Contoh Tugas Akbid Abortus Incomplete
ASUHAN KEBIDANAN
KOMPREHENSIF
PADA NY.”K” GII
P1001 UK 9 1/7 MINGGU DENGAN ABORTUS INKOMPLETUS DI
RSUD dr.SOEDOMO TRENGGALEK
Disusun
Oleh:
OKTALIA URDA KUSUMANINGTYAS (1202430033)
KEMENTERIAN KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DIV
KEBIDANAN KLINIK KEDIRI
2012/2013
LEMBAR
PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN
KOMPREHENSIF
PADA NY.”K” GII P1001 UK 9 1/7 MINGGU
DENGAN ABORTUS INKOMPLETUS DI RSUD dr.SOEDOMO TRENGGALEK
Mahasiswa,
OKTALIA URDA KUSUMANINGTYAS
NIM. 1202430033
Pembimbing
Institusi, Pembimbing
Klinik,
NIP.
NIP.
LEMBAR PENGESAHAN
Pembimbing Institusi Mahasiswa
NIP.
NIM. 1202430033
Mengetahui,
Kaprodi DIV Kebidanan Klinik Pembimbing Klinik
NIP. NIP.
LEMBAR PERSETUJUAN
ASUHAN KEBIDANAN
KOMPREHENSIF
PADA NY.”K” GII P1001 UK 9 1/7 MINGGU
DENGAN ABORTUS INKOMPLETUS DI RUANG VK RSUD dr.SOEDOMO TRENGGALEK
Mahasiswa
OKTALIA URDA K
NIM. 1202430033
Mengetahui,
Pembimbing Institusi Pembimbing Klinik
NIP. NIP.
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Asuhan Kebidanan pada Ny “K” GIIP1001 UK 9 1/7
MINGGU DENGAN ABORTUS INKOMPLETUS DI RSUD dr.SOEDOMO TRENGGALEK.
Asuhan Kebidanan ini disusun dalam
rangka memenuhi tugas praktek klinik kebidanan dan diharapkan dapat
meningkatkan pengetahuan pembaca.
Ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
tersusunnya Askeb ini,terutama kepada:
1.
Ibu Sri Rahayu, S.Kep.Ns, M.Kes selaku
Kaprodi DIV
Kebidanan Klinik
2.
Ibu Dwi Estuning Rahayu, S.Pd, S.Kep.Ns, M.Sc selaku pembimbing
institusi
3.
Ibu Suprapti, SST., selaku Pembimping Klinik Ruang Bersalin RSUD dr.Soedomo Trenggalek
4.
Ibu Puji Astutik, SST., selaku Pembimping Klinik Ruang Bersalin RSUD dr.Soedomo Trenggalek
Penulis menyadari bahwa Asuhan kebidanan ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu penulis harapkan adanya
saran dan kritik yang membangun dari semua pihak guna perbaikan penulisan
berikutnya. Semoga dengan adanya asuhan kebidanan ini dapat memberikan manfaat
bagi pembaca umumnya dan penulis khususnya.
Trenggalek, November 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut World Health
Organization (WHO) di negara-negara miskin dan sedang berkembang, kematian
maternal berkisar antara 750-1.000 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan di
negara-negara maju kematian maternal berkisar antara 5-10 per 100.000 kelahiran
hidup.
Derajat kesehatan ibu tetap merupakan
prioritas utama dalam pembangunan kesehatan menuju tercapainya Indonesia Sehat
2010. Mengenai penyebab kematian bahwa 90% kematian ibu disebabkan oleh
perdarahan, toksemia gravidarum, infeksi, partus lama dan komplikasi abortus.
Kematian ini paling banyak terjadi pada
persalinan yang sebenarnya dapat dicegah.
Salah satu
faktor penting dalam upaya penurunan angka kematian tersebut yaitu penyediaan
pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang berkualitas dekat dengan
masyarakat belum terlaksana dengan baik.
Masalah
abortus dikemukakan kaitannya dengan tingginya angka kematian ibu (AKI)
melahirkan. Indonesia berada di peringkat tertinggi senegara-negara di Asia
Tenggara Assosiation South Easth Asian Nation (ASEAN). Sewaktu kejadian abortus
di Indonesia mencapai 400 per 100.000 kelahiran hidup, di Singapura hanya enam,
Brunei Darussalam nihil, Malaysia 39, Thailand 44, Filipina 170 (Rahman
M,2000). Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2009 terdapat 750.000 –
1,5 juta abortus yang terjadi di Indonesia, 2500 orang diantaranya berakhir
dengan kematian (Pusdiknakes, 2009). Aborsi berkontribusi 11,1 % terhadap Angka
Kematian Ibu (AKI) yang berjumlah 248 orang/100.000 kelahiran hidup.
Berjuta-juta wanita setiap tahunnya mengalami kehamilan
yang tidak diinginkan. Beberapa kehamilan berakhir dengan Berjuta kelahiran
tetapi beberapa diantaranya diakhiri dengan abortus. Abortus adalah ancaman
atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan dan
sebagai batasan digunakan kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin
kurang dari 500 gram, sedangkan menurut WHO batasan usia kehamilan adalah
sebelum 22 minggu.
Abortus Inkomplet adalah janin kemungkinan sudah
keluar bersama-sama dengan plasenta pada abortus yang terjadi sebelum minggu
ke-10, tetapi sesudah usia kehamilan 10 minggu, pengeluaran janin dan plasenta
akan terpisah. Bila janin dan plasenta tidak dapat lahir
seluruhnya / sebagian tetap tinggal dalam uterus maka bisa menimbulkan
perdarahan.
Adapun faktor yang menyebabkan terjadinya abortus
pada umumnya adalah gangguan pertumbuhan zigot, embrio, plasenta, infeksi,
kelainan uterus, dan faktor eksternal seperti radiasi dan obat-obatan
,sedangkan komplikasi yang dapat mengancam jiwa ibu akibat abortus adalah
perdarahan, infeksi, perforasi, dan syok. Upaya yang bisa dilakukan untuk
mencegah sekaligus menekan kejadian abortus dengan menganjurkan ibu hamil
melakukan pemeriksaan kehamilan (ANC) secara teratur, memberikan konseling
tentang pentingnya keluarga berencana (KB) untuk mengatur jarak
kehamilan.
Tingginya kejadian abortus yang ditemukan oleh karena itu peran bidan sangat dibutuhkan
untuk memberikan sebuah asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny “K” GIIP1001
UK 9 1/7 minggu dengan abortus inkompletus di RSUD dr.Soedomo
Trenggalek.
1.2 Tujuan
1.1.1
Tujuan Umum
Diharapkan mampu melakukan Asuhan Kebidanan pada Ny “K” GIIP1001
UK 9 1/7 minggu dengan abortus inkompletus di RSUD dr.Soedomo
Trenggalek.
1.1.2
Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa mampu melakukan :
a.
Dapat melaksanakan pengkajian
dan analisa data dasar pada Ny “K” GIIP1001 UK 9 1/7
minggu dengan abortus inkompletus di RSUD dr.Soedomo Trenggalek.
b.
Dapat mengidentifikasi
dioagnosa / masalah aktual pada Ny “K” GIIP1001 UK 9 1/7
minggu dengan abortus inkompletus di RSUD dr.Soedomo Trenggalek.
c.
Dapat mengantisipasi diagnosa /
masalah potensial pada Ny “K” GIIP1001 UK 9 1/7 minggu dengan
abortus inkompletus di RSUD dr.Soedomo Trenggalek.
d.
Dapat melaksanakan tindakan
segera dan kolaborasi pada Ny “K” GIIP1001 UK 9 1/7 minggu dengan
abortus inkompletus di RSUD dr.Soedomo Trenggalek.
e.
Dapat merencanakan tindakan
asuhan kebidanan pada Ny “K” GIIP1001 UK 9 1/7 minggu dengan
abortus inkompletus di RSUD dr.Soedomo Trenggalek.
f.
Dapat melaksanakan tindakan
asuhan kebidanan pada Ny “K” GIIP1001 UK 9 1/7 minggu dengan
abortus inkompletus di RSUD dr.Soedomo Trenggalek.
g.
Dapat mengevaluasi asuhan
kebidanan pada Ny “K” GIIP1001 UK 9 1/7 minggu dengan
abortus inkompletus di RSUD dr.Soedomo Trenggalek.
1.3 Manfaat
a. Bagi penulis : penulis dapat menambah
pengetahuan tentang dan keterampilan dalam melakukan perawatan dan asuhan
kebidanan pada kasus Abortus incomplet.
b. Bagi pelayanan kesehatan: dapat memberikan
pelayanan dan penanganan yang tepat pada ibu dengan Abortus incomplet.
1.4 Metode Pengumpulan Data
Manejemen kebidanan komprehensif ini menggunakan
metode pengumpulan data sebagai berikut:
a. Wawancara : tanya jawab secara langsung (anamnesa)
kepada suami atau keluarga pasien
b. Observasi : melakukan pemeriksaan, baik
dengan inspeksi, palpasi, perkusi maupun auskultasi.
c. Studi dokumentasi : dengan melihat data dan riwayat ibu direkam
medic.
d. Studi kepustakaan: menggunakan buku untuk sumber teori dan browsing
internet.
e. Pemeriksaan : pemeriksaan umum (tanda- tanda vital), pemeriksaan
fisik, pemeriksaan penunjang.
1.2 Sistematika Penulisan
Halaman Judul
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar
BAB I. PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
1.2.Tujuan
1.3.Manfaat
1.4.Metode
Pengumpulan Data
1.5.Sistematika
Penulisan
BAB II. TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Konsep Abortus Incomplet
-
Pengertian
-
Etiologi
-
Tanda dan gejala Abortus
Imminens
-
Patofisiologi Abortus Imminens
-
Klasifikasi Abortus
-
Asuhan/pengobatan
2.2
Konsep Manajemen Asuhan
Kebidanan
BAB III. TINJAUAN
KASUS
3.1.
Pengkajian
3.2.
Identifikasi Diagnosa/Masalah
3.3.
Antisipasi Diagnosa/Masalah Potensial
3.4.
Identifikasi Kebutuhan Segera
3.5.
Intervensi
3.6.
Implementasi
3.7.
Evaluasi
BAB IV. PEMBAHASAN
Berisi analisis
tentang kesenjangan antara teori dan praktik
BAB V. PENUTUP
5.1.
Kesimpulan
5.2.
Saran
Daftar Pustaka
BAB 2
TINJAUAN
PUSTAKA
I.
