Universitas Pertahanan atau biasa disebut dengan UNHAN ( bahasa Inggris : Indonesian Defense University atau IDU ) adalah sebuah Perguruan Tinggi Negeri yang menyelenggarakan pendidikan vokasi , sarjana , dan pascasarjana di bidang pertahanan dan bela negara , dengan tujuan untuk melaksanakan pembangunan dan pengembangan yang berorientasi pada Tri Dharma perguruan tinggi , untuk mencapai standar pendidikan nasional dan universitas berstandar kelas dunia ( world class defense university ) dengan tetap melestarikan nilai-nilai kebangsaan. Universitas Pertahanan didirikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, yaitu Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2011 dan ditetapkan melalui Surat Mendiknas Nomor 29/MPN/OT/2009 tanggal 6 Maret 2009 perihal Pendirian Unhan. Universitas Pertahanan diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 11 Maret 2009 di Istana Negara. Penyelenggaraan program studi di lingkungan Unhan merujuk kepada
Tari Piring
Tarian Piring (Minangkabau: Tari Piriang)
merupakan sebuah seni tarian milik orang Minangkabau yang berasal dari Sumatra
Barat. Ia merupakan salah satu seni tarian Minangkabau yang masih diamalkan
penduduk Negeri Sembilan keturunan Minangkabau. Terdapat tiga jenis variasi
gerakan dalam seni Tari Piring, yaitu tupai bagaluik
(tupai bergelut), bagalombang (bergelombang), dan aka malilik (akal melilit).
Namun,
seiring masuknya agama Islam maka tarian ini mengalami pergeseran sehingga
tidak lagi untuk menyembah dewa melainkan untuk ditampilkan dalam acara hajatan
ataupun juga acara pernikahan. Para penari pun beralih dari yang awalnya campuran,
kini hanya dilakukan oleh perempuan-perempuan yang berdandan cantik. Barangkali
Anda tidak akan percaya tanpa melihat secara langsung para penari bergerak
cepat, atraktif, penuh semangat dan sangat indah dengan piring-piring yang sama
sekali tidak bergoyang apalagi terjatuh. Tarian ini diawali dengan para penari
yang mulai bergerak sesuai koreografi tarian dengan meletakkan piring di
masing-masing tangannya tanpa terlepas atau bergeser sedikitpun.
Suasana
semakin semarak dengan alat musik yang digunakan untuk mengiringi rentak
tarian, yaitu talempong dan saluang. Kostum penari biasanya berwarna cerah
sehingga mendukung kemeriahan acara. Anda juga akan mendengar irama khas yang
dihasilkan dari suara dentingan antara piring yang dipegang dengan cincin yang
memang sengaja dikenakan di jari penari. Kemudian, bersiaplah untuk menahan
napas sejenak di bagian pertengahan pertunjukkan, sebab akan ada atraksi lempar
piring. Ya, piring-piring yang dipegang oleh para penari sengaja dilemparkan
sangat tinggi ke udara kemudian pecahannya diinjak dengan gerakan tari yang
terus dilanjutkan. Hal ini menggambarkan perasaan gembira atas hasil panen yang
melimpah. Ajaibnya, tidak akan akan satu luka pun di kaki para penari sekalipun
mereka menginjaknya dengan kaki telanjang. Secara umum, penari dalam tarian
tradisional ini berjumlah ganjil, antara tiga, lima, atau tujuh penari.
Ragam Gerak Tari Piring :
·
Gerak
pasambahan
Gerak
yang dibawakan oleh
penari pria bermakna sembah syukur kepada Allah
Swt. serta permintaan maaf kepada penonton yang menyaksikan tari ini agar terhindar dari kejadian-kejadian yang dapat merusak jalannya pertunjukan.
Swt. serta permintaan maaf kepada penonton yang menyaksikan tari ini agar terhindar dari kejadian-kejadian yang dapat merusak jalannya pertunjukan.
·
Gerak
singanjuo lalai
Gerak
ini dilakukan oleh penari wanita yang melambangkan suasana di hari
pagi, dilakukan dengan gerakan-gerakan lembut.
pagi, dilakukan dengan gerakan-gerakan lembut.
·
Gerak
mencangkul
Gerak ini melambangkan para
petani ketika sedang mengolah sawah.
·
Gerak
menyiang
Gerak
ini menggambarkan kegiatan para petani saat membersihkan sampah sampah yang
akan mengganggu tanah yang akan digarap.
·
Gerak
membuang sampah
Gerak
ini menggambarkan tentang bagaimana para petani mengangkat sisa-sisa sampah
untuk dipindahkan ke tempat lain.
·
Gerak
menyemai
Gerak
ini melambangkan bagaimana para petani menyemai benih padi yang
akan ditanam.
akan ditanam.
·
Gerak
memagar
Gerak
ini menggambarkan para petani dalam memberi pagar pada pematang sawah agar
tehindar dari binatang liar.
·
Gerak
mencabut benih
Gerak ini menggambarkan
bagaimana mencabut benih yang sudah ditanam.
·
Gerak
bertanam
Gerak
ini menggambarkan bagaimana para petani memindahkan benih yang telah dicabut.
·
Gerak
melepas lelah
Gerak
ini menggambarkan bagaimana para petani beristirahat melepas lelah
sesudah melaksanakan pekerjaan mengolah sawah.
sesudah melaksanakan pekerjaan mengolah sawah.
