Legenda Cerita Rakyat Cindelaras Terbaik
Legenda Cerita Rakyat Cindelaras Terbaik
Legenda Cerita Rakyat Cindelaras Terbaik - Di bawah ini adalah contoh salah satu cerita rakyat yang cukup populer di negeri ini, yaitu Cindelaras. Selamat membaca !
Legenda Cerita Rakyat Cindelaras
Pada jaman dahulu, di Kerajaan Jenggala, hiduplah seorang Raja yang
bernama Raden Putra. Sang raja hidup dengan bahagia dengan ditemani oleh
seorang permaisuri dan seorang selir. Sang permaisuri adalah ratu yang
baik dan bijak. Namun, hal ini berbanding terbalik dengan selir raja
yang jahat dan pendengki.
Pada suatu hari, Selir raja merencanakan sesuatu yang jahat untuk
menyingkirkan permaisuri dari istana, sehingga dia bisa menggantikan
posisi ratu. Untuk melancarkan rencana tersebut, ia menyusun rencana dan
berkomplot dengan seorang tabib istana.
Keesokan harinya, sang selir pura – pura sakit keras. Melihat keadaan
selirnya, Raden Putra merasa khawatir. Dia pun memanggil tabib istana
untuk mengobatinya.
“Tuanku, sakit yang diderita selir Tuan bukanlah sakit biasa, tetapi sepertinya dia telah diracun oleh seseorang,” kata Tabib.
“Aku juga melihat bahwa sang ratu yang memberikan minuman yang beracun itu kepada selir Anda,” dia menambahkan.
Mendengar perkataan tabib tersebut, Sang raja menjadi murka. Dia tidak
menyangka bahwa ratunya yang dia kenal adalah seorang yang baik tega
meracuni selirnya. Akhirnya sang raja memerintahkan patihnya untuk
membawa sang ratu jauh ke dalam hutan dan membunuhnya di sana. Kemudian,
berangkatlah patih membawa sang ratu ke hutan yang sangat jauh.
“Tenang saja Ratu, aku tahu bahwa ini adalah perbuatan busuk selir raja.
Oleh karena itu, aku tidak akan membunuhmu,” kata sang patih sambil
meninggalkan ratu di dalam hutan.
Untuk mengecoh sang raja, patih itu memalsukan kematian permaisuri
dengan cara melumuri pedangnya dengan darah kelinci yang ia tangkap di
hutan. Lalu, ia pun melapor kepada sang raja bahwa ia telah melaksanakan
tugasnya itu. Mendengar berita itu, selir raja sangat gembira. Hingga
akhirnya dia diangkat menjadi seorang ratu yang baru.
Waktu terus berlalu, sang ratu yang ditinggal di dalam hutan telah
memiliki seorang anak yang diberi nama Cindelaras. Cindelaras adalah
seorang anak laki – laki yang gagah dan tangkas. Dia telah berteman
dengan seluruh binatang di hutan itu, sejak dia masih kecil.
Pada suatu hari, ketika Cindelaras sedang bermain di dalam hutan, dia
melihat Burung Rajawali menjatuhkan sebutir telur emas. Cindelaras yang
mengetahui hal itu segera mengambil dan merawatnya untuk ditetaskan.
Setelah tiga minggu berlalu, telur itu menetas menjadi seekor anak ayam.
Dia pun merawat anak ayam itu dengan penuh rasa kasih sayang hingga
akhirnya menjadi seekor ayam jago yang sangat gagah.
Ketika ayam jago itu berkokok, Cindelaras sangat terkejut dengan
kokokannya yang sangat berbeda dari ayam lainnya. Ayam jagonya itu akan
berkokok, “Kukuruyukkk.. Tuanku adalah Cindelaras . . . Rumahnya di tengah alas . . . Atapnya daun kelaras . . . Ayahnya Raden Putra.” Cindelaras heran dengan kokokan ayamnya itu, lalu dia pergi menemui ibunya.
Pada awalnya, ibunya tidak mengizinkannya. Namun setelah dipaksa
olehnya, Cindelaras mendapatkan ijin untuk menemui ayahnya. Pergilah dia
ke istana dengan membawa ayam jagonya itu. Ketika dia melewati
perkampungan warga, ia melihat sekumpulan orang – orang yang sedang
mengadu ayam. “Hey anak muda, kau membawa ayam yang sangat kuat, mari
kita adu dengan ayam milikku,” ajak salah seorang diantara mereka.
Mendengar ajakan itu, Cindelaras menerimanya dan mengadu ayam jago
miliknya. Namun tidak membutuhkan waktu lama, ayam jago Cindelaras
mengalahkan semua jago yang ada di desa itu. Kabar ini pun sampai ke
telinga sang Raja dan mengundangnya ke istana.
Di istana, Sang Raja mengajak Cindelaras untuk mengadu ayamnya dengan milik sang Raja.
“Hamba menerima tawaran Paduka. Asalkan, jika ayam hamba menang, maka
hamba akan menerima separuh kekayaan paduka,” kata Cindelaras.
“Baiklah, penawaran itu akan saya terima. Namun, jika kau kalah, maka kau akan aku hukum pancung,” kata sang raja.
Cindelaras pun tidak bisa menolak lagi ajakan sang raja. Kemudian,
mulailah pertarungan itu. Dengan ganas, ayam Cindelaras menghajar ayam
sang raja hingga kalah. Melihat ayamnya kalah, Sang Raja pun tetap
menepati janjinya tersebut.
“Aku akan menepati janjiku, wahai anak muda! Tapi siapakah gerangan dirimu ini ?” kata sang raja.
Tiba – tiba ayan Cindelaras berkokok, “Kukuruyukkk.. Tuanku adalah Cindelaras . . . Rumahnya di tengah alas . . . Atapnya daun kelaras . . . Ayahnya Raden Putra.”
Semua hadirin yang berada di istana itu kaget, termasuk sang raja. Dia
pun heran dan bertanya kepada Cindelaras, “Apakah benar apa yang
dikatakan oleh ayammu itu?”
“Benar Baginda, aku adalah anakmu dari permaisuri yang kau buang di dalam hutan,” kata Cindelaras.
“Tapi bukanya aku telah memerintahkan patihku untuk membunuhnya,” kata sang raja heran.
Patih raja pun datang dan menceritakan semua kebenaran kepada sang raja,
termasuk persekongkolan antara selirnya dengan tabib istana. Sang raja
kemudian murka dan ia meminta untuk menghukum mereka berdua di tengah
hutan.
Sang raja lalu memeluk anaknya tersebut dengan erat. Kemudian, ia pun
menjemput permaisurinya di hutan untuk kembali ke istana. Akhirnya
mereka bisa kembali bersatu menjadi keluarga yang bahagia di istana.
<< Beranda