KONSEP
KEHAMILAN
A. Pengertian Kehamilan
Pengertian kehamilan menurut Cibermed
(2006) adalah suatu kejadian dimana
janin dikandung di dalam tubuh wanita, yang sebelumnya diawali dengan proses pembuahan dan kemudian
akan diakhiri dengan proses persalinan. Indiarti (2008) berpendapat bahwa
kehamilan merupakan periode dimana janin selama sembilan bulan berada di rahim
ibu sampai menjadi bayi yang sempurna. Bermula dari pertemuan sel sperma dan
sel telur. Periode kehamilan dihitung sejak hari pertama haid terakhir (HPHT)
sampai menjelang persalinan bayi.
B. Pembagian Kehamilan
Menurut Varney (2006) Periode kehamilan
dibagi menjadi tiga trimester, trimester pertama secara umum berlangsung pada
minggu pertama sampai minggu ke 12 (12 minggu), trimester ke dua pada minggu ke
13 sampai minggu ke 27 (15 minggu), trimester ke tiga pada minggu ke 28 hingga
ke 40 (13 minggu). Sedang Hot Topic (2006) membagi kehamilan menjadi periode tiga bulanan yaitu:
1). trimester pertama (1-12 minggu)
2). trimester kedua (13-24 minggu)
3). trimester ketiga (25 minggu ke
atas)
C. Diagnosis Kehamilan
Menurut Salmah (2006) untuk memastikan kehamilan
perlu pemeriksaan khusus. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil
normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari
pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama
dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai
6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Saifuddin, 2008).
Perkiraan kehamilan bisa dilihat
melalui tanda subjektif dan tanda objektif. Diagnosa kehamilan bisa ditegakkan
dengan melihat tanda-tanda baik tanda pasti maupun tanda mungkin.
Indiarti (2008) mengemukakan tanda-tanda
kehamilan antara lain:
1). Haid berhenti ini adalah tanda
kehamilan pertama, pada saat ini terjadi pembuahan di dalam rahim ibu dan dapat
dipastikan telah terjadi kehamilan, sehingga wanita tidak mengalami haid.
2). Rasa mual dan muntah
Rasa mual ini muncul karena adanya peningkatan hormonal.
3). Rasa lelah dan lesu
Saat hamil tubuh mengalami perubahan metabolisme, seluruh tubuh melakukan
penyesuaian terhadap proses baru bertumbuhnya janin, baik secara fisik maupun
emosional.
4). Lebih sering kencing
Karena adanya pertumbuhan rahim yang menekan kandung kencing dan karena
perubahan hormonal
5). Panca indra dan emosi lebih peka
Sebagai pertanda kehamilan wanita merasakan dirinya sangat sensitif
terhadap aroma dan makanan tertentu.
6). Gangguan sembelit
Disebabkan karena hormon progesteron yang diproduksi pada masa kehamilan
menyebabkan usus lebih lentur dan dan menjadi kurang efisien.
7). Naiknya suhu tubuh
Saat terjadi pembuahan, ovum dibuahi di tuba falopi, dan membutuhkan
sekitar seminggu untuk ke rahim di mana ovum terbuahi akan menempel di sana.
Jika diukur saat ini dipastikan suhu basal tubuh akan meningkat.
8). Tes kehamilan
Pemeriksaan untuk memastikan
kehamilan antara lain dengan tes urine untuk melihat kadar HCG dalam urine,
dengan tes darah untuk mendeteksi kadar HCG yang mulai meningkat satu minggu
paska pembuahan, tes USG dilakukan bila tes urine dan tes darah tidak memberikan
hasil yang pasti tetapi biasanya dokter menganjurkan USG untuk kepentingan
kesehatan atau medis saja.
D. Fisiologi pertumbuhan janin
Proses kehamilan merupakan mata rantai yang
berkesinambungan yang terdiri dari ovulasi, migrasi ovum dan spermatozoa,
konsepsi dan pertumbuhan zygote, nidasi, pembentukan plasenta, tumbuh kembang
konsepsi sampai aterm. Indiarti (2008) menjelaskan bahwa proses tumbuh dan
berkembang hasil konsepsi bisa dilihat
dari bulan ke bulan yaitu:
"
Tumbuh kembang trimester
pertama:
1). Bulan pertama.
Pada minggu pertama terjadi konsepsi yang kemudian membentuk zigot , pada
tahap selanjutnya zigot membelah diri sepanjang saluran telur menuju rahim dan
akhirnya menanamkan diri pada dinding rahim, sel akan terus berkembang
membentuk lapisan-lapisan yang merupakan cikal bakal pembentukan
berbagai organ janin. Bakal janin selanjutnya menempel pada dinding rahim, bagian yang tidak melekat pada dinding rahim
akan membesar, pada saat ini akan mulai terbentuk cikal bakal tulang belakang,
tulang ekor, tulang iga, dan sistem syaraf pusat juga terbentuk cikal bakal
jantung dan jaringan pembuluh darah, seminggu kemudian sel-sel darah akan mulai mengisi
pembuluh-pembuluh jantung ini. Ketika embrio berumur 4 minggu dua lubang
terbentuk pada wajahnya, masing-masing terletak pada tiap sisi kepala embrio.
Mata akan terbentuk di kedua lubang ini pada minggu keenam, mendekati akhir
bulan pertama ini jantung mulai memompa darah ke seluruh bagian tubuh janin.
2). Bulan kedua
Pada minggu kelima, tangan
dan kaki embrio mulai terlihat. Ukuran embrio saat ini seperti sebuah biji
apel, vesikel otak primer mulai terbentuk, sistem syaraf mulai berkembang. Pada
minggu keenam embrio terlihat seperti berudu, kepala, ekor tangan dan anggota
badan masih seperti tunas, pada minggu ini pembentukan awal dari hati,
pankreas, paru-paru, kelenjar tyroid dan jantung berlangsung. Pada minggu
ketujuh organ jantung terbentuk lebih sempurna, syaraf dan otot bekerja
bersamaan untuk pertama kalinya bayi mempunyai reflek dan bergerak spontan,
akhir minggu ini otak akan terbentuk lengkap, ukuran janin saat ini kurang
lebih 20 mm dan beratnya sekitar 13 sampai 15 gram. Pada minggu kedelapan
embrio berukuran 25-30 mm, organ reproduksinya mulai terbentuk, begitu juga
dengan kartilago dan tulang, diusia ini bagian yang menghubungkan embrio dengan
plasenta tumbuh menjadi tali pusat.
3). Bulan ketiga
Pada awal bulan ketiga pergerakan pertama fetus dapat dideteksi dengan
USG, pada minggu kesepuluh tulang sudah menggantikan kartilago, diagfragma
memisahkan jantung dan paru-paru dari perut. berat janin sekitar 13 gram dengan
panjang sekitar 3,5 cm. Semua organ vital sudah terbentuk, di akhir trimester
pertama, organ-organ tubuh sudah terbentuk. Saat ini janin rawan terhadap
kemungkinan keguguran.
"
Tumbuh kembang trimester
kedua:
4). Bulan keempat
Pada bulan keempat ini janin semakin membesar dan aktif bergerak sehingga
dapat dirasakan ibunya, pada akhir bulan keempat diperkirakan panjang
janin 10 cm dan beratnya sekitar 20 gram. Wajahnya sudah mulai terbentuk, pada
wajah ini akan terbentuk hidung, pipi, bibir bawah, dagu serta jaringan otot
yang membentuk wajah janin, jaringan pada bola matanya telah lengkap tumbuh
kembang janin pada bulan keempat didukung oleh plasenta.
5). Bulan kelima
Pada bulan ini seluruh jaringan syaraf di dalam otak telah selesai
terbentuk, otak dan medulla spinalis terus mengalami pematangan selama
kehamilan. Panjang tubuh janin mencapai 20-25 cm dengan berat 0,5 kg atau
lebih. Pada saat ini janin mulai ditumbuhi rambut-rambut halus di bagian tubuh
tertentu yang bersama-sama lapisan lemak akan melindungi terhadap gesekan atau
goresan saat akan dilahirkan.
6). Bulan keenam
Pada bulan ini indra dan organ pendengaran mulai berkembang walau belum
sepenuhnya berfungsi. Berat tubuh janin bertambah sekitar 150 gram setiap
minggu, di akhir bulan panjang janin mencapai 39 cm dan beratnya 1,1 kg. Mulai
saat ini janin tak bisa bergerak dengan leluasa karena seluruh ruangan dalam
rahim sudah terisi.
"
Tumbuh kembang trimester
ketiga:
7). Bulan ketujuh
Pada awal bulan ini tubuh janin mulai membentuk lemak coklat, pada
pertengahan bulan ini dibentuk lemak putih bersamaan dengan pembuluh darah
kapiler di bawah jaringan kulit mulai dialiri darah. Panjangnya kini mencapai
43 cm dan berat 2 kg. Pada saat ini otak mengalami perkembangan pesat, sel-sel
syaraf baru yang berjumlah jutaan akan mengisi seluruh bagian otak janin.
8). Bulan kedelapan
Pada bulan ini kelima indera janin sudah mulai berfungsi. Perkembangan
otak janin masih berkembang pesat, sehingga fungsi otak janin semakin baik
dalam menghantarkan rangsangan-rangsangan syaraf. Berat janin bisa mencapai 2,5
kg dengan panjang janin 45-50 cm, volume cairan ketuban akan mencapai kapasitas
optimal.
9). Bulan kesembilan
Pada bulan terakhir ini proses yang terjadi pada janin lebih bersifat
penyempurnaan. Beberapa organ seperti organ pernafasan dan pencernaan belum
berfungsi sebagaimana mestinya. Berat janin bisa mencapai 2,5 – 3,5 kg.
Pada bulan terakhir ini tubuh ibu memberikan zat antibodi yang berfungsi sebagai
perisai bagi janin untuk menangkal berbagai penyakit. Pada saat janin berusia
39 minggu sudah dapat menjalankan fungsi tubuhnya sendiri.
E. Tanda Bahaya Kehamilan
Menurut Cibermed (2006) kelainan pembentukan
organ (malformasi) paling banyak terjadi pada trimester pertama kehamilan yang
merupakan merupakan masa-masa pembentukan organ dimana embrio sangat rentan
terhadap efek obat-obatan atau virus. Menurut Manuaba (2008) gawat darurat pada
hamil muda antara lain terjadi hyperemesis gravidarum, abortus, kehamilan
ektopik, dan mola hidatidosa.
