawati
No                   :           028
Kelas              :           VII-C

75% Keseruan dan 25% Ketegangan Mengikuti Mabit
     Pada minggu ketiga bulan April,atau lebih tepatnya tanggal 18 dan 19 April,yang jatuh pada hari Sabtu dan Minggu,akhirnya Mabit berhasil dilaksanakan.Meskipun,pelaksanaannya mengalami pengunduran selama berhari-hari,tetapi “Alhamdulillah”,pelaksanaan Mabit berjalan dengan tertib dan sesuai dengan rencana.Meskipun sangat kurang persiapan,namun semuanya berjalan sesuai dengan rencana. Hmm...,hanya ada satu hal yang tidak sesuai dengan rencana,tetapi aku justru bersyukur karena telah mendapatkannya.Emm..pasti bingung,ya?.Bagi yang ikut Mabit CCAI,pasti sudah tahu apa yang aku maksud.Kami mengikuti lomba tanpa belajar sama sekali bahkan untuk satu kata.Tapi,Allah sudah berkehendak lain,kami bisa menjadi juara 1,dan kata yang pasti terpikirkan adalah “kenapa,kok bisa?”.Itulah keajaiban yang dimiliki sang Khalik ,ketika sudah berkehendak pasti akan terjadi,meskipun hanya dalam waktu sekejap mata.Tapi Allah juga pasti akan menegur hambanya yang salah.Karena,kami menganggap remeh suatu pekerjaan,sehingga kami kurang memersiapkannya.Emm...penasaran kan apa tegurannya?
     Pada malam pertama,setelah lomba selesai dilaksanakan,giliran Pensi yang menjadi penutup acara. Bagi kelas yang belum siap ,pasti kata pensi menjadi momok yang menakutkan,ya?.Kelaskupun tahu bagaimana rasanya.Belum siapnya media,membuat semua pemain kebingungan,termasuk saya.”Bagaimana , kelas kita kan belum siap?”kata temanku,Rica.”Oh ya,yang membawa flashdisk Kak Fadli kan?”.Kak Fadli pun menjawab dengan nada terkejut dan raut muka yang kaget  “loh dek,bukannya kalian yang membawa?”.”Aduh bagaimana ini tidak ada yang membawa flashdisk ya?”.Akupun berusaha tenang dan mencari solusi.”Ahh,aku punya ide! Bagaimana kalau,ayahku saja yang membawakannya?”. Sambil menunggu flashdisk,kami menikmati pertunjukan pensi yang dibawakan oleh kelas lain,dengan perasaan deg-degan tentunya.Kebanyakan,kelas lain menampilkan sebuah lagu.”Akupun teringat bahwa rekaman narator yang ada di flahdiskku sudah aku hapus,bersama dengan dokumen yang lain”.”Loh,bagaimana ini?”sahut Laras dengan tegesa-gesa.”Ya ampun Laras,rumahmu kan dekat.Kenapa tidak kamu saja yang membawakannya?kamu masih punya rekamannya kan?”.Ya,kenapa tidak kepikiran dari tadi ya?kata Laras. Ahh kamu!kamu kira dari tadi aku kenapa?.Akhirnya masalah flashdiskpun terselesaikan.Belum saja bernafas lega,muncul lagi masalah baru.Ketika pensi,ternyata properti pendukung yang telah disiapkan tidak bekerja sesuai dengan rencana.Huhh! sorakan mengejek dari kelas lainpun seakan menjadi cambuk bagi kami , agar kami tidak lagi menganggap remeh suatu pekerjaan.
     Agar tidak terulang kejadian yang sama,kamipun memersiapkan semua peralatan yang dibutuhkan untuk melaksanakan mabit di hari kedua.Meskipun tantangan outbondnya cukup berat,namun dijamin seru!. Hmm...rugi ya,anak-anak yang tidak ikut mabit !.Karena,dalam outbond,kami menyatu dengan alam,sekaligus mensyukuri kebesaran Allah S.W.T.Meskipun,harus berbasah-basahan dengan air,mandi lumpur,mandi dengan kerbau,atau bahkan juga terkena kotorannya.Ahh...itu menjadi pelajaran bahwa manusia tidak boleh merasa sombong,karena manusia hanya makhluk ciptaan Allah yang tiada apa-apanya dibandingkan dengan-Nya.
