Kamis, 19 Oktober 2017

Pengaruh Tasawuf dalam Kehidupan Modern



Nama: Zain Firdausa A.H

Pengaruh Tasawuf dalam Kehidupan Modern
Abstrak
            Penelitian ini akan membahas mengenai Tasawuf. Untuk lebih jelasnya maka diambilah judul “Pengaruh Tasawuf dalam Kehidupan Modern”. Tasawuf adalah bagian dari syari’at islam, maka sudah tentu semua hal yang berkaitan dengan perilaku sufistik di dasarkan kepada al qur’an, al hadis dan perilaku sahabat Nabi Saw. Arti dari tasawuf sendiri adalah suatu suatu ilmu yang mempelajari tentang cara-cara membersihkan hati dari berbagai macam penyakit hati, agar bisa lebih dekat dengan Allah Swt. Agar bisa lebih dekat dengan Allah ada beberapa maqam yang harus ditempuh. Maqam adalah tahapan-tahapan yang ditempuh agar seseorang bisa lebih dekat dengan Allah.
 Penelitian ini dilakukan karena semakin bertambahnya tahun semakin menipis pula keimanan seseorang. Ini dikarenakan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang. Dan manusia berlomba-lomba mencari harta yang banyak agar mereka bisa hidup dengan nyaman saat mereka tua. Sedangkan pada zaman Nabi Muhammad Saw dahulu banyak para sahabat dan pengikut dari Nabi yang sangat memikirkan kepentingan akhirat. Sampai-sampai mereka berlomba-lomba mencari kebaikan agar kelak saat di akhirat bisa mendapat surga-Nya. Tapi dilihat dengan perkembangan zaman saat ini yang semakin modern ternyata dapat membuat manusia lupa bahwa hidup di dunia adalah sementara, orang zaman sekarang lebih memikirkan harta dan melalaikan urusan akhirat. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi bukan untuk dihindari tetapi harus diterima sebagai perkembangan zaman yang akan membuat manusia lebih berilmu dan banyak memiliki ketrampilan. Antara kehidupan modern dan kehidupan di akhirat, jangan sampai mendahulukan kehidupan di dunia. Karena kehidupan kekal kita adalah di akhirat.

 Kata kunci: tasawuf, maqam, modern, kehidupan akhirat

Pembahasan
            Tasawuf sendiri memiliki banyak arti sesuai dengan asal-usul kata tersebut, antara lain sebagai berikut:
1.      Safa atau safw (suci)
Tasawuf merujuk pada kata safa atau safw mempunyai arti bersih atau suci. Maksudnya adalah, kehidupan seorang sufi lebih diarahkan pada penyucian batin untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. karena pada dasarnya Tuhan tidak dapat didekati kecuali oleh orang yang sufi.
2.      Saff (barisan dalam shalat berjamaah)
Tasawuf berasal dari kata saff dikarenakan para sufi memiliki iman yang kuat, jiwa yang bersih, dan senantiasa memilih barisan terdepan dalam shalat berjamaah. Karena seorang sufi berpendapat bahwa barisan ia akan berada di baris pertama di depan Allah.
3.      Suffah (serambi tempat duduk)
Yang dimaksud dengan sufah adalah suffah masjid Nabawi di Madinah yang disediakan bagi tunawisma dan kalangan muhajirin di masa Rasulullah Saw. Para tunawisma tersebut biasa dipanggil suffah (pemilik serambi) karena mereka bernaung di serambi masjid.
4.      Safwah (sesuatu yang terpilih atau yang terbaik)
Orang sufi adalah orang yang terpilih (terbaik) di