Menurut Salmah (2006) yang perlu diketahui
pasien dan keluarga untuk mengenal tanda bahaya kehamilan pada trimester 1 dan
2 yaitu perdarahan yang keluar dari jalan lahir, hiperemesis, preeklamsi dan
eklamsia, ketuban pecah dini, dan gerakan janin yang tidak dirasakan. Adapun
salah satu tanda bahaya yang
penulis uraikan di sini adalah perdarahan yang keluar dari jalan lahir, yang bisa terjadi pada trimester 1 dan 2
kehamilan dapat dibedakan menjadi:
abortus yaitu pengakhiran kehamilan dengan cara apapun sebelum janin cukup
berkembang untuk dapat hidup di luar kandungan. Ada beberapa bentuk abortus
yaitu abortus imminens, abortus insipien, abortus inkomplit, abortus komplit,
abortus infeksius, missed abortion; plasenta previa yaitu keadaan ketika plasenta
terletak di tempat yang tidak normal yaitu di segmen bawah uterus sehingga
menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri interna. Plasenta previa terdiri
dari plasenta previa totalis, plasenta previa lateralis, plasenta previa
marginalis, plasenta letak rendah; dan solusio plasenta yaitu peristiwa terlepasnya plasenta dari tempatnya
yang normal sebelum anak lahir. Dari uraian tersebut akan dijelaskan lebih lanjut mengenai tanda bahaya
perdarahan hamil muda yaitu tentang
abortus khususnya abortus inkomplit.
II.
KONSEP
ABORTUS
A. DEFINISI
-
Abortus adalah terhentinya kehamilan sebelum minggu ke 20 dan
berat kurang dari 500 gram (Joseph & Nugroho, 2010)
-
Abortus adalah keluarnya janin sebelum mencapai viable yang masa
gestasi belum mencapai 28 minggu dan beratnya kurang dari 500 mg (Sujiyatini,
2009)
-
Abortus adalah suatu usaha
mengakhiri kehamilan dengan mengeluarkan hasil pembuahan secara paksa sebelum
janin mampu bertahan hidup jika di ahirkan (Helen Varney, 2006)
-
Abortus adalah berakhirnya
kehamilan melalui cara apapun sebelum janin mampu bertahan hidup (F . Gary Cunningham, 2005)
B. ETIOLOGI
Penyebab abortus merupakan gabungan
dari beberapa faktor. Umumnya abortus di dahului oleh kematian janin.
Faktor- faktor yang dapat mnyebabkan
terjadinya abortus, yaitu :
1.
Faktor janin – kelainan yang paling sering di jumpai pada abortus adalah
gangguan pertumuhan zigot, embrio , janin atau plasenta, kelainan tersebut
biasanya menyebabkan abortus pada trimester perama, yakni :
a.
Kelainan telur kosong ( bligted
ovum ), kerusakan embrio atau kelaianan kromosom ( monosomi, trisomi , atau
poli ploidi )
b.
Embrio dengan kelainan local
c.
Abnormalitas pembentukan
plasenta ( hiploplasi troflobas ).
2.
Faktor Maternal
a.
Infeksi – infeksi maternal
dapat membawa resiko bagi janin yang sedang berkembang, terutama pada tri
semester pertama atau awal trimester kedua tidak diketahui penyebab kematian janin secara
pasti, apakah janin yang menjadi terinfeksi ataukah toksin yamg dihasilkan oleh
mikroorganisme penyebabnya.
Penyakit – penyakit yang dapat menyebabkan abortus :
·
Virus – Misalnya rubella, sito
mealovirus, virus herpes simpleks, varicella zoster, vaccinia, campak
hepatitis, polio dan ensefalo mielitis.
·
Bakteri – Misalnya sallmonela
typhi.
·
Parasit misalnya – toxoplasma
gondii, plasmodium
b.
Penyakit vascular- misalnya
hipentensi vaskular.
c.
Kelainan endokrin-abortus
spontan dapat terjadi bila produksi progesteron tidak mencukupi atau pada
peyakit di fungsi tiroid; difisiensi insulin
d.
Faktor imunlogis- ketidak
cocokan ( inkomtabilitas ) sistim HLA ( Human Leucocyte Antigen)
e.
Trauma khususnya jarang terjadi
umumnya abortus terjadi segera setelah trama tersebut, misalnya trauma akibat
pebedahan :
·
Pengangkatan ovarium yang
mengandung korpus luteum graviditatum sebelum minggu ke 8.
·
Pembedahan intra abdominal dan
operasi pada uterus pada saat hamil
f.
Kelainan pada uterus-
Hipoplasia uterus, mioma ( terutama mioma sub mukosa) serviks incompetent atau
retro fleksio uteri gravidi incarcerate
g.
Faktor psikosomatik – pengaruh
dari faktor ini masih dipertanyakan
3.
Faktor eksternal
a.
Radiasi – dosis 1-10 rad bagi
janin pada kehamilan 9 minggu pertama merusak janin dan dosis yang lebih tinggi
dapat menyebabkan keguguran.
b.
Obat – obatan antagonis asam
folat, antikoagulan, dan lain- lain. Sebaiknya tidak menggunakan obat –obatan
sebelum kehamilan 16 minggu, kecuali telah dibuktikan bahwa obat tersebut tidak membahayakan janin, atau untuk
pengobatan penyakit ibu yang parah.
c.
Bahan – bahan kimia lainya, seperti bahan yang mengandung arsen dan
benzene.
( Sulaiman
Sastrawinata , 2005)
C. KLASIFIKASI
Klasifikasi abortus yaitu
1.
Abortus spontan adaah keluarnya
hasil konsepsi tanpa investasi medis maupun mekanisa
Secara klinis abortus spontan di bedakan menjadi :
a.
Abortus Imminens
Adalah peristiwa
terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, dimana
hasil konsepsi masih dalam uterus, tanpa adanya dilatasi serviks.
Diagnosis abortus
imminens ditentukan karena pada wanita hamil terjadi perdarahan melalui ostium
uteri eksternum, disertai mules sedikit atau tidak sama sekali, uterus membesar
sesuai tuanya usia kehamilan, serviks belum membuka, dan tes kehamilan positif.
Pada beberapa wanita hamil dapat terjadi perdarahan sedikit pada saat haid yang
semestinya datang jika tidak terjadi pembuahan. Hal ini disebabkan oleh
penembusan villi koriales ke dalam desidua, pada saat implantasi ovum.
Perdarahan implantasi biasanya sedikit, warnanya merah, dan cepat berhenti,
tidak disertai mules – mules. (Sarwono, 2008 :305)
b.
Abortus insipiens
Adalah peristiwa
perdarahan
uterus pada kehamilan 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri meningkat,
tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus. Dalam hal ini rasa mules menjadi
lebih sering dan kuat, perdarahan bertambah banyak.
(Sarwono,
2008 :306)
Penanganan abortus
insipien dengan pengeluaran hasil konsepsi, dapat dilaksanakan dengan
kuret vakum atau cunam ovum, disusul dengan kerokan. Pada kehamilan lebih dari
12 minggu biasanya perdarahan tidak banyak dan bahaya perforasi pada kerokan
lebih besar, maka sebaiknya proses abortus dipercepat dengan pemberian infus
oksitosin dan pemberian antibiotic selama 3 hari (Saifuddin 2006;147).
c.
Abortus Inkompletus
Adalah pengeluaran
sebagian hasil konsepsi pada kehamilan 20 minggu dengan masih ada sisa
tertinggal dalam uterus. Pada pemeriksaan vaginal, kanalis servikalis terbuka
dan jaringan dapat diraba dalam kavum uteri atau kadang – kadang sudah menonjol
dari ostium uteri eksternum. Perdarahan pada abortus inkompletus dapat banyak
sekali sehingga menyebabkan syok dan perdarahan tidak akan berhenti sebelum
sisa hasil konsepsi dikeluarkan.(Sarwono,
2008 :307). Penanganan abortus inkomplit yaitu dengan
pemberian transfusi darah bila HB <8 2009="" 3="" ada="" antibiotic="" atasi="" atau="" bila="" cairan="" dahulu="" dan="" dengan="" digital="" gram="" hari="" jaringan="" kuretase="" metode="" mungkin="" obat="" pemberian="" pengeluaran="" ribadi="" secepat="" selama="" span="" syok="" tanda-tanda="" terlebih="" uterotonika=""> 8>
d.
Abortus Komplitus
Pada abortus
kompletus semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan. pada penderita ditemukan
perdarahan sedikit, ostium uteri telah menutup, dan uterus sudah banyak
mengecil. Diagnosa dapat dipermudah apabila hasil konsepsi dapat diperiksa dan
dapat dinyatakan bahwa semuanya sudah keluar dengan lengkap. Penderita
dengan abortus kompletus tidak memerlukan pengobatan khusus, hanya apabila
menderita anemia perlu diberi sulfas ferrosus atau tranfusi.
(Sarwono,
2008 :308)
e.
Missed Abortus
Missed abortion
ialah kematian janin berusia sebelum 20 minggu, tetapi jani mati itu tidak
dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih. Etiologi missed Abortion tidak
diketahui, tetapi diduga pengaruh hormone progesterone. Pemakaian hormone
progesterone pada abortus imminens mungkin juga dapat menyebabkan missed
abortion.Missed abortion biasanya didahului oleh tanda – tanda abortus imminens
yang kemudian menghilan secara spontan atau setelah pengobatan. Gejala
subyektif kehamilan menghilang, mammae agak mengendor lagi, uterus tidak
membesar lagi malah mengecil, tes kehamilan menjadi negative. Dalam
ultrasonogafi dapat ditentukan segera apakah janin sudah mati dan besarnya
sesuai dengan usia kehamilan. Perlu diketahui bahwa missed abortion kadang –
kadang disertai oleh gangguan pembekuan darah karena hipofibrinoganemia,
sehingga pemeriksaan kea rah ini perlu dilakukan.
(Sarwono,
2008: 308)
f.
Abortus Habitualis
Adalah abortus
spontan yang terjadi 3 kali atau lebih berturut – turut.
Pada umumnya penderita
tidak sukar untuk menjadi hamil, tetapi kehamilanya berakhir sebelum usia 28
minggu. Etiologi abortus habitualis pada dasarnya sama dengan sebab abortus
spontan seperti yang telah dibicarakan. Selain itu telah ditemukan sebab
imunologik yaitu kegagalan reaksi terhadap antigan lymphocyte trophoblast cross reactive (TXT). Pasien dengan reaksi
lemah atau tidak ada akan mengalami abortus. Sistem TXT ini merupakan cara
untuk melindungi kehamilan. Abortus habitualis yang terjadi pada trimester ke 2
dapat disebabkan oleh serviks uteri yang tidak sanggup terus menutup, melainkan
perlahan – lahan membuka(inkomplet). Kelainan ini sering kali akibat trauma
serviks, misalnya karena usaha pembukaan serviks yang berlebihan, robekan
serviks yang luas dan sebagainya.
