Kamis, 26 November 2015

Artikel Tari Piring



Tari Piring
Tarian Piring (Minangkabau: Tari Piriang) merupakan sebuah seni tarian milik orang Minangkabau yang berasal dari Sumatra Barat. Ia merupakan salah satu seni tarian Minangkabau yang masih diamalkan penduduk Negeri Sembilan keturunan Minangkabau. Terdapat tiga jenis variasi gerakan dalam seni Tari Piring, yaitu tupai bagaluik (tupai bergelut), bagalombang (bergelombang), dan aka malilik (akal melilit).
Namun, seiring masuknya agama Islam maka tarian ini mengalami pergeseran sehingga tidak lagi untuk menyembah dewa melainkan untuk ditampilkan dalam acara hajatan ataupun juga acara pernikahan. Para penari pun beralih dari yang awalnya campuran, kini hanya dilakukan oleh perempuan-perempuan yang berdandan cantik. Barangkali Anda tidak akan percaya tanpa melihat secara langsung para penari bergerak cepat, atraktif, penuh semangat dan sangat indah dengan piring-piring yang sama sekali tidak bergoyang apalagi terjatuh. Tarian ini diawali dengan para penari yang mulai bergerak sesuai koreografi tarian dengan meletakkan piring di masing-masing tangannya tanpa terlepas atau bergeser sedikitpun.
Suasana semakin semarak dengan alat musik yang digunakan untuk mengiringi rentak tarian, yaitu talempong dan saluang. Kostum penari biasanya berwarna cerah sehingga mendukung kemeriahan acara. Anda juga akan mendengar irama khas yang dihasilkan dari suara dentingan antara piring yang dipegang dengan cincin yang memang sengaja dikenakan di jari penari. Kemudian, bersiaplah untuk menahan napas sejenak di bagian pertengahan pertunjukkan, sebab akan ada atraksi lempar piring. Ya, piring-piring yang dipegang oleh para penari sengaja dilemparkan sangat tinggi ke udara kemudian pecahannya diinjak dengan gerakan tari yang terus dilanjutkan. Hal ini menggambarkan perasaan gembira atas hasil panen yang melimpah. Ajaibnya, tidak akan akan satu luka pun di kaki para penari sekalipun mereka menginjaknya dengan kaki telanjang. Secara umum, penari dalam tarian tradisional ini berjumlah ganjil, antara tiga, lima, atau tujuh penari.

Ragam Gerak Tari Piring :

·         Gerak pasambahan
Gerak yang dibawakan oleh penari pria bermakna sembah syukur kepada Allah
Swt. serta permintaan maaf kepada penonton yang menyaksikan tari ini agar terhindar dari kejadian-kejadian yang dapat merusak jalannya pertunjukan.
·         Gerak singanjuo lalai
Gerak ini dilakukan oleh penari wanita yang melambangkan suasana di hari
pagi, dilakukan
dengan gerakan-gerakan lembut.
·         Gerak mencangkul
Gerak ini melambangkan para petani ketika sedang mengolah sawah.
·         Gerak menyiang
Gerak ini menggambarkan kegiatan para petani saat membersihkan sampah sampah yang akan mengganggu tanah yang akan digarap.
·         Gerak membuang sampah
Gerak ini menggambarkan tentang bagaimana para petani mengangkat sisa-sisa sampah untuk dipindahkan ke tempat lain.
·         Gerak menyemai
Gerak ini melambangkan bagaimana para petani menyemai benih padi yang
akan ditanam.
·         Gerak memagar
Gerak ini menggambarkan para petani dalam memberi pagar pada pematang sawah agar tehindar dari binatang liar.
·         Gerak mencabut benih
Gerak ini menggambarkan bagaimana mencabut benih yang sudah ditanam.
·         Gerak bertanam
Gerak ini menggambarkan bagaimana para petani memindahkan benih yang telah dicabut.
·         Gerak melepas lelah
Gerak ini menggambarkan bagaimana para petani beristirahat melepas lelah
sesudah melaksanakan pekerjaan mengolah sawah.
·         Gerak mengantar juadah
Mengantar juadah ini berarti mengantar makanan kepada para petani yang
telah mengolah sawah.
·         Gerak menyabit padi
Gerak ini dibawakan oleh penari pria yang menggambarkan bagaimana para petani di sawah pada saat menyabit padi.
·         Gerak mengambil padi
Gerak ini dibawakan oleh penari wanita saat mengambil padi yang telah dipotong oleh penari pria.
·         Gerak manggampo padi
Gerakan yang dilakukan dalam hal mengumpul padi dan dibawa ke suatu tempat.
·         Gerak menganginkan padi
Gerak ini menggambarkan padi yang telah dikumpulkan untuk dianginkan dan nantinya akan terpisah antara padi dan ampas padi.
·         Gerak mengirik padi
Gerak yang menggambarkan bagaimana para petani mengumpulkan padi dan menjemurnya.
·         Gerak membawa padi
Gerak yang dilakukan para petani saat membawa padi untuk dibawa ke tempat lain.
·         Gerak menumbuk padi
Gerak yang dilakukan untuk menumbuk padi yang telah dijemur dilakukan oleh pria, sedangkan wanita mencurahkan padi.
·         Gotong royong
Gerak yang dilakukan secara bersama yang melambangkan sifat kegotongroyongan.
·         Gerak menampih padi
Gerakan yang menggambarkan gerakan bagaimana para petani menampih padi yang telah menjadi beras.
·         Gerak menginjak pecahan kaca
Penggabungan dari berbagai gerak dan diakhiri oleh penari menginjak-injak pecahan kaca yang dilakukan dengan atraktif dan ditambah dengan beberapa gerak-gerak improvisasi penari.







