TUGAS BAHASA INDONESIA
TUGAS BAHASA INDONESIA
Nama : Seli Yovanka Lidiawati
No : 028
Kelas : VII-C
75%
Keseruan dan 25% Ketegangan Mengikuti Mabit
Pada minggu ketiga bulan April,atau
lebih tepatnya tanggal 18 dan 19 April,yang jatuh pada hari Sabtu dan
Minggu,akhirnya Mabit berhasil dilaksanakan.Meskipun,pelaksanaannya mengalami
pengunduran selama berhari-hari,tetapi “Alhamdulillah”,pelaksanaan
Mabit berjalan dengan tertib dan sesuai dengan rencana.Meskipun sangat kurang
persiapan,namun semuanya berjalan sesuai dengan rencana. Hmm...,hanya ada satu
hal yang tidak sesuai dengan rencana,tetapi aku justru bersyukur karena telah
mendapatkannya.Emm..pasti bingung,ya?.Bagi yang ikut Mabit CCAI,pasti sudah
tahu apa yang aku maksud.Kami mengikuti lomba tanpa belajar sama sekali bahkan
untuk satu kata.Tapi,Allah sudah berkehendak lain,kami bisa menjadi juara 1,dan
kata yang pasti terpikirkan adalah “kenapa,kok bisa?”.Itulah keajaiban yang
dimiliki sang Khalik ,ketika sudah berkehendak pasti akan terjadi,meskipun
hanya dalam waktu sekejap mata.Tapi Allah juga pasti akan menegur hambanya yang
salah.Karena,kami menganggap remeh suatu pekerjaan,sehingga kami kurang
memersiapkannya.Emm...penasaran kan apa tegurannya?
Pada malam pertama,setelah lomba selesai dilaksanakan,giliran Pensi yang
menjadi penutup acara. Bagi kelas yang belum siap ,pasti kata pensi menjadi
momok yang menakutkan,ya?.Kelaskupun tahu bagaimana rasanya.Belum siapnya
media,membuat semua pemain kebingungan,termasuk saya.”Bagaimana , kelas kita
kan belum siap?”kata temanku,Rica.”Oh ya,yang membawa flashdisk Kak Fadli
kan?”.Kak Fadli pun menjawab dengan nada terkejut dan raut muka yang kaget “loh dek,bukannya kalian yang membawa?”.”Aduh
bagaimana ini tidak ada yang membawa flashdisk ya?”.Akupun berusaha tenang dan
mencari solusi.”Ahh,aku punya ide! Bagaimana kalau,ayahku saja yang
membawakannya?”. Sambil menunggu flashdisk,kami menikmati pertunjukan pensi
yang dibawakan oleh kelas lain,dengan perasaan deg-degan
tentunya.Kebanyakan,kelas lain menampilkan sebuah lagu.”Akupun teringat bahwa
rekaman narator yang ada di flahdiskku sudah aku hapus,bersama dengan dokumen
yang lain”.”Loh,bagaimana ini?”sahut Laras dengan tegesa-gesa.”Ya ampun
Laras,rumahmu kan dekat.Kenapa tidak kamu saja yang membawakannya?kamu masih
punya rekamannya kan?”.Ya,kenapa tidak kepikiran dari tadi ya?kata Laras. Ahh
kamu!kamu kira dari tadi aku kenapa?.Akhirnya masalah flashdiskpun
terselesaikan.Belum saja bernafas lega,muncul lagi masalah baru.Ketika
pensi,ternyata properti pendukung yang telah disiapkan tidak bekerja sesuai
dengan rencana.Huhh! sorakan mengejek dari kelas lainpun seakan menjadi cambuk
bagi kami , agar kami tidak lagi menganggap remeh suatu pekerjaan.
Agar tidak terulang kejadian yang sama,kamipun memersiapkan semua
peralatan yang dibutuhkan untuk melaksanakan mabit di hari kedua.Meskipun
tantangan outbondnya cukup berat,namun dijamin seru!. Hmm...rugi ya,anak-anak
yang tidak ikut mabit !.Karena,dalam outbond,kami menyatu dengan alam,sekaligus
mensyukuri kebesaran Allah S.W.T.Meskipun,harus berbasah-basahan dengan
air,mandi lumpur,mandi dengan kerbau,atau bahkan juga terkena
kotorannya.Ahh...itu menjadi pelajaran bahwa manusia tidak boleh merasa sombong,karena
manusia hanya makhluk ciptaan Allah yang tiada apa-apanya dibandingkan
dengan-Nya.