STRUKTUR TEKS CERPEN
No
Struktur
Teks
1.
Orientasi
     Pada minggu ketiga bulan April,atau lebih tepatnya tanggal 18 dan 19 April,yang jatuh pada hari Sabtu dan Minggu,akhirnya Mabit berhasil dilaksanakan.Meskipun,pelaksanaannya mengalami pengunduran selama berhari-hari,tetapi “Alhamdulillah”,pelaksanaan Mabit berjalan dengan tertib dan sesuai dengan rencana.Meskipun sanagat kurang persiapan,namun semuanya berjalan sesuai dengan rencana. Hmm...,hanya ada satu hal yang tidak sesuai dengan rencana,tetapi aku justru bersyukur karena telah mendapatkannya.Emm..pasti bingung,ya?.Bagi yang ikut Mabit CCAI,pasti sudah tahu apa yang aku maksud.Kami mengikuti lomba dan belajar sama sekali bahkan untuk satu kata.Tapi,Allah sudah berkehendak lain,kami bisa menjadi juara 1,dan kata yang pasti terpikirkan adalah “kenapa,kok bisa?”.Itulah keajaiban yang dimiliki sang Khalik ,ketika sudah berkehendak pasti akan terjadi,meskipun hanya dalam waktu sekejap mata.Tapi Allah juga pasti akan menegur hambanya yang salah.Emm...penasaran kan apa tegurannya?
2.
Komplikasi
Pada malam pertama,setelah lomba selesai dilaksanakan,giliran Pensi yang menjadi penutup acara. Bagi kelas yang belum siap ,pasti kata pensi menjadi momok yang menakutkan,ya!.Kelaskupun tahu bagaimana rasanya.Belum siapnya media,membuat semua pemain kebingungan,termasuk saya.”Bagaimana , kelas kita kan beli]um siap?”kata temanku,Rica.”Oh ya,yang membawa flashdisk Kak Fadli kan?”.Kak Fadli pun menjawab dengan nada terkejut dan raut muka yang kage  “loh dek,bukannya kalian yang membawa?”.”Aduh bagaimana ini tidak ada yang membawa flashdisk ya?”.Akupun berusaha tenag dan mencari solusi.”Ahh,aku punya ide! Bagaimana kalau,ayahku saja yang membawakannya?”. Sambil menunggu flashdisk,kami menikmati pertunjukan pensi yang dibawakan oleh kelas lain,dengan perasaan deg-degan tentunya.Kebanyakan,kelas lain menampilkan sebuah lagu.”Akupun teringat bahwa rekaman narator yang ada di flahdiskku sudah aku hapus,bersama dengan dokumen yang lain”.”Loh,bagaimana ini?”sahut Laras dengan tegesa-gesa.”Ya ampun Laras,rumahmu kan dekat.Kenapa tidak kamu saja yang membawakannya?kamu masih punya rekamannya kan?”.Ya,kenapa tidak kepikiran dari tadi ya?kata Laras. Ahh kamu!kamu kira dari tadi aku kenapa?.Akhirnya masalah flashdiskpun terselesaikan.Belum saja bernafas lega,muncul lagi masalah baru.Ketika pensi,ternyata properti pendukung yang telah disiapkan tidak bekerja sesuai dengan rencana.Huhh! sorakan mengejek dari kelas lainpin seakan menjadi cambuk bagi kami , agar kami tidak lagi menganggap remeh suatu pekerjaan.
3.
Resolusi
Agar tidak terulang kejadian yang sama,kamipun memersiapkan semua peralatan yang dibutuhkan untuk melaksanakan mabit di hari kedua.Meskipun tantangan outbondnya cukup berat,namun dijamin seru!. Hmm...rugi ya,anak-anak yang tidak ikut mabit !.Karena,dalam outbond,kami menyatu dengan alam,sekaligus mensyukuri kebesaran Allah S.W.T.Meskipun,harus berbasah-basahan dengan air,mandi lumpur,mandi dengan kerbau,atau bahkan juga terkena kotorannya.Ahh...itu menjadi pelajaran bahwa manusia tidak boleh merasa sombong,karena manusia hanya makhluk ciptaan Allah yang tiada apa-apanya dibandingkan dengan-Nya.