Ragam Corak
Busana Penari :
Busana yang digunakan oleh penari tari piring terbagi atas busana untuk penari pria dan penari wanita.
Busana Penari pria :
  • Busana rang mudo/baju gunting China yang berlengan lebar dan dihiasai dengan missia (renda emas).
  • Saran galembong, celana berukuran besar yang pada bagian tengahnya (pisak) warnanya sama dengan baju.
  • Sisamping dan cawek pinggang, yaitu berupa kain songket yang dililitkan di pinggang dengan panjang sebatas lutut. Adapun cawek pinggang adalah ikat pinggang yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan sesamping yang pada ujungnya diberi hiasan berupa rumbai-rumbai.
  • Deta/destar, yaitu penutup kepala yang tebuat dari bahan kain songket berbentuk segitiga yang diikatkan di kepala.
Busana penari wanita :
  • Baju kurung yang terbuat dari satin dan beludru.
  • Kain songket.
  • Selendang songket yang dipasang pada bagian kiri badan.
  • Tikuluak tanduak balapak, yaitu penutup kepala khas wanita Minangkabau dari bahan songket yang meyerupai tanduk kerbau.
  • Aksesoris berupa kalung rambai dan kalung gadang serta subang/anting.

Jenis Tari
Jenis tari dalam kegiatan upacara dan sebagai tarian penyambut tamu atau tari pertunjukan dan berdasarkan bentuk penyajianya tari piring termasuk dalam tari masal.







MAKNA TARI PIRING
Tari Piring dikatakan tercipta dari ”wanita-wanita cantik yang berpakaian indah, serta berjalan dengan lemah lembut penuh kesopanan dan ketertiban ketika membawa piring berisi makanan yang lezat untuk dipersembahkan kepada dewa-dewa sebagai sajian. Wanita-wanita ini akan menari sambil berjalan, dan dalam masa yang sama menunjukan kecakapan mereka membawa piring yang berisi makanan tersebut”. Kedatangan Islam telah membawa perubahan kepada kepercayaan dan konsep tarian ini. Tari Piring tidak lagi dipersembahkan kepada dewa-dewa, tetapi untuk majlis-majlis keramaian yang dihadiri bersama oleh raja-raja atau pembesar negeri.
Keindahan dan keunikan Tari Piring telah mendorong kepada perluasan persembahannya dikalangan rakyat jelata, yaitu dimajlis-majlis perkawinan yang melibatkan persandingan. Dalam hal ini, persamaan konsep masih wujud, yaitu pasangan pengantin masih dianggap sebagai raja yaitu ‘Raja Sehari’ dan layak dipersembahkan Tari Piring di hadapannya ketika bersanding.
Seni Tari Piring mempunyai peranan yang besar di dalam adat istiadat perkawinan masyarakat Minangkabau. Pada dasarnya, persembahan sesebuah Tari Piring di majlis-majlis perkawinan adalah untuk tujuan hiburan semata-mata. Namun persembahan tersebut boleh berperanan lebih dari pada itu. Persembahan Tari Piring di dalam sesebuah majlis perkawinnan boleh dirasai peranannya oleh empat pihak yaitu; kepada pasangan pengantin kepada tuan rumah kepada orang ramai kepada penari sendiri.
Pada umumnya, pakaian yang berwarna-warni dan cantik adalah hal wajib bagi sebuah tarian. Tetapi pada Tari Piring, sudah cukup dengan berbaju Melayu dan bersamping saja. Warna baju juga adalah terserah kepada penari sendiri untuk menentukannya. Namun, warna-warna terang seperti merah dan kuning sering menjadi pilihan kepada penari Tari Piring kerana ia lebih mudah di lihat oleh penonton.