SATUAN
PENYULUHAN
Topi : Imunisasi Wajib
Sasaran : Ibu-ibu
yang memiliki bayi 0-12 bulan
Tanggal : 05-05-2010
Waktu : 10.00 WIB
Tempat : Posyandu
Depok I
1. Karakteristik peserta
a. Jumlah peserta : 12 orang
b. Pendidikan : SD, SMP,
SMA dan sederajat
2. Tujuan penyuluhan
a. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan
diharapkan ibu-ibu dapat mengerti pentingnya imunisasi bagi anaknya.
b. Tujuan Khusus
1.
Ibu dapat menjelaskan
pengertian imunisasi
2. Ibu dapat menjelaskan tujuan dan manfaat dari imunisasi
3.
Ibu dapat menyebutkan
macam-macam imunisasi wajib
4. Ibu dapat menjelaskan penyakit apa saja yang dapat
dicegah imunisasi
5. Ibu dapat mengetahui dan menjelaskan kapan waktu
pemberian imunisasi
3. Materi penyuluhan
a.Pengertian Imunisasi
·
Imunisasi
adalah suatu proses untuk membuat sistem pertahanan tubuh kebal terhadap invasi
mikroorganisme (bakteri dan virus) yang dapat menyebabkan infeksi sebelum mikroorganisme
tersebut memiliki kesempatan untuk menyerang tubuh kita.
·
Imunisasi
adalah tindakan untuk memberikan perlindungan atau kekebalan di dalam tubuh
bayi dan anak
·
Sistem imun
adalah suatu sistem dalam tubuh yang terdiri dari sel-sel serta produk zat-zat
yang dihasilkan yang bekerja sama secara kolektif dan terkoordinir untuk
melawan benda asing seperti kuman-kuman penyakit atau racunnya yang masuk ke
dalam tubuh
b.Tujuan Imunisasi
Untuk memberikan
kekebalan kepada bayi agar dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak
yang disebabkan oleh penyakit yang sering berjangkit.
c.Manfaat Imunisasi
·
Untuk anak : Mencegah
penderita yang disebabkan oleh penyakit dan kemungkinan cacat atau kematian
·
Untuk
keluarga : menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak
sakit. Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin bahwa anaknya
akan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman
·
Untuk negara : Memperbaiki
tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat untuk melanjutkan pembangunan
negara
d.Imunisasi yang Diwajibkan
1. BCG (Bacillus Calmette Guerin)
2. Hepatitis B
3. DPT (Dipteri, Pertusis dan Tetaus)
4. Polio
5. Campak
e.Penyakit yang Dapat Dicegah Imunisasi
Ada 7 penyakit pada
anak-anak yang dapat menyebabkan kematian atau cacat, walaupun sebagian anak
dapat bertahan dan menjadi kebal. Ketujuh penyakit tersebut adalah :
1. Poliomyelitis (kelumpuhan)
2. Campak (measles)
3. Difeteri (indrak)
4. Pertusis (batuk rejan 100 hari)
5. Tetanus
6. Tubercuiosis (TBC)
7. Hepatitis - B
Penyakit-penyakit
ini dapat dicegah dengan imunisasi. Bila kita memberi imunisasi berarti kita
memberi bibit penyakit yang telah dilemahkan / dimatikan, atau sebagian dan
partikel virus “mantel dan virus Hepatitis B”, bisa juga berupa bioteknologi
rekayasa genetika. Ada vaksin yang diberikan secara suntikan, ada pula yang
dengan meneteskan ke dalam mulut (oral).
Vaksin menyebabkan
tubuh memproduksi “antibody”, tetapi tidak menimbulkan penyakit bahkan anak
menjadi kebal. Setelah diimunisasi, kadang-kadang terjadi panas, mi bukanlah
penyakit tetapi reaksi dan imunisasi yang akan hilang dalam 1-2 hari, panas ini
tidak seberapa dibandingkan bila anak terserang salah satu penyakit tersebut
karena anak tidak diimunisasi.