STRUKTUR
TEKS CERPEN
No
|
Struktur
|
Teks
|
1.
|
Orientasi
|
Pada minggu ketiga bulan
April,atau lebih tepatnya tanggal 18 dan 19 April,yang jatuh pada hari Sabtu dan
Minggu,akhirnya Mabit berhasil dilaksanakan.Meskipun,pelaksanaannya mengalami
pengunduran selama berhari-hari,tetapi “Alhamdulillah”,pelaksanaan
Mabit berjalan dengan tertib dan sesuai dengan rencana.Meskipun sanagat
kurang persiapan,namun semuanya berjalan sesuai dengan rencana. Hmm...,hanya
ada satu hal yang tidak sesuai dengan rencana,tetapi aku justru bersyukur
karena telah mendapatkannya.Emm..pasti bingung,ya?.Bagi yang ikut Mabit
CCAI,pasti sudah tahu apa yang aku maksud.Kami mengikuti lomba dan belajar
sama sekali bahkan untuk satu kata.Tapi,Allah sudah berkehendak lain,kami
bisa menjadi juara 1,dan kata yang pasti terpikirkan adalah “kenapa,kok
bisa?”.Itulah keajaiban yang dimiliki sang Khalik ,ketika sudah berkehendak
pasti akan terjadi,meskipun hanya dalam waktu sekejap mata.Tapi Allah juga
pasti akan menegur hambanya yang salah.Emm...penasaran kan apa tegurannya?
|
2.
|
Komplikasi
|
Pada
malam pertama,setelah lomba selesai dilaksanakan,giliran Pensi yang menjadi
penutup acara. Bagi kelas yang belum siap ,pasti kata pensi menjadi momok
yang menakutkan,ya!.Kelaskupun tahu bagaimana rasanya.Belum siapnya
media,membuat semua pemain kebingungan,termasuk saya.”Bagaimana , kelas kita
kan beli]um siap?”kata temanku,Rica.”Oh ya,yang membawa flashdisk Kak Fadli
kan?”.Kak Fadli pun menjawab dengan nada terkejut dan raut muka yang
kage “loh dek,bukannya kalian yang
membawa?”.”Aduh bagaimana ini tidak ada yang membawa flashdisk ya?”.Akupun
berusaha tenag dan mencari solusi.”Ahh,aku punya ide! Bagaimana kalau,ayahku
saja yang membawakannya?”. Sambil menunggu flashdisk,kami menikmati
pertunjukan pensi yang dibawakan oleh kelas lain,dengan perasaan deg-degan
tentunya.Kebanyakan,kelas lain menampilkan sebuah lagu.”Akupun teringat bahwa
rekaman narator yang ada di flahdiskku sudah aku hapus,bersama dengan dokumen
yang lain”.”Loh,bagaimana ini?”sahut Laras dengan tegesa-gesa.”Ya ampun
Laras,rumahmu kan dekat.Kenapa tidak kamu saja yang membawakannya?kamu masih
punya rekamannya kan?”.Ya,kenapa tidak kepikiran dari tadi ya?kata Laras. Ahh
kamu!kamu kira dari tadi aku kenapa?.Akhirnya masalah flashdiskpun
terselesaikan.Belum saja bernafas lega,muncul lagi masalah baru.Ketika
pensi,ternyata properti pendukung yang telah disiapkan tidak bekerja sesuai
dengan rencana.Huhh! sorakan mengejek dari kelas lainpin seakan menjadi
cambuk bagi kami , agar kami tidak lagi menganggap remeh suatu pekerjaan.
|
3.
|
Resolusi
|
Agar
tidak terulang kejadian yang sama,kamipun memersiapkan semua peralatan yang
dibutuhkan untuk melaksanakan mabit di hari kedua.Meskipun tantangan
outbondnya cukup berat,namun dijamin seru!. Hmm...rugi ya,anak-anak yang
tidak ikut mabit !.Karena,dalam outbond,kami menyatu dengan alam,sekaligus
mensyukuri kebesaran Allah S.W.T.Meskipun,harus berbasah-basahan dengan
air,mandi lumpur,mandi dengan kerbau,atau bahkan juga terkena
kotorannya.Ahh...itu menjadi pelajaran bahwa manusia tidak boleh merasa
sombong,karena manusia hanya makhluk ciptaan Allah yang tiada apa-apanya
dibandingkan dengan-Nya.
|
<< Beranda