Jumat, 01 Mei 2015

Klasifikasi Kelompok Sosial



D.    Klasifikasi Kelompok Sosial
1.             Klasifikasi Menurut Cara Terbentuknya
a.         Kelompok Semu
     Kelompok semu timbul di tengah-tengah pergaulan hidup manusia, bersifat sementara, tidak mempunyai kemungkinan terbentuk tradisi ataupun ikatan sebagai anggota. Disebut juga sebagai khalayak ramai atau khalayak umum dan tidak memiliki aturan-aturan sebagai pengendali.
     Ciri-ciri kelompok semu:
1)                            Tidak direncanakan, terjadinya tidak disengaja, sangat mendadak, atau secara spontan.
2)                            Tidak terorganisir dalam suatu wadah tertentu.
3)                            Tidak ada interaksi, tidak interrelasi, dan tidak ada komunikasi secara terus menerus.
4)                            Tidak ada kesadaran berkelompok.
5)                            Kehadirannya tidak konstan.
                        Atas dasar ciri-ciri tersebut, kelompok semu dapat dibedakan menjadi kerumunan (crowd),                    massa (mass), dan publik.
1.      Kerumunan (crowd)
Terbagi menjadi beberapa bentuk:
a)    Formal audience atau khalayak penonton, bisa juga pendengar resmi merupakan kerumunan yang mempunyai suatu pusat perhatian dan kesamaan tujuan, tetapi sifatnya sangat pasif. Ex: penonton bioskop dan hadirin pada suatu khotbah.
b)   Planned expressive group, adalah kerumunan yang tidak begitu mementingkan pusat perhatian, tetapi mempunyai persamaan tujuan yang tercermin dalam kegiatan kerumunan serta kepuasan yang dihasilkan. Berfungsi sebagai pelepas ketegangan-ketegangan yang dialami orang karena pekerjaannya sehari-hari. Ex: orang-orang yang berdansa, berpesta, berekreasi.
c)    Inconvenient causal crowds, sifatnya terlalu sementara yang ingin mempergunakan fasilitas-fasilitas yang sama. Ex: orang-orang yang antri karcis dan orang-orang yang menunggu bis.
d)   Panic causal crowds atau kerumunan panik, yaitu orang-orang dalam keadaan panic yang sedang berusaha menyelamatkan diri dari suatu bahaya. Dorongan dalam diri individu cenderung mempertinggi kepanikan.
e)    Spectator causal crowds atau kerumunan penonton, terjadi kerana orang-orang ingin melihat suatu peristiwa tertentu. Kerumunan ini hamper sama dengan khalayak penonton, tetapi kerumunan penonton tanpa direncanakan.
f)    Acting lawless crowds disebut juga acting mobs atau kerumunan emosional. Kerumunan ini mempunyai tujuan tertentu dengan menggunakan kekuatan fisik yang berlawanan dengan norma-norma sosial.
g)   Immoral lawless crowds atau kerumunan tak bermoral yaitu segala tindakannya berlawanan dengan norma-norma pergaulan hidup, tetapi tanpa tujuan tertentu. Ex: orang-orang yang mabuk.
2.      Massa atau Mass
            Massa merupakan kelompok semu yang memiliki ciri-ciri hamper sama dengan dengan kerumunan, tetapi kemungkinan terbentuknya disengaja dan direncanakan dengan persiapan sehingga tidak bersifat spontan. Ex: kelompok yang dikumpulkan untuk berdemonstrasi.
3.      Publik
            Ciri-ciri terbentuknya hamper sama dengan massa, perbedaannya adalah publik kemungkinan terbentuknya tidak pada suatu tempat yang sama. Terbentuknya karena ada perhatian yang disatukan oleh alat-alat komunikasi.
            Publik biasanya digunakan cara-cara yang dikaitkan dengan nilai-nilai sosial atau kebiasaan masyarakat yang bersangkutan. Publik tidak harus dalam suatu tempat yang sama. Ex: kelompok yang mendengarkan pidato di suatu tempat, sekaligus pidatonya juga disiarkan melalui radio atau televisi.

b.         Kelompok Nyata
Kelompok nyata mempunyai satu ciri yang sama yaitu kehadirannya selalu konstan.
Bentuk-bentuk kelompok nyata:
1)                  Kelompok Statistik atau Statistical Group
Biasanya terbentuk karena dijadikan sasaran penelitian oleh ahli-ahli statistik atau sosiolog untuk kepentingan penelitian. Anggotanya tidak sadar dijadikan anggota kelompok, mereka lebih berperan sebagao obyek daripada subyek.
Ciri-cirinya sebagai berikut:
a)   Tidak direncanakan, tidak disengaja, tetapi tidak berarti sangat mendadak atau secara spontan, tetapi sudah terbentuk dengan sendirinya.
b)   Tidak terhimpun dan tidak terorganisir dalam suatu wadah tertentu.
c)   Tidak ada interaksi, tidak ada iterrelasi, dan tidak ada komunikasi secara terus menerus.
d)  Tidak kesadaran berkelompok.
e)   Kehadirannya konstan.
2)                  Kelompok Sosieta atau Societal Group (Kelompok Kemasyarakatan)
Kelompok sosieta memiliki kesadaran akan adanya kesamaan jenis,tetapi belum ada kontak dan komunikasi di antara anggotanya dan tidak terlibat dalam organisasi. Anggotanya lebih berperan sebagai pelaku (subyek) daripada objek.
Ciri-cirinya sebagai berikut:
a)        Tidak direncanakan, tidak disengaja, terbentuk dengan sendirinya.
b)        Kemungkinan terhimpun dalam suatu wadah tertentu.
c)        Kemungkinan terjadi interaksi, interrelasi, ataupun komunikasi.
d)       Kemungkinan terjadi kesadaran kelompok.
e)        Kehadirannya konstan.
3)                  Kelompok Sosial atau Social Group
Kelompok sosial terbentuk karena adanya unsure-unsur yang sama, seperti tempat tinggal, pekerjaan yang sama, kedudukan yang sama, atau kegemaran yang sama. Memiliki anggota-anggota yang beriteraksi dan melakukan komunikasi secara terus menerus. Ex: tetangga, kenalan, teman sepermainan, dan teman sekota.