1. Vaksin BCG
Vaksin BCG melindungi anak terhadap
penyakit Tuberkulosis (TBC) dibuat dan bibit penyakit hidup yang dilemahkan,
ditemukan oleh Calmett Guerin sehingga disebut BCG.
Dosis, Jumlah
Suntikan dan Waktu Pemberian serta Efek Samping dan Vaksin BCG
Umur : 0-2 bulan
Dosis : 0,05 cc
Cara : Suntikan intrakutan, tepatnya di insertio M.
deltoideus kanan
Jumlah suntikan : 1 kali
Efek samping
vaksin BCG
1. Reaksi normal
Bakteri BCG di tubuh bekerja dengan
sangat lambat. Setelah 2 minggu akan terjadi pembengkakan kecil merah di tempat
penyuntikan dengan garis tengah 10 mm. Setelah 2-3 minggu kemudian,
pembengkakan menjadi abses kecil yang kemudian menjadi luka dengan garis tengah
10 mm.
Hal ini perlu diberitahukan kepada ibu
anak tersebut agar tidak memberikan obat apapun pada luka dan membiarkan
terbuka atau bila akan ditutup dengan mempergunakan kain kasa kering.
Luka tersebut akan sembuh sendiri dan
meninggalkan jaringan parut (scar) bergaris tengah 3 mm – 7 mm. Scar ini sangat
berguna karena dapat menunjukkan bahwa anak tersebut telah mendapat imunisasi
BCG.
2. Reaksi berat
Kadang-kadang terjadi peradangan
setempat yang agak berat atau abses yang lebih dalam.
Kadang-kadang juga terjadi
pembengkakan di kelenjar limfe pada leher atau ketiak. Ini mungkin disebabkan
kesalahan penyuntikan yang terlalu dalam di ba wah kulit, mungkin juga
disebabkan dosis yang diberikan terlalu tinggi.
3. Reaksi yang lebih cepat
Jika anak sudah mempunyai kekebalan
terhadap tuberculosis, proses pembengkakan mungkin terjadi lebih cepat dan 2
minggu. Ini berarti anak tersebut sudah mendapat imunisasi BCG atau kemungkinan
anak tersebut telah terinfeksi TBC.
Bila mencurigai bahwa si anak
menderita TBC, konsultasikan hal tersebut pada atasan anda.
2. Vaksin Hepatitis B
Bibit penyakit yang menyebabkan
hepatitis B adalah virus. Vaksin hepatitis B dibuat dan bagian virus yaitu
lapisan paling luar (mantel virus) yang telah mengalami proses pemurnian.
Vaksin hepatitis B akan rusak karena pembekuan, juga karena pemanasan.
Vaksin hepatitis B paling baik disimpan pada
temperatur 2-8 0C.
Dosis, Jumlah Suntikan dan Waktu
Pemberian. serta Efek Samping dan Vaksin Hepatitis B
Umur : 0 bulan untuk bayi yang dilahirkan di RS
Mulai
2 bulan untuk bayi yang datang ke posyandu / puskesmas
Dosis
: 0,5 cc / pemberian
Cara : Suntikan intramuskuler pada paha bagian
luar
Jumlah
suntikan : 3 kali
Selang waktu pemberian: Tiga dosis, dengan jarak antar suntikan 1 bulan dan 5 bulan
Efek
samping : Umumnya tidak ada
3. Vaksin DPT, TT dan DT
Terdiri dan toxoid difteri, bakteri pertusis dan
tetanus toxoid.
Kadang-kadang disebut “Triplle” vaksin
Vaksin DPT disimpan pada suhu 2 - 8°C.
Kemasan yang digunakan adalah:
·
5 cc untuk
DPT
·
5 cc untuk TT
·
25 cc untuk
DT
Pemberian imunisasi DPI, DT dan TT
dosisnya adalah 0,5 cc.