(Sarwono,
2008 :309)
2.
Abortus buatan
Adalah abortus yang
terjadi akibat intervensi tertentu yang bertujuan untuk mengakhiri proses
kehamilan. Terminologi untuk keadaan ini adalah pengguguran, aborsi atau
abortus provokatus.
a.
Abortus Provokatus
Medisinalis/Artificialis/Therapeuticus, abortus yang dilakukan dengan disertai
indikasi medik. Di Indonesia yang dimaksud dengan indikasi medik adalah demi
menyelamatkan nyawa ibu. Syarat-syaratnya:
-
Dilakukan oleh tenaga kesehatan
yang memiliki keahlian dan kewenangan untuk melakukannya (yaitu seorang dokter
ahli kebidanan dan penyakit kandungan) sesuai dengan tanggung jawab profesi.
-
Harus meminta pertimbangan tim
ahli (ahli medis lain, agama, hukum, psikologi).
-
Harus ada persetujuan tertulis
dari penderita atau suaminya atau keluarga terdekat.
-
Dilakukan di sarana kesehatan
yang memiliki tenaga/peralatan yang memadai, yang ditunjuk oleh pemerintah.
-
Prosedur tidak dirahasiakan.
-
Dokumen medik harus lengkap.
b.
Abortus Provokatus Kriminalis,
aborsi yang sengaja dilakukan tanpa adanya indikasi medik (ilegal). Biasanya
pengguguran dilakukan dengan menggunakan alat-alat atau obat-obat tertentu.
(Sarwono,
2008: 310)
D. FAKTOR PREDISPOSISI
Ø Alasan utama terjadinya keguguran pada awal kehamilan ialah kelainan
genetic.
(
Helen Varney ,2006)
Ø Alasan lain terjadinya keguguran adalah kadar progesteron yang tidak
normal, kelaianan pada kelenjar tiroid, diabetes yang tidak terkontrol,
kelainan pada rahim infeksi dan penyakit lainya.
Ø Faktor janin yaitu :
Perkembangan zigot abnormal, temuan morfologis tersering
pada abortus spontan dini adalah kelainan perkembangan zigot,mudiqoh, janin
bentuk awal, atau kadang – kadang plasenta
( F. Gary Cunningham
, 2005)
E. TANDA DAN GEJALA
Ø Tanda dan gejala yang timbul yaitu :
1.
Perdarahan ringan ataupun berat
tergantung pada jenis abortus
2.
Serviks tertutup atau membuka
tergantung pada jenis abortus
3.
Uterus sesuai usia kehamilan
4.
Uterus lebih lunak dari normal
Ø Tanda dan gejala yang kadang timbul yaitu :
1.
Kram / nyeri abdomen bagian
bawah
2.
Riwayat pengeluaran hasil
konsepsi
3. Nyeri tekan uterus
( Devi yuliarti ,2005)
F. PATOFISIOLOGI
Gejala awal yang di timbulkan
terjadinya perdarahan dalam desidua basalis yang diikuti oleh nekrosis jaringan
sekitarnya yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnya,
sehingga bagian yang terlepas ini merupakan benda asing dalam uterus. Ini
menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut, oleh
karena adanya kontraksi uterus maka akan memberi gejala umum berupa nyeri perut
karena kontraksi disertai perdarahan dan pengeluaran seluruh atau sebagian
hasil konsepsi.
Pada kehamilan kurang dari 8 minggu hasil konsepsi biasanya dikeluarkan seluruhnya karena villi korialis belum menembus desidua lebih dalam. Pada kehamilan antara 8 – 14 minggu villi korialis menembus desidua lebih dalam, sehingga umumnya plasenta tidak dilepaskan sempurna yang dapat menyebabkan banyak perdarahan. Pada kehamilan 14 minggu yang dikeluarkan setelah ketuban pecah ialah janin, disusul beberapa waktu kemudian plasenta. Perdarahan tidak banyak jika plasenta segera terlepas dengan lengkap.
Pada kehamilan kurang dari 8 minggu hasil konsepsi biasanya dikeluarkan seluruhnya karena villi korialis belum menembus desidua lebih dalam. Pada kehamilan antara 8 – 14 minggu villi korialis menembus desidua lebih dalam, sehingga umumnya plasenta tidak dilepaskan sempurna yang dapat menyebabkan banyak perdarahan. Pada kehamilan 14 minggu yang dikeluarkan setelah ketuban pecah ialah janin, disusul beberapa waktu kemudian plasenta. Perdarahan tidak banyak jika plasenta segera terlepas dengan lengkap.
(Wiknjosastro, H. 2002. Hal 311-312)
Pada abortus tahap lebih lanjut, terdapat beberapa
kemungkinan hasil, janin yang tertahan dapatmengalami maserasi. Tulang –tulang
tengkorak kolaps dan abdomen kembung oleh cairan yang mengandung darah. Kulit
melunak dan terkelupas in utero atau dengan sentuhan ringan, meninggalkan
dermis. Organ- organ dalam mengalami degenerasi dan nekrosis. Cairan amnion
mungkin terserap saat janin tertekan dan
mengering untuk membentuk fetus kompresus. Kadang –kadang janin akhirnya
menjadi sedemikian kering dan tertekan sehinga mirip dengan perkamen, yang
disebut juga sebagai fetus papiraseus.
( F. Gary cungham
,2005)
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan dalam untuk ibu dengan abortus inkompletus :
1.
Pendarahan sedang hingga banyak
2. Teraba sisa jaringan buah kehamilan
3.
Ostium uteri terbuka
4. Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan.
( Yuni Kusmiyati,
2008)
H. PENATALAKSANAAN
Ø Abortus inkomplet
• jika pendarahan bersifat ringan
sampai sedang dan kehamilan urang dari 16 minggu, gunakan jari atau forsep
cincin ( atau forsep spoons ) untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang menonjol
keluar dari serviks
• Jika pendarahan bersifat berat dan kehamilan kurang
dari 16 minggu evakuasi uterus
• Aspirasi vakum manual merupakan
metode evakuasi yang lebih dipilih evakuasi dengan alat kuretase tajam hanya
boleh dilakukan jika aspirasi vakum manual tidak tersedia
• Jika evakuasi tidak mungkin
dilakukan segera, berikan ergometrin 0,2 mg melalui IM ( diulangi setelah 15
menit jika perlu ( atau misoprostol 400 mg per oral ( di ulangi sekali setelah empat jam jika perlu )
• Jika kehamilan lebih dari 16 minggu
• Infuskan oksitosin 40 unit dalam 1 l cairan iv (
salin ormal atau laktat ringer dengan kecepatan 40 tetes per menit sapai hasil
konsepsi keluar
• Berikan isoprostol 200 ug melalui
vagina setiap empat jam sampai hasil konsepsi keluar, tetapi jangan memberikan
misoprostol lebih dari 800 ug jika perlu
• Evakuasi sisa hasil konsepsi dari uterus
Pastikan terapi
tidak lanjut pada ibu setelah penanganan awal .
( Devi Yulianti ,
2005 )
I. KOMPLIKASI
Komplikasi yang berbahaya pada abortus adalah
perdarahan,perforasi, infeksi, syok, dan gagal ginjal akut.
1) Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari
sisasisa hasil konsepsi dan jika perlu pemberian transfusi darah.Kematian
karena perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada
waktunya.
2) Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama
pada uterus dalam posisi hiperretrofleksi.Jika terjadi peristiwa ini, penderita
pelu diamati dengan teliti.Jika ada tanda bahaya, perlu segera dilakukan
laparotomi, dan tergantung dari luas dan bentuk perforasi, penjahitan luka
perforasi atau perlu histerektomi.
Perforasi uterus pada abortus yang dikerjakan oleh orang
awam menimbulkan persolan gawat karena perlukaan uterus biasanya luas, mungkin
pula terjadi perlukaan pada kandung kemih atau usus.Dengan adanya dugaan atau
kepastian terjadinya perforasi, laparotomi harus segera dilakukan untuk
menentukan luasnya cedera, untuk selanjutnya mengambil tindakan-tindakan
seperlunya guna mengatasi komplikasi.
3) Infeksi
Infeksi dalam uterus atau sekitarnya dapat terjadi pada
tiap abortus, tetapi biasanya ditemukan pada abortus inkompletus dan lebih
sering pada abortus buatan yang dikerjakan tanpa memperhatikan asepsis dan
antisepsis. Apabila infeksi menyebar lebih jauh, terjadilah peritonitis umum
atau sepsis, dengan kemungkinan diikuti oleh syok. (Cunningham, 2005).
4) Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok
hemoragik) dan infeksi berat (syok endoseptik). Syok bacterial terjadi syok yang berat disebabkan oleh toksin. Pengotannya
ialah pemberian antibiotik, cairan kortikosteroid,dan heparin. ( Sulaiman
sastrawinarta, 2005)
5) Gagal ginjal akut
Gagal ginjal akut yang persisten pada kasus abortus
biasanya berasal dari efek infeksi dan hipovolemik yang lebih dari satu.Bentuk
syok bakterial yang sangat berat sering disertai dengan kerusakan ginjal
intensif.Setiap kali terjadi infeksi klostridium yang disertai dengan
komplikasi hemoglobenimia intensif, maka gagal ginjal pasti terjadi.Pada
keadaan ini, harus sudah menyusun rencana untuk memulai dialysis yang efektif secara
dini sebelum gangguan metabolik menjadi berat (Cunningham, 2005).
J. PROGNOSA
Selain pada kasus antbodi anasfolifid
dan serviks inkopeten angka kesembuhan setelah tiga kali abortus berturut
–turut berksar antara 70 dan 85 persen, apapun terapinya yaitu angka kematian
janin akan lebih tinggi, tetapi tidak jauh lebih tinggi, di bandingkan dengan
keamilan secara umum, bahkan warburton dan fraser (1964 ) melaporkan bahwa
keungkinan abortus rekuler adalah 25 sampai 30 % beberapa jumlah abortus sebelumnya. Polad dan
kawan kawan. ( 1977 ) mencatat bahwa apabila seorang wanita pernah melahiran
bayi hidup, resiko untuk setiap abortus rekuren adalah sekitar 30 %namun apabila wanita
belum pernah melahirkan bayi hidup dan pernah mengalami palinga sedikit satu kali
abortus spontan, resiko abortus adalah 46 persen. Wanita dengan abortus spontan
3 kali atau lebih beresiko lebih besar mengalami pelahiran preterm, plasenta previa presentasi
bokong dan malformasi janin pada kehamilan berikutnya.