4)                  Kelompok Asosiasi atau Associational Group
Merupakan kelompok yang terorganisir dan memiliki struktur formal atau kepengurusan, seperti ketua, para staf, dan para pembantunya. Didalamnya terdapat keinginan untuk bekerja sama, kesamaan kesamaan perhatian dan kesadaran.
Ciri-cirinya sebagai berikut:
a)        Direncanakan atau sengaja dibentuk.
b)        Terorganisir secara nyata dalam suatu wadah
c)        Ada interaksi serta komunikasi secara terus menerus.
d)       Ada kesadaran kelompok yang kuat.
e)        Kehadirannya konstan.
2.             Klasifikasi Menurut Erat Longgarnya Ikatan Antaranggota
Klasifikasi kelompok menurut erat longgarnya ikatan antaranggota dapat dibedakan menjadi gemeinschaft dan gesellschaft.
a.         Gemeinschaft (Paguyuban)
Merupakan kelompok sosial yang anggota-anggotanya memiliki ikatan batin yang murni, bersifat alamiah, dan kekal. Bentuk-bentuknya (Ferdinand Tonnies) sebagai berikut:
1)        Gemeinschaft by blood (paguyuban karena ikatan darah). Ikatan diantara anggotanya didasarkan pada ikatan darah atau keturunan. Ex: keluarga dan kelompok kekerabatan.
2)        Gemeinschaft of place (paguyuban karena tempat). Terdiri dari orang-orang yang bertempat tinggal berdekatan sehingga dapat saling menolong. Ex: Rukun Tetangga dan Rukun Warga.
3)        Gemeinschaft of mind (paguyuban atas dasar ideologi). Terdiri dari individu-individu yang memiliki jiwa dan pikiran yang sama karena ideologi yang sama. Ikatan antaranggotanya tidak sekuat jenis paguyuban yang lainnya.
b.        Gesellschaft (Patembayan)
Merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok untuk waktu yang pendek, strukturnya bersifat mekanis dan bersifat sebagai bentuk dalam pikiran belaka. Ex: ikatan antarpedagang dan organisasi suatu pabrik.

3.             Klasifikasi Menurut Kualitas Hubungan Antaranggota
Klasifikasi menurut kualitas hubungan antaranggota dapat dibedakan menjadi kelompok primer dan kelompok sekunder.
a.                                      Kelompok Primer
Merupakan sutu kelompok yang hubungan antaranggotanya saling mengenal dan bersifat informal. Ex: keluarga, klik, dan sahabat.
b.                                     Kelompok Sekunder
Merupakan suatu kelompok yang hubungan antaranggotanya bersifat formal, impersonal, dan didasarkan pada asas manfaat. Ex: Ikatan Sarjana Sosiologi Indonesia, serikat pekerja, PGRI.
4.             Klasifikasi Menurut Pencapaian Tujuan
Klasifikasi menrut pencapaian tujuan dibedakan menjadi kelompok formal dan kelompok informal.
a.    Kelompok formal, merupakan kelompok yang memiliki peraturan-peraturan yang tegas dan dengan sengja dibuat oleh anggotanya untuk mengatur hubungan antaranggotanya. Ex: organisasi massa dan partai politik.
b.    Kelompok informal, merupakan kelompok sosial yang terbentuk karena pertemuan-pertemuan yang berulang dan merasa memiliki kepentingan dan pengalaman yang sama. Ex: kelompok kecil (klik) dan kelompok pertemanan.
5.             Klasifikasi Menurut Pendapat Merton
Menurut Robert K. Merton, keanggotaan dalam suatu kelompok tidak berarti seseorang akan menjadikan kelompoknya sebagai acuan bagi cara bersikap, cara menilai, atau cara bertindak. Terkadang seseorang tidak menjadikan kelompoknya sebagai bahan acuan bagi perilakunya. Merton membaginya menjadi membership group dan reference group.
a.    Membership Group
        Merupakan kelompok sosial yang setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut. Ex: seorang siswa dalam bersikap berorientasi pada aturan dan nilai yang berlaku di kalangan perguruan tinggi meskipun secara resmi ia belum berstatus mahasiswa.
b.   Reference Group
        Merupakan kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang yang bukan anggota kelompok untuk membentuk pribadi dan perilakunya sesuai dengan kelompok acuan.
6.             Klasifikasi Menurut Sudut pandang Individu
Klasifikasi ini dibedakan dalam in group dan out group.
a.    In Group (Kelompok Sendiri)
        Merupakan kelompok sosial tempat individu mengidentifikasi dirinya. Dasar perbedaan kelompok sendiri dengan kelompok luar dibuat oleh anggotanya yang merasa bagian dari suatu kelompok atas dasar perasaan simpati.
b.   Out Group (Kelompok Luar)
        Merupakan kelompok yang menjadi “lawan” in group, terkadang ditandai dengan sikap antipasti sehingga dapat menjadi dasar munculnya sikap etnosentris. Ex: “kami” atau :kita” dilawankan dengan “mereka”.