Yang termasuk dalam vaksin DPT:
1. Vaksin Toxoid Difteri
Vaksin mi merupakan bagian dan DPT atau DT
Difteri
disebabkan oleh bakteri yang memproduksi racun (toksin), vaksin terbuat dan
toxoid yaitu racun difteri yang telah dilemahkan. Vaksin difteri akan rusak
jika dibekukan, dan juga akan rusak oleh panas.
2. Vaksin Pertusis
Merupakan bagian
dan vaksin DPT. Penyebab penyakit pertusis adalah bakteri vaksin dibuat dan
bakteri yang telah dimatikan, akan mudah rusak bila kena panas, sama seperti
vaksin BCG. Dalam vaksin DPT komponen pertusis. merupakan vaksin yang paling
mudah rusak.
3. Vaksin Tetanus
Vaksin ini merupakan bagian dan DT, DT atau
sebagai tetanus toxoid (TT).
Tetanus disebabkan oleh yang memproduksi oxin
(racun).
Vaksin terbuat dan toxoid yaitu toxin tetanus yang
telah dilemahkan. Tetanus toxoid akan rusak bila dibekukan dan juga rusak bila
kena panas.
Dosis, Jumlah Suntikan dan Waktu
Pemberian serta Efek Samping dari Vaksin DPT
Umur : 2 - 11 bulan
Dosis : 0,5 cc
Cara : Intraniuskuler / sub kutan dalam
Jumlah
suntikan : 3 kali
Selang Waktu Pemberian
Minimal 4 minggu (sama seperti polio)
Tunggu paling cepat 4 minggu antara
dua suntikan. kalau tidak, kekebalan yang dihasilkan kurang baik.
Tidak perlu mengulang DPT 1, bila ada
kelambatan pemberian DPT 2.
Efek samping vaksin DPT
1. Panas
Kebanyakan anak menderita panas pada
sore hari setelah mendapat imunisasi DPT, tetapi panas mi akan sembuh dalam 1-2
hari. Bila panas yang timbul lebih dan I hari sesudah pemberian DPT, bukanlah
disebabkan oleh vaksin DPT, mungkin ada infeksi lain yang perlu diteliti lebih
lanjut.
Berikan 1 tablet antipiretik kepada
ibunya dan katakan bahwa bila anak panas tinggi (lebih dari 39 0C)
maka anak perlu diberi ¼ tablet yang dihancurkan dengan sedikit air.
Dianjurkan agar anak jangan dibungkus
dengan baju tebal dan dimandikan dengan cara melap saja dengan kain yang
dicelupkan ke dalam air hangat.
Perlu diterangkan pada ibu bahwa
penderitaan akibat panas tersebut jauh lebih ringan jika dibandingkan dengan
bila terserang Difteri, Pertusis, tetanus yang dapat mengakibatkan kematian.
2. Rasa sakit di daerah suntikan
Sebagian anak merasa nyeri, sakit,
kemerahan, bengkak di tempat suntikan. Bila hal tersebut terjadi setelah
suntikan, berarti ini disebabkan oleh suntikan OPT. Hal ini perlu diberitahukan
kepada ibu sesudah imunisasi, serta meyakinkan ibu bahwa keadaan itu tidak
berbahaya dan tidak perlu pengobatan. Jangan lupa untuk mengingatkan ibu supaya
datang membawa anaknya pada pelayanan imunisasi di posyandu.
3. Peradangan
Bila pembengkakan sakit terjadi seminggu
atau lebih sesudah imunisasi, maka hal ini mungkin disebabkan peradangan.
Hal ini mungkin sebagai akibat dan
peradangan
Jarum suntik tidak steril oleh karena:
·
Jarum
tersentuh tangan
·
Sebelum
dipakai menyuntik jarum diletakkan di atas tempat yang tidak steril.