(Sulaiman
Sastrawinata, 2005 )
Abortus Iminens
|
Faktor Predisposisi :
-
Kelainan Genetik
-
Kadar progesteron yang
tidak normal, kelainan kelenjar tiroid, diabetes yang tidak terkontrol,
kelainan pada rahim, infeksi.
-
Perkembangan zigot
abnormal
|
Tanda dan Gejala :
-
Perdarahan ringan sampai
berat
-
Serviks membuka ataupun
menutup tergantung pada jenis abortus.
-
Besar uterus sesuai usia
kehamilan.
-
Uterus lebih lunak dari
normal.
-
Kram atau nyeri abdomen
bagian bawah.
-
Riwayat pengeluaran hasil
konsepsi.
|
Komplikasi :
-
Perdarahan yang hebat.
-
Krusakan serviks
-
Infeksi
-
Perforasi
-
Faal ginjal rusak
-
Syok bacterial.
|
Abortus Spontan
|
Abortus Insipien
|
Abortus Kompletus
|
Abortus Inkompletus
|
Abortus Habitualis
|
Abortus tertunda
|
Abortus Buatan
|
Abortus Therapeticus
|
Abortus Provocatus Criminalis
|
Wanita
|
POHON MASALAH
|
Wanita
Penatalaksanaan :
-
Jika perdarahan bersifat
ringan sampai sedang dan kehamilan kurang dari 16 minggu, gunakan jari
atau forsep cincin untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang menonjol keluar
dari serviks.
-
Jika perdarahan bersifat
berat dan kehamilan kurang dari 16 minggu, evakuasi uterus.
-
Jika kehamilan lebih dari
16 minggu
à Infuskan oksitosin 40 unit dalam 1 liter cairan IV dengan
kecepatan 40 tetes per menit sampai hasil konsepsi keluar
à berikan misoprostol 20 mg melalui vagina setiap 4 jam
sampai hasil konsepsi keluar.
à Evaluasi sisa hasil konsepsi dari uterus.
-
Pastikan terapi tindak
lanjut pada Ibu setelah penanganan awal.
|
Abortus Iminens
|
Abortus Insipien
|
Abortus Kompletus
|
Abortus Inkompletus
|
Abortus Habitualis
|
Abortus tertunda
|
Abortus Therapeticus
|
Abortus Provocatus Criminalis
|
Abortus
|
Hamil
|
KONSEP MANAJEMEN KEBIDANAN
PADA ABORTUS INCOMPLETUS
1. Pengkajian
Tanggal : ....... Pukul : ......
a. Data Subyektif
1.
Biodata
a.
Nama ibu/suami
Penulisan nama sebaiknya jelas
dan lengkap, nama ibu dan suami untuk mengenal, memanggil dan rekam medis.
b.
Umur
Usia terbaik untuk reproduksi
adalah 20-35 tahun,lebig dari atau kurang dari tersebut merupakan resiko tinggi
kehamilan.
c.
Agama
Mengetahui kepercayaan
klien sehingga memudahkan dalam memberikan nasehat dan dorongan rohani
d.
Pendidikan
Mengetahui tingkat
pengeahuan untuk memberikan nasehat dan dorongan rohani
e.
Pekerjaan
Mengetahui status
ekonominya sehubungan dengan asupan gizi yang rendah dan pengaruh pekerjaan
terhadap kehamilan
f.
Alamat
Mengetahui lingkungan ibu
dan kebiasaan masyarakatnya tentang kehamilan
2.
Alasan datang
Ibu
mengatakan datang untuk periksa
3.
Keluhan utama
Ibu
mengalami perdarahan pervaginam
4.
Riwayat kesehatan yang lalu
Pernah
atau tidak menderita penyakit, seperti
: jantung, tekanan darah tinggi, kencing manis, anemia berat, keracunan dan
tidak pernah operasi.
5.
Riwayat kesehatan sekarang
Ada
atau tidak penyakit yang diderita, seperti: jantung,tekanan darah tinggi, kencing manis, anemia berat
6.
Riwayat kesehatan keluarga
Adakah
keluarga yang menderita penyakit, seperti: jantung, tekanan darah tinggi, kencing manis dan tidak ada riwayat kehamilan
kembar.
7.
Riwayat haid
Amenorrhoe : < 20 minggu
Menarche : < 16 tahun atau lebih dari 16 tahun
Siklus : Teratur/tidak
Lamanya : 7
hari/lebih
Banyak : sedikit, sedang, banyak
Keluhan : disminorrhoe/tidak
HPHT : <20 minggu="" o:p="">20>
8.
Riwayat perkawinan
Menikah
berapa kali,lamanya,umur pertama menikah
9.
Riwayat kehamilan,persalinan
dan nifas yang lalu
Adanya
gangguan dan penyulit pada kehamilan,persalinan dan nifas ibu sebelumnya perlu
dikaji karena dimungkinkan berdampak atau berpotensi pada kehamilan yang
sekarang.
10. Riwayat kehamilan sekarang
Selama
hamil ANC berapa kali, pelayanan apa yang diperoleh, keluhan apa yang dialami
selama hamil ini.
11. Riwayat KB
Pemakaian
alat kontrasepsi disesuaikan dengan keadaan ibu misalnya jumlah anak yang
dimiliki, pengalaman dalam ber-KB sebelumnya. Ibu yang memiliki riwayat hipertensi dan penyakit kuning tidak
diperkenankan menggunakan KB hormonal, kaji pula apakah kehamilan dikarenakan kegagalan
ber KB
12. Pola kebiasaan sehari-hari
a.
Pola nutrisi
Ibu hamil membutuhkan nutrisi yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan
ibu dan janin dalam kandungannya. Ibu
hamil membutuhkan tambahan 300 kalori dibandingkan sebelum hamil. Kekurangan nutrisi pada ibu
hamil dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin dan menyebabkan komplikasi pada
kehamilan seperti abortus
b.
Pola aktivitas
Ibu hamil dapat melakukan aktivitas sehari-hari namun tidak terlalu
lelah dan berat karena dikhawatirkan mengganggu kehamilannya. Ibu hamil
terutama trimester I membutuhkan bantuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari
agar tidak terlalu lelah. Kelelahan dalam beraktifitas bisa menyebabkan komplikasi pada ibu
hamil misanya perdarahan dan abortus.
c.
Pola kebersihan
Kebersihan badan pada ibu hamil perlu diperhatikan, ibu hamil
mengalami peningkatan metabolisme tubuh sehingga mudah berkeringat, kebersihan
alat genetalia juga sangat penting karena peningkatan produksi lendir akibat
peningkatan estrogen, lebih sering ganti celana dalam untuk mencegah berkembangnya kuman yang
dapat menimbulkan infeksi
d.
Pola ElIminasi
Ibu hamil utamanya pada trimester 1 biasanya mengalami keluhan
sering kencing, sehingga harus dijaga kebersihan alat genetalia agar tidak lembab
untuk mencegah berkembangnya kuman yang dapat menyebabkan infeksi
e.
Pola istirahat
Ibu hamil membutuhkan istirahat yang cukup untuk menjaga kondisi
kesehatan ibu dan janinnya. Kebutuhan istirahat ibu hamil:malam ±7-8 jam,siang
±1-2 jam
f.
Pola seksualitas
Pada kehamilan trimester I tidak boleh terlalu sering melakukan
hubungan seksualitas karena dapat menyebabkan abortus.
13. Keadaan psikososial
Psikologi
ibu sangat mempengaruhi poses kehamilan. Ibu dengan keadaan
psikologi yang baik atau menerima dan bahagia dengan kehamilannya akan
berpengaruh baik pada kehamilan dan pertumbuhan janin. Keadaan psikologi yang
tidak baik pada masa kehamilan bisa menyebabkan komplikasi pada ibu hamil
misalnya abortus
14. Latar belakang sosial budaya
Hubungan
ibu, suami, keluarga dan lingkungannya sangat berpengaruh dalam kehamilan. Dukungan suami
dan keluarga pada ibu hamil membuat ibu tenang dan nyaman dalam menjalani
kehamilannya.
Selain
itu budaya yang dapat merugikan dan mengganggu kehamilan diharapkan tidak
dilakukan, seperti pantang makanan tertentu karena ibu hamil membutuhkan
nutrisi yang baik.
15. Data spiritual
Ibu
hamil hendaknya sering berdoa demi keselamatan diri dan bayinya serta dapat
dijadikan sebagai cerminan perilaku
b.
Data
Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : lemah/cukup/baik
Kesadaran : composmentis
TD : 90/60-140/90 mmHg
Nadi : 76-96x/menit,
N>100x/menit merupakan tanda syok
RR :
16-24x/menit,RR > 30x/menit waspada terjadi syok
S : 36,5˚C-37,5˚ C,T>38 C
menunjukkan infeksi
2. Pemeriksaan Fisik
a.
Inspeksi
Muka :pucat/tidak, oedem/tidak
Mata :sklera putih/kuning,konjungtiva merah muda/pucat
Mulut
:bibir lembab/kering,pucat/tidak
Leher :ada
pembesaran kelenjar thyroid/tidak, ada bendungan vena jugularis/tidak
Dada :payudara
simetris/tidak,tampak benjolan abnormal/tidak
Perut :pembesaran ada/tidak sesuai
dengan umur kehamilan, ada bekas luka operasi/tidak
Genetalia
:tampak
keluar darah sedikit/ banyak ,oedem/tidak, varises/tidak
Ekstremitas :oedema/tidak, varices/tidak
b.
Palpasi
Leher : teraba pembesaran kelenjar
thyroid/tidak dan ada teraba bendungan vena jugularis/tidak
Dada : teraba
benjolan abnormal/tidak
Perut : ada nyeri tekan/tidak
c.
Pemeriksaan
khusus(VT)
vulva vagina : keluar darah/tidak
pembukaan : sudah
ada, teraba jaringan dalam uterus
d.
Pemeriksaan penunjang (USG, pemeriksaan darah lengkap)
2. Identifikasi Diagnosa/ Masalah
Dx : Ny... G... P...Ab... UK <
20 minggu dengan abortus inklompetus
Ds : Ibu
mengatakan tidak haid selama ...bulan ini dan tes hamil yang hasilnya
(+/-),HPHT :...
Ibu mengatakan ini adalah kehamilan ke.. dan usia kehamilannya saat ini
adalah...