·
Gerak
mengantar juadah
Mengantar
juadah ini berarti mengantar makanan kepada para petani yang
telah mengolah sawah.
telah mengolah sawah.
·
Gerak
menyabit padi
Gerak
ini dibawakan oleh penari pria yang menggambarkan bagaimana para petani di
sawah pada saat menyabit padi.
·
Gerak
mengambil padi
Gerak
ini dibawakan oleh penari wanita saat mengambil padi yang telah dipotong oleh
penari pria.
·
Gerak
manggampo padi
Gerakan yang dilakukan
dalam hal mengumpul padi dan dibawa ke suatu tempat.
·
Gerak
menganginkan padi
Gerak
ini menggambarkan padi yang telah dikumpulkan untuk dianginkan dan nantinya
akan terpisah antara padi dan ampas padi.
·
Gerak
mengirik padi
Gerak
yang menggambarkan bagaimana para petani mengumpulkan padi dan menjemurnya.
·
Gerak
membawa padi
Gerak yang dilakukan para
petani saat membawa padi untuk dibawa ke tempat lain.
·
Gerak
menumbuk padi
Gerak
yang dilakukan untuk menumbuk padi yang telah dijemur dilakukan oleh pria,
sedangkan wanita mencurahkan padi.
·
Gotong
royong
Gerak yang dilakukan secara
bersama yang melambangkan sifat kegotongroyongan.
·
Gerak
menampih padi
Gerakan
yang menggambarkan gerakan bagaimana para petani menampih padi yang telah
menjadi beras.
·
Gerak
menginjak pecahan kaca
Penggabungan
dari berbagai gerak dan diakhiri oleh penari menginjak-injak pecahan kaca yang
dilakukan dengan atraktif dan ditambah dengan beberapa gerak-gerak improvisasi
penari.
Ragam Corak
Busana
Penari :
Busana
yang digunakan oleh penari tari piring terbagi atas busana untuk penari pria
dan penari wanita.
Busana
Penari pria :
- Busana rang mudo/baju gunting China yang berlengan lebar dan dihiasai dengan missia (renda emas).
- Saran galembong, celana berukuran besar yang pada bagian tengahnya (pisak) warnanya sama dengan baju.
- Sisamping dan cawek pinggang, yaitu berupa kain songket yang dililitkan di pinggang dengan panjang sebatas lutut. Adapun cawek pinggang adalah ikat pinggang yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan sesamping yang pada ujungnya diberi hiasan berupa rumbai-rumbai.
- Deta/destar, yaitu penutup kepala yang tebuat dari bahan kain songket berbentuk segitiga yang diikatkan di kepala.
Busana
penari wanita :
- Baju kurung yang terbuat dari satin dan beludru.
- Kain songket.
- Selendang songket yang dipasang pada bagian kiri badan.
- Tikuluak tanduak balapak, yaitu penutup kepala khas wanita Minangkabau dari bahan songket yang meyerupai tanduk kerbau.
- Aksesoris berupa kalung rambai dan kalung gadang serta subang/anting.
Jenis
Tari
Jenis
tari dalam kegiatan upacara dan sebagai tarian penyambut tamu atau tari
pertunjukan dan berdasarkan bentuk penyajianya tari piring termasuk dalam tari
masal.
MAKNA TARI
PIRING
Tari Piring dikatakan tercipta dari ”wanita-wanita cantik
yang berpakaian indah, serta berjalan dengan lemah lembut penuh kesopanan dan
ketertiban ketika membawa piring berisi makanan yang lezat untuk dipersembahkan
kepada dewa-dewa sebagai sajian. Wanita-wanita ini akan menari sambil berjalan,
dan dalam masa yang sama menunjukan kecakapan mereka membawa piring yang berisi
makanan tersebut”. Kedatangan Islam telah membawa perubahan kepada kepercayaan
dan konsep tarian ini. Tari Piring tidak lagi dipersembahkan kepada dewa-dewa,
tetapi untuk majlis-majlis keramaian yang dihadiri bersama oleh raja-raja atau
pembesar negeri.
Keindahan dan keunikan Tari Piring telah mendorong kepada
perluasan persembahannya dikalangan rakyat jelata, yaitu dimajlis-majlis
perkawinan yang melibatkan persandingan. Dalam hal ini, persamaan konsep masih
wujud, yaitu pasangan pengantin masih dianggap sebagai raja yaitu ‘Raja Sehari’
dan layak dipersembahkan Tari Piring di hadapannya ketika bersanding.
Seni Tari Piring mempunyai peranan yang besar di dalam
adat istiadat perkawinan masyarakat Minangkabau. Pada dasarnya, persembahan
sesebuah Tari Piring di majlis-majlis perkawinan adalah untuk tujuan hiburan
semata-mata. Namun persembahan tersebut boleh berperanan lebih dari pada itu.
Persembahan Tari Piring di dalam sesebuah majlis perkawinnan boleh dirasai
peranannya oleh empat pihak yaitu; kepada pasangan pengantin kepada tuan rumah
kepada orang ramai kepada penari sendiri.
Pada umumnya, pakaian yang berwarna-warni dan cantik
adalah hal wajib bagi sebuah tarian. Tetapi pada Tari Piring, sudah cukup
dengan berbaju Melayu dan bersamping saja. Warna baju juga adalah terserah
kepada penari sendiri untuk menentukannya. Namun, warna-warna terang seperti
merah dan kuning sering menjadi pilihan kepada penari Tari Piring kerana ia
lebih mudah di lihat oleh penonton.