·
Sterilisasi
kurang lama
·
Lain-lain
kontaminasi / pencemaran oleh kuman
Penyuntikan kurang dalam
Bila menemukan keadaan ini, maka
bawalah anak tersebut ke Puskesmas untuk mendapatkan pengobatan lebih lanjut.
4. Kejang-kejang
Reaksi yang jarang terjadi tetapi
sebaiknya diketahui petugas. Reaksi disebabkan oleh komponen P dan vaksin DPT.
Karena cukup berat maka anak yang
pernah mendapat reaksi ini (misal kejang) tidak boleh diberi vaksin DPT lagi
dan sebagai gantinya diberi DT saja.
Dosis DT sama dengan DPT yaitu 0,5 cc
setiap kali pemberian.
4.Vaksin Polio
Bibit penyakit yang
menyebabkan polio adalah virus. Vaksin yang digunakan oleh banyak negara
termasuk Indonesia adalah vaksin hidup (yang dilemahkan). Vaksin berbentuk
cairan.
Kemasan sebanyak 1
cc atau 2 cc dalam flacon dilengkap dengan pipet untuk meneteskan vaksin.
Pemberian secara oral sebanyak 2 tetes langsung dan botol ke mulut bayi, tanpa
menyentuk mulut bayi. Vaksin polio oral sangat mudah dan cepat rusak jika
terkena panas dibandingkan dengan vaksin yang lainnya.
Dosis, Selang Waktu Pemberian dan Efek Samping dan
Polio
Umur : 0 -
11 bulan
Dosis : 2 tetes setiap kali pemberian (lihat
petunjuk) dan pabrik
Cara : Meneteskan ke dalam mulut
Selang Waktu Pemberian
Berikan 4 x, dengan jarak minimal 4
minggu. Tunggu paling cepat 4 minggu jarak antara pemberian 1 dan berikutnya.
Kalau tidak kekebalan yang dihasilkan
kurang baik.
Tidak perlu mengulang dosis 1, bila
ada kelambatan pemberian polio
Efek samping vaksin Polio umumnya tidak ada
Bila anak sedang diare ada kemungkinan
vaksin tidak bekerja dengan baik karena ada gangguan penyerapan vaksin oleh
usus akibat diare berat.
Vaksin akan tetap diberikan, kemudian
dicoba mengulangi lagi 4 minggu setelah pemberian Polio 4.
5.Vaksin Campak
Bibit penyakit yang
menyebabkan campak (measles) adalah virus. Vaksin yang digunakan adalah vaksin.
Kemasan dalam flacon berbentuk gumpalan-gumpalan yang beku dan kering untuk
dilarutkan dalam 5 cc pelarut. Sebelum menyuntikkan vaksin ini, harus terlebih
dahulu melarutkan dengan pelarut vaksin (aqua bides). Disebut beku kering oleh
karena pabrik pembuatan vaksin ini pertama kali membekukan vaksin tersebut
kemudian mengeringkannya. Vaksin yang telah dilarutkan potensinya cepat menurun
dan hanya bertahan selama 8 jam (Vademecuin Bio Farma, 1997). Posisi jarum
untuk sub kutan seharusnya dengan posisi 450.
Dosis, Jumlah Suntikan dan Waktu
Pemberian serta Efek Samping diri
Vaksin Campak
Umur : 9 bulan
Pada
umumnya imunisasi pada bayi yang berumur kurang dan 9 bulan tidak menghasilkan
kekebalan yang baik karena gangguan dan antibody. (kekebalan) yang dibawa sejak
lahir diperoleh dan ibunya sewaktu bayi dalam kandungan.
Dosis : 0,5 cc
Cara : Suntikan secara sub kutan biasanya di
lengan kiri bagian atas.
Jumlah suntikan: 1 kali
Dapat
diberikan bersamaan dengan pemberian vaksin yang lain, tetapi tidak dicampur
dalam satu semprit.