Ibu
mengatakan mengalami perdarahan sejak jam ... tanggal...
Do : Keadaan Umum :
lemah/cukup/baik
Kesadaran : composmentis
TD : 90/60-140/90 mmHg
Nadi : 76-96x/menit
RR : 16-24x/menit
S : 36,5˚C-37,5˚ C
Genetalia : keluar darah
sedikit/banyak
Pembesaran
perut : ada/tidak sesuai umur
kehamilan
Pemeriksaan khusus (VT), jam ...... :
1. vulva vagina : keluar darah/tidak
2. pembukaan : sudah ada,teaba jaringan dalam uterus
Pemeriksaan penunjang :
1.
USG
2.
Pemeriksaan darah
Masalah
1.
Anemia
Tujuan : Anemia tidak terjadi
Kriteria : Hb :>10 gr%
Wajah, konjungtiva, ekstremitas atas maupun bawah tidak pucat
Intervensi:
1.
Lakukan pemeriksaan Hb
R/Untuk
deteksi dini terjadinya anemia
2.
Berikan asupan yang adekuat
R/Perbaikan
kondisi ibu agar tidak terjadi anemia
3. Antisipasi Diagnosa dan Masalah Potensial
a.
Infeksi jalan lahir
b.
Syok
4.
Identifikasi Kebutuhan
Segera
Dilakukan Kurettage untuk mengosongkan uterus dalam hal mengeluarkan
sisa kehamilan yang harus segera dikeluarkan.
(Cuningham.F, 2005)
5.
Intervensi
Dx : Ny...G...P...Ab UK
...minggu dengan abortus inklompetus
Tujuan : mengeluarkan
sisa hasil buah kehamilan yang harus
segera dikeluarkan
Kriteria : Keadaan Umum : baik
Kesadaran : composmentis
TD
:
90/60-140/90
mmHg
Nadi
: 76-96x/menit
RR
:
16-24x/menit
S :
36,5˚C-37,5˚ C
Hb : > 10 gr%
Hasil konsepsi keluar semua
Perdarahan berhenti
Wajah, konjungtiva, ekstremitas atas maupun bawah tidak pucat
Intervensi
:
1. Jelaskan pada ibu tentang keadaannya
sekarang ini
R/ Dengan penjelasan yang baik diharapkan klien kooperatif
2.
Dilakukan
digital untuk mengeluarkan sisa hasil konsepsi yang ada pada uterus
R/ Penanganannya yang tepat untuk mengeluarkan hasil
konsepsi
3.
Kolaborasi dengan dokter untuk
rencana tindakan curetage
R/ Mendapatkan
penanganan sesegera mungkin
4.
Kolaborasi
dengan dokter untuk pemberian terapi curetage
R/ Fungsi independent bidan.
5.
Minta persetujuan keluarga
untuk pelaksanaan tindakan
R/ Memberikan kewenangan kepada tim medis untuk memberikan penanganan
sesegera mungkin.
6.
Siapkan ibu, peralatan dan obat
untuk rencana tindakan
R/ Persiapan yang
baik akan memudahkan dan memperlancar tindakan
6.
Implementasi
Sesuai
dengan intervensi
Jika pendarahan bersifat ringan sampai sedang dan
kehamilan kurang dari 16 minggu menggunakan jari atau forsep incin ( atau
forsep spons ) untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang menonjol keluar dari
serviks ( Devi yulianti. 2005).Melakukan kolaborasi dengan dokter obgin
7.
Evaluasi
Mengacu
pada kriteria hasil
Pendokumentasian asuhan kebidanan (SOAP) (
Simatupang, E. J. 2006. Hal 60-61)
a. Data Subjektif
Data atau fakta yang merupakan informasi termasuk
biodata, mencakup nama, umur, tempat tinggal, pekerjaan, status perkawinan,
pendidikan serta keluhan-keluhan yang diperoleh dari hasil wawancara langsung
pada pasien atau keluarga dan tenaga kesehatan lainnya.
b. Data Objektif
Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik
mencakup inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi, serta pemeriksaan penunjang
seperti pemeriksaan laboratorium.
c. Assesment / diagnosa
Merupakan keputusan yang ditegakkan dari hasil
perumusan masalah yang mencakup kondisi, masalah dan prediksi terhadap kondisi
tersebut. Penegakan diagnosa kebidanan dijadikan sebagai dasar tindakan dalam
upaya menanggulangi ancaman keselamatan pasien ibu
d. Planning / perencanaan
Rencana kegiatan mencakup langkah-langkah yang
akan dilakukan oleh bidan dalammelakukan intervensi untuk memecahkan maslaah
pasien/klien.
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU DENGAN
ABORTUS INCOMPLETUS
Tempat Pengkajian : RSUD dr.SOEDOMO TRENGGALEK
Tanggal MRS : 19 November 2012
Pukul : 15.30 WIB
Tanggal Pengkajian : 19 November 2012
Pukul : 15.40 WIB
Nomor register : 251578
Diagnosa Masuk : GII P1001UK 9 1/7 minggu
dengan Abortus Incompletus
I. PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
A. Data Subyektif
1. IDENTITAS (BIODATA)
Nama Istri : Ny. “K” Nama Suami : Tn. “P”
Umur : 26 Tahun Umur : 29 Tahun
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Pedagang
Nama Istri : Ny. “K” Nama Suami : Tn. “P”
Umur : 26 Tahun Umur : 29 Tahun
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Pedagang
Penghasilan :
- Penghasilan : Rp. 800.000,00 /bln
Alamat :
Ds.Dongko RT 27 RW 7,Kecamatan Dongko
2. KELUHAN UTAMA
Ibu mengatakan pada tanggal 18 November 2012 pukul 18.00 keluar darah banyak ± 3 softek
tidak penuh dan disertai gumpalan-gumpalan darah sampai tanggal 19 November 2012.
3. Riwayat MRS
Ibu mengatakan tidak mengetahui kehamilannya, karena
merasa capek ibu melakukan pijat di dukun seperti biasanya jika ibu merasa
lelah melakukan pijat ke dukun, ± 1 bulan setelah pijat ibu mengeluarkan darah
sedikit dari kemaluannya, seperti flek-flek dan merasakan nyeri pada perut
bagian bawah. Lalu ibu periksa ke bidan dengan keluhan flek-flek dan diperiksa
di bidan dengan hasil test positif, lalu dirujuk ke puskesmas untuk melakukan
pemeriksaan. Ibu dirawat selama 2 hari di puskesmas dongko setelah itu ibu
dirujuk ke RSUD dr Soedomo Trenggalek.
4. RIWAYAT MENSTRUASI
Menarche : 12 tahun Flour Albus : Ya
Menarche : 12 tahun Flour Albus : Ya
HPHT :
16-09-2012 Jumlah : Sedikit
Lama :
7 hari Warna /
bau : Bening / khas
Siklus : 28 hari Haid sebelumnya : 14-08-2012
Banyaknya : 3 x ganti pembalut Lama : 7 hari
Siklus : 28 hari Haid sebelumnya : 14-08-2012
Banyaknya : 3 x ganti pembalut Lama : 7 hari
Teratur/Tidak : Teratur Banyaknya : 3 x ganti pembalut
Disminorhoe : Tidak HPL : 23-06-2013
5. RIWAYAT KEHAMILAN SEKARANG
ANC TM 1 : 1x di bidan dan 1 x di puskesmas (dirujuk dan rawat inap 2 hari )
Keluhan : perdarahan sedikit-sedikit (flek-flek)
Terapi : B1, Fe, Vit C(saat ANC di
bidan)
Terapi : Saat rawat inap di PKM(diberikan
infus 3 flash)
6. POLA MAKAN DAN MINUM
Pola makan :
Ibu makan 3 x sehari, nasi, sayuran (bayam,sayur ketela), lauk
(tahu/tempe/seadanya) dan buah kadang jika ada
Pola minum :
± 5 gelas sehari air putih
Masalah pada pola makan ibu tidak ada: ibu mengatakan makan teratur 3x
sehari
7. POLA AKTIFITAS SEHARI-HARI
Di Rumah :
Istirahat :
Siang 1-2 jam sehari
Malam
7-8 jam sehari
Seksualitas :
1 x seminggu ( sering pergi untuk berdagang, pulang tidak
tentu, kadang tidak pulang)
Aktifitas :
Ibu melakukan pekerjaan rumah
tangga seperti mencuci, menyapu dan memasak
Ibu sering melakukan pijat jika merasa capek.
Di RS :
Bedrest di ruang VK
8. POLA ELIMINASI
BAB :
1 x tiap pagi hari ( warna kuning kecoklatan, bau khas, konsistensi lunak)
BAK :
4-5 x tiap hari (warna kuning jernih, tidak terasa
panas dan tidak nyeri)
Masalahnya tidak ada
9. RIWAYAT KB
Kontrasepsi yang pernah digunakan : Coitus interuptus
Rencana kontrasepsi yang akan datang : belum ada
10.
RIWAYAT
KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS YANG LALU
No.
|
Tgl/bln
persalinan
|
Tempat
persaliann
|
UK
|
Jenis
persalinan
|
Penolong
|
Penyakit
Kehamilan
|
JK
Anak
|
PB
anak
|
BB
anak
|
Nifas
|
Ket.
|
1
2
|
12-10-2010
Hamil
ini
|
Bidan
|
9 bln
|
Spontan
|
bidan
|
Tidak ada
|
Laki-laki
|
49
|
3kg
|
-
|
-
|
11. RIWAYAT PENYAKIT YANG SEDANG DIDERITA
Ibu mengatakan tidak sedang menderita
penyakit TBC, hipertensi, DM, dll.
12. RIWAYAT PENYAKIT YANG LALU
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit TBC, hipertensi, DM, tidak
pernah operasi dan tidak pernah opname.
13. RIWAYAT PENYAKIT KETURUNAN
Ibu mengatakan di dalam keluarga tidak ada yang
menderita penyakit yang menular dan penyakit menular dan penyakit keturunan
seperti DM, hipertensi, hemofilli, gemeli,dll.
14. PERILAKU KESEHATAN
·
Minum
alkohol atau obat-obatan : tidak
·
Jamu
yang sering digunakan : tidak
·
Merokok,makan
sirih,kopi : tidak
·
Ganti
pakaian dalam :
2 kali / hari setiap mandi
·
Mandi :
2 kali / hari (pagi dan sore)
·
Gosok
gigi :
2 kali / hari
15. RIWAYAT SOSIAL
Apakah kehamilan ini direncanakan atau diinginkan
: ya
Jenis kelamin yang diinginkan: L/P
sama saja
Ibu menikah I kali
Status perkawinan sah sebagai istri
pertama
Usia perkawinan 3 tahun
Ibu mengatakan pernikahannya cukup bahagia
Jumlah keluarga yang tinggal dirumah : 1
orang
Susunan
keluarga yang tinggal dirumah
No
|
Jenis kelamin
|
Umur/tahun
|
Hubungan Keluarga
|
Pendidikan
|
Pekerjaan
|
Keterangan
|
1
2
3
|
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
|
29
26
2
|
Suami
Istri
Anak
|
SD
SD
-
|
Pedagang
IRT
-
|
16. KEPERCAYAAN
YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEHAMILAN, PERSALINAN,
NIFAS:
Ibu mengatakan tidak ada tidak
mempunyai suatu kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, nifas.
Ibu percaya
kalau misalnya ada kehamilan dukun tahu, jadi ibu melakukan pijat karena merasa capek.
17. KEADAAN PSIKOSOSIAL
Hubungan dengan keluarga : baik, saat periksa diantar suami
Hubungan
dengan masyarakat : baik, ibu dapat
bekerjasama dengan baik saat dilakukan pemeriksaan oleh petugas
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum :
Cukup
Kesadaran :
Composmentis
Keadaan
emosional : Stabil
Tanda-tanda
vital : TD : 110/70 mmHg
RR
: 20 x/menit
Nadi : 86 x/menit
Nadi : 86 x/menit
Suhu :
36, 50 C
BB sebelum hamil : 48 kg
BB saat hamil : 48 kg
Tinggi badan : 145 cm
Lila : 24 cm
BB saat hamil : 48 kg
Tinggi badan : 145 cm
Lila : 24 cm
2. Pemeriksaan
Khusus
A.
Inspeksi
Kepala : rambut hitam, tidak rontok, tidak ada benjolan, tidak ada ketombe
Muka : tidak odema, tidak ada cloasma gravidarum, muka pucat
Mata :
Konjunctiva : pucat ka/ki
Sklera : putih keabu-abuan ka/ki
Kelopak
mata : tidak odema ka/ki
Hidung : simetris : ya ka/ki
Secret :
tidak ada ka/ki
Polip : tidak ada pembengkakan ka/ki
Mulut dan gigi : bibir agak pucat, gigi tidak ada caries,
tidak epulis
Telinga : serumen tidak ada ka/ki
Leher : tidak ada pembengkakan
kelenjar tiroid dan kelenjar limfe
Axilla : tidak pembengkakan kelenjar
limfe ka/ki
Dada :
Mammae
Membesar : ya ka/ki
Simetris : ya ka/ki
Strie : tidak ada
Puting susu : menonjol ka/ki
Colostrum : tidak ada pengeluaran ka/ki
Kebersihan : bersih ka/ki
Benjolan/tumor
: tidak ada ka/ki
Abdomen :
Pembesaran : belum terlihat
Linea : tidak ada
Strie : tidak ada
Bekas
luka operasi : tidak ada
Punggung : Posisi tulang belakang : normal
Ekstremitas : Atas :
simetris : ya
Varises : tidak ada
Odema : tidak ada
Bawah : simetris : ya
Varises : tidak ada
Odema : tidak ada
Terpasang cairan infus RL di bagian tangan sebelah
kiri. Cairan habis 3 flash
Anogenital :
Keadaan
perinium : utuh
Warna
vulva : merah
kebiruan
Pengeluaran
pervaginam : ada, terdapat gumpalan darah
dan flek-flek hitam kecoklatan 100cc
Pembengkakan
kelenjar bartholini : tidak ada
Oedema :
tidak ada
B. Palpasi
Leopold I :
TFU tidak teraba
Leopold II :
belum bisa dilakukan
Leopold III :
belum bisa dilakukan
Leopold IV :
belum bisa dilakukan
Merasakan nyeri tekan pada perut bagian bawah.
C. Auskultasi
DJJ
: belum bisa dilakukan
D. Perkusi
Reflek
patella : +/+
E. Pemeriksaan Dalam
Pukul 14. 30 Oleh Bidan di PKM
Fluksus : ada, gumpalan darah
VT pembukaan 1 cm, teraba sisa buah
kehamilan di dalam serviks
F. Pemeriksaan Penunjang
o
Dilakukan USG
pada tanggal 20 November 2012
Hasil
USG : Tidak terdapat sisa buah kehamilan di dalam cavum uteri.
o
Darah:
DL
cyto tanggal 19 November 2012 jam 15.30
WIB
WBC : 8,2 103/µL
RBC : 3,12 106/µL
HGB : 8,9 g/dL
HCT : 26,1 %
MCV : 83,7L fL
MCH : 28,5 p/g
MCHC : 34,1 g/dL
PLT : 157 103/µL
(%) 103/µL
LY : 24,0 1,4
MO : 3,4 0,2
GR : 72,5 3,2
EO : <0 o:p="">0>
RDW : 14,0 H %
PZT : 0,07 %
MPV : 4,7 fL
PDW : 19,3 H %
o
Lab. Urine
- Kimia
PH :
7,5
Darah :
2+
Berat Jenis :1,020
- Sedimen
Eritrosit :
++
Leukosit :
4-5
Ephitel :
++
Kristal :
0-1
o
Hematologi
- APTT :
34,5 detik
Kontrol : 41,2 detik
- PPT : 16,5
detik
Kontrol : 14,0 detik
G. Kesimpulan
G1P0000 UK 9 1/7 minggu dengan abortus incompletus
II. INTERPRESTASI DATA
TANGGAL
JAM
|
DATA DASAR
|
DIAGNOSA / MASALAH /KEBUTUHAN
|
19-11-2012
Jam 16.00 WIB
|
DS :
Ibu
mengatakan hamil anak kedua
Ibu
mengatakan pada tanggal 18 November 2012 pukul
18.00 keluar darah banyak ± 3 softek tidak penuh
dan disertai gumpalan-gumpalan darah sampai tanggal 19 November 2012.
HPHT
: 16-09-2012
HPL
: 23-06-2013
DO :
- KU : Baik
- Kesadaran : Composmentis
- TD : 110/70 mmHg
- Suhu : 36,5 o c
- Nadi : 86 x / menit
- RR : 20 x/ menit
- Inspeksi muka : pucat
- Konjungtiva : pucat
- Anogenital:
Perdarahan
pervaginam:
Terdapat gumpalan darah dan flek-flek hitam kecoklatan 100cc
- Palpasi abdomen :
Nyeri tekan pada perut bagian bawah
TFU: tidak teraba
- VT : Fluxus (+) gumpalan darah, pembukaan 1 cm
Ds: Ibu mengatakan mengeluarkan darah dari
kemaluannya.
Do:
- Inspeksi:
Muka
: pucat
Konjungtiva : pucat
- Hb :
8,9 gr/dl
- Pusing : -
|
Dx :
GII P1001UK 9 1/7 minggu dengan Abortus Incompletus
Mx: Anemia
|
III.
MASALAH
POTENSIAL
Masalah:
Syok hipovelemik, Infeksi
IV.
KEBUTUHAN
SEGERA
Kolaborasi
dengan dokter untuk mengeluarkan segera sisi plasenta dengan curetase, pemberian
cairan infus dan antibiotik
III. INTERVENSI
TANGGAL
JAM
|
DIAGNOSA
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
19-11-2012
Jam 16.15
WIB
|
Dx :
GII P1001UK 9 1/7 minggu dengan Abortus Incompletus
Mx:
Anemia
|
TUJUAN :
Segera
mengeluarkan sisa hasil konsepsi dan tidak ada komplikasi yang terjadi pada
ibu (anemia, syok hipovolemik dan infeksi)
Perdarahan
dapat dihentikan.
KH:
- KU : Baik
- Kesadaran: Composmentis
- Emosional : Stabil
- TD : 120-140 / 80-90 mmHg
- Suhu : 365 o c – 375 o c
- Nadi : 60 – 80 x / menit
- RR : 16 – 20 x/ menit
- Tidak terjadi infeksi
- Perdarahan dapat dihentikan
- Abdomen tidak nyeri
- uerus bersih dari sisa buah kehamilan
INTERVENSI:
1.
Jalin
komunikasi terapeutik dengan pasien dan keluarga
2.
Jelaskan
hasil pemeriksaan dan penyebab terjadinya abortus incompletus kepada pasien dan keluarga
serta tindakan yang nantinya akan dilakukan
3.
Observasi KU dan TTV serta perdarahan
4.
Lakukan
digital untuk mengeluarkan sisa hasil konsepsi yang ada pada cavum uteri,
Jika masih terdapat sisa maka lakukan kolaborasi dengan dokter untuk
dilakukan curetage.
5.
Kolaborasi
dengan dr. SpOG untuk terapi dan tidakan yang diberikan:
- USG ulang untuk memastikan ada/tidaknya sisa
hasil konsepsi yang masih tersisa di dalam cavum uteri
- Pemberian Infus
- Pemberian terapi injeksi
TUJUAN :
Anemia dapat teratasi/ memulihkan
kadar Hb sehingga mencapai normal
KRITERIA :
- Inspeksi:
Muka
: tidak pucat
Konjungtiva : merah muda
- Pusing : -
- Hb ≥ 11 gr/dl
INTERENSI
1.
Beritahu
ibu dan keluarga tentang hasil
pemeriksaan lab. Darah
2.
Jelaskan
keluarga tindakan dan proses mencari darah untuk transfusi
3.
Lakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter) dalam
pemberian terapi seperti pemberian
transfusi darah
|
1. Mempermudah petugas untuk mendapatkan
informasi dan anamnesa
2. Pasien dan keluarga mengerti kondisi
yang dialaminya sehingga mempermudah kerjasama
3. TTV yang dalam batas normal menunjukkan ibu dalam keadaan stabil
4. Penanganan yang tepat untuk mengeluarkan hasil konsepsi
5. Penanganan yang tepat untuk mempercepat penyembuhan
1. Penjelasan yang tepat dapat membuat
ibu dan keluarga lebih kooperatif terhadap tindakan yang akan dilakukan
2. Keluarga mengeti kebutuhan ibu
hamil untuk dilakukan transfusi darah
3.
Mendapatkan penangana yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan pasien
|
IV. IMPLEMENTASI
TANGGAL JAM
|
DIAGNOSA
|
IMPLEMENTASI
|
19-11-2012
Jam 16.30
WIB
|
Dx :
GII P1001UK 9 1/7 minggu dengan Abortus Incompletus
Mx: Anemia
|
-
Menjalin
komunikasi terapeutik dengan pasien dan keluarga
-
Menjelaskan
hasil pemeriksaan penyebab
terjadinya abortus incompletus kepada pasien dan keluarga serta
tindakan yang nantinya akan dilakukan.