Efek samping Vaksin Campak Panas
dan kemerahan
Anak-anak mungkin panas selama 1 - 3
hari setelah satu minggu penyuntikan, kadang-kadang disertai kemerahan seperti
penderita campak ringan.
f.Jadwal Pemberian Imunisasi
Vaksin
|
Pemberian Imunisasi
|
Selang Pemberian
|
Umur
|
Keterangan
|
BCG
DPT
POLIO
Campak Hepatitis B
|
1 x
3 x (DPT 1, 2, 3)
4 x (Pol 1, 2, 3, 4)
1 x
3 x (Hep B 1, 2, 3)
|
-
4 mgg
4 rngg
-
4 mgg
|
0 – 11 bl
2 – 11 bl
0 – 11 bl
9 – 11 bl
0 – 11 bl
|
Untuk bayi yang lahir di RS /
puskesmas
HB, BCG dan
Polio dapat segera
berikan.
|
4. Metode
v Ceramah
v Tanya jawab
5.
Alat peraga
Leaflat
6. Kegiatan penyuluhan
TAHAP
|
WAKTU
|
KEGIATAN
|
1. Pembukaan
2. Pengembangan
3. Penutup
|
3 menit
15 menit
2 menit
|
1. Salam
2. Perkenalan
3. Menjelaskan Tujuan
4. Membagi leaflet
1. Memberi penyuluhan tentang imunisasi mengenai:
a. Pengertian Imunisasi
b. Macam-macam imunisasi wajib
c. Tujuan dari masing-masing imunisasi
d. Penyakit apa saja yang dapat dicegah dengan
imunisasi
e. Cara pemberian dan efek samping dari
masing-masing imunisasi
2. Memberikan kesempatan ibu-ibu untuk bertanya
3. Memberi jawaban atas pertanyaan dan ibu-ibu
4. Menjelaskan jadwal pemberian imunisasi wajib
pada bayi.
5. Mengadakan pendalaman materi dengan memberikan
pertanyaan.
1. Menyimpulkan hasil penyuluhan tentang imunisasi
wajib bersama peserta.
2. Salam
|
7.Sumber /Literatur
- Suraatmaja,
Sudarjat. 1995. Imunisasi. Jakarta : Arcan
- Wabah, A Samik.
2002. Sistem Imun, Imunisasi dan Penyakit Imun. Jakarta : Widya
Medika
- Departemen
Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI. 2000. Modul Latihan Petugas
Imunisasi. Edisi ketujuh. Jakarta
- Geogre, Disk.
1995. Imunisasi Dalam Praktek MTP Press Limed. Jakarta: Hipokrates.
- http: //vinadanvani.wordpress.com/2008/02/17/5
– jenis – imunisasi – yang - wajib-diperoleh – bayi – sebelum – usia –
setahun
- http: //vinadanvani.wordpress.com/2008/02/20/
– jenis – imunisasi – yang – diwajibkan – dan – anjurkan
- http: //vinadanvani.wordpress.com/2008/04/07/
imunisasi – polio
8.Evaluasi
Pelaksanaan
1. Tanggal :
05-05-2010
2. Waktu :
10.20 WIB
3. Tempat :
Posyandu Depok I
4. Jumlah peserta :
12 orang
5. Respons terhadap penyuluhan
a. Jumlah peserta aktif : 1 orang
b. Jumlah pertanyaan :
1 buah
c. Pertanyaan :
1. Kenapa kalo anak sakit tidak boleh di imunisasi?
Karena ketika kekebalan
tubuh anak menurun, vaksin yang dimasukkan dalam tubuh anak tersebut akan
mengalami disfungsi,artinya tidak berfungsi secara tepat meningkatkan daya
tahan tubuh anak,melainkan justru menyerang kekebalannya dan menyebabkan sakit
yang lebih parah.misalnya pemberian imunisasi polio yang justru menyebabkan
kelumpuhan.
<< Beranda