-
Melakukan observasi KU dan TTV serta perdarahan.
KU : cukup
TTV: TD: 110/80 mmHg
N : 80 x/menit
S : 36,8 C
RR: 20 x/menit
Perdarahan: ± 75 cc
-
Melakukan
digital untuk mengeluarkan sisa hasil konsepsi yang ada pada cavum uteri,
Jika masih terdapat sisa maka lakukan kolaborasi dengan dokter untuk
dilakukan curetage.
-
Kolaborasi
dengan Dr. SpOG dan Dr. Anastesi
Advice :
-
USG ulang
untuk memastikan ada/tidaknya sisa hasil konsepsi yang masih tersisa di dalam
cavum uteri
-
Memberikan
cairan infus RL 20 tpm drip Oxy 1
ampul
-
Memberikan
terapi injeksi
Ceftriaxon 2x1
Ranitidin 2x1
Antrain 3x1
1.
Memberitahu
ibu dan keluarga tentang hasil
pemeriksaan lab. Darah.
Hb: 8,9 gr/dl
2.
Menjelaskan
keluarga tindakan dan proses mencari darah untuk transfusi
3.
Lakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter) dalam
pemberian terapi seperti pemberian
transfusi darah
Pemberian darah 2 kolf Gol. Darah O dengan
nomor:
No.373/569K 0146
No.238/569S 9743
|
V. EVALUASI
TANGGAL JAM
|
EVALUASI
|
19-11-2012
Jam 20.30
WIB
Dx :
GII P1001UK 9 1/7 minggu dengan Abortus
Incompletus
Mx: Anemia
|
S : Ibu mengatakan
sudah lega karena perdarahannya sudah dapat dihentikan dan kondisinya terasa
semakin membaik
O : Ku : cukup
Kesadaran : Composmentis
Muka : pucat
Conjungtiva: pucat
TTV : TD:110 / 70 mmHg
N : 84 x / menit
S : 36,8 o c
RR: 20 x/ menit
Pengeluaran
pervaginam : bercak darah
Telah berhasil dilakukan digital dan keluar sisa
kehamilan secara lengkap
A : P1011 ibu post digital abortus incomplet
P : - Anjurkan ibu untuk cukup istirahat
- Anjurkan ibu untuk makan makanan bergizi
- Berikan dukungan psikologis ibu untuk
sabar dan tabah karena kegugurannya
S : ibu mengatakan sedikit terasa lemas
O : Muka: pucat
Conjungtiva: pucat,
Hb:8,9gr/dl
A : masalah belum teratasi
P :
-
Pindah ke
Ruang sakura setelah dipastikan tidak ada sisa buah kehamilan yang tersisa di
dalam uterus
-
Perbaikan
keadaan umum ibu dan dilanjutkan dengan pemberian transfusi di ruang sakura
|
BAB IV
PEMBAHASAN
1.
Pengkajian
Dari pengkajian data sesuai dari kasus
diatas baik yang didapat secara anamnese ataupun pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang maka dapat diperoleh data subyektif bahwa ibu memiliki
kebiasaan pijat di dukun karena ibu merasa tidak hamil. Sedangkan dalam data
Obyektif diperoleh data bahwa ibu merasakan nyeri pada perut bagian bawah dan
mengeluarkan darah dan gumpalan darah sehingga disimpulkan dengan diagnosa Ny
“K” GIIP0000 UK 9 1/7 minggu dengan Abortus
Inkomplet. Berdasarkan teori Perdarahan pada abortus inkompletus dapat banyak
sekali sehingga menyebabkan syok dan perdarahan tidak akan berhenti sebelum
sisa hasil konsepsi dikeluarkan. (Sarwono, 2008 :307). Diperoleh tanda dan gejala yang kadang timbul seperti kram
/ nyeri abdomen bagian bawah dan nyeri tekan uterus ( Devi
yuliarti ,2005). Dalam pengkajian ini telah ditemukan kesamaan teori yang ada dengan
kasus yang ditemui sehingga dapat disimpulkan dalam pengkajian ini tidak ada
kesenjangan teori dengan kasus.
2.
Identifikasi
diagnosa atau masalah
Setelah dilakukan pengkajian dan
pemeriksaan, didapatkan diagnosa : Ny “K” GIIP0000 UK 9 1/7
minggu dengan Abortus Inkomplet dan masalah anemia.
3.
Antisipasi masalah
potensial
Dari
hasil pemeriksaan dalam kasus Ny.”K” kemungkinan
didapatkan
masalah potensial syok hipovolemik dan terjadi infeksi sehingga harus segera dilakukan kolaborasi
dengan dokter SPOG untuk pemberian cairan infus dan antibiotik. Potensial masalah yang
mungkin terjadi pada abortus inkompletus adalah Infeksi
jalan lahir
dan Syok
Hipovolemik(Cuningham.F, 2005). Dapat disimpulkan bahwa dalam pengkajian ini tidak ada kesenjangan teori dengan kasus.
4.
Identifikasi Kebutuhan
Segera
Pada kasus dilakukan digital untuk
mengeluarkan hasil sisa konsepsi yang ada di uterus. Berdasarkan teori penanganan abortus inkomplit yaitu dengan pemberian transfusi darah,
bila ada tanda-tanda syok atasi terlebih dahulu dengan pemberian cairan,
pengeluaran jaringan secepat mungkin dengan metode digital atau kuretase,
pemberian obat uterotonika dan pemberian obat antibiotic selama 3 hari
(Pribadi, 2009;111).
jika tidak berhasil berkolaborasi dengan dokter dilakukan
Kurettage
untuk mengosongkan uterus dalam hal mengeluarkan sisa kehamilan yang harus
segera dikeluarkan (Cuningham.F, 2005).
5.
Perencanaan
dan Pelaksanaan
Melakukan
digital untuk mengeluarkan sisa hasil
konsepsi yang ada pada cavum uteri, Jika masih terdapat sisa maka lakukan
kolaborasi dengan dokter untuk dilakukan curetage. Kolaborasi dengan dr. SpOG untuk terapi dan
tidakan USG ulang untuk memastikan ada/tidaknya sisa hasil
konsepsi yang masih tersisa di dalam cavum uteri. Berdasarkan teori pengeluaran jaringan secepat mungkin dengan metode digital atau kuretase, pemberian obat uterotonika dan
pemberian obat antibiotic selama 3 hari (Pribadi, 2009;111). Perencanaan dan Pelaksanaan dalam
Asuhan Kebidanan telah dilakukan sesuai rencana tindakan yang telah dibuat tidak ada kesenjangan antara teori dengan kasus.
6.
Evaluasi
Evaluasi dapat
dilaksanakan pada akhir tindakan dan ditemukan bahwa setelah tindakan pengeluaran ssisa hasil
konsepsi pasien
merasa lebih membaik
kondisinya. Berdasarkan hasil pemeriksaan
USG yang dilakukan diperoleh hasil pemeriksaaan USG menunjukkan bahwa janin sudah tidak ada dan tidak ada sisa pada cavum uteri. Setelah ditinjau dari kasus dan teori yang ada,
tidak didapatkan kesenjangan dalam pemberian Asuhan Kebidanan pada Ny.”K”. Pemberian Asuhan
Kebidanan ini tentunya didukung oleh adanya kerjasama yang baik antara pasien
dan petugas kesehatan.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Setelah
diberikan Asuhan Kebidanan pada Ny.”K’ GIIP1001 dengan abortus incomplete di RSUD dr.Soedomo Trenggalek dan mengacu pada
tujuan khusus maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.
Pengkajian
Dari hasil pengkajian pada
Ny.”K” didapatkan bahwa
nyeri pada perut bagian bawah dan
mengeluarkan darah dan gumpalan darah
2.
Identifikasi
diagnosa atau masalah
Setelah dilakukan
pengkajian dan pemeriksaan, didapatkan diagnosa :
Ny “K” GIIP0000 UK 9 1/7
minggu dengan Abortus Inkomplet
3.
Antisipasi
masalah potensial
Dari hasil pemeriksaan
didapatkan masalah potensial terjadi anemia.
4.
Identifikasi
kebutuhan segera
Kebutuhan yang harus
segera didapatkan Ny.”K” adalah dilakukan metode digital bila masih terdapat sisa
hasil konsepsi pada uterus maka lakukan kolaborasi dengan dokter untuk dilakukan tindakan
curretage.
5.
Perencanaan
Perencanaan dapat disusun
berdasarkan diagnosa atau masalah serta kebutuhan klien.
6.
Pelaksanaan
Pelaksanaan dalam Asuhan
Kebidanan telah dilakukan sesuai rencana tindakan yang telah dibuat.
7.
Evaluasi
Evaluasi dapat
dilaksanakan pada akhir setiap tindakan dan ditemukan bahwa setelah tindakan
curretage pasien membaik.
5.2 Saran
5.2.1
Bagi petugas
Meningkatkan peranan bidan dalam
fungsinya sebagai pelaksana pelayanan asuhan kebidanan dan meningkatkan kerjasama yang baik dengan
petugas kesehatan yang lain, klien dan keluarga.
5.2.2
Bagi klien
Untuk keberhasilan dalam asuhan
kebidanan diperlukan kerjasama yang baik dari klien dalam usaha memecahkan
masalah klien.
5.2.3
Bagi pendidikan
Supaya lebih memperhatikan mahasiswa
ditempat praktekdan berusaha membimbing semua kelompok.
5.2.4
Bagi rumah sakit
Mempertahankan
pelayanan yang efektif dan efisien dan berusaha memberikan pelayanan yang
terbaik bagi klien.
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham,
F. Gary. 2005. Obstetri Wiiliams. Jakarta: EGC
Kusmiyati, Yuni. 2008 . Perawatan
ibu hamil. Yogjakarta : Fitramaya.
Sastrawinarta, Sulaiman. 2005. Obstetri
Patologi. Bandung: Universitas Padjadjaran.
Varney, Helen. 2006. Buku Ajar
Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC
Yulianti,
Devi. 2005. Buku Saku Menejemen Komplikasi Kehamilan dan Persalinan.
Jakarta: EGC
Prawirohardjo, Sarwono.2008.Ilmu Kandungan.Jakarta: PT. Bina Pustaka.
Prawirohardjo, Sarwono.2008.Ilmu Kebidanan.Jakarta: PT. Bina Pustaka.
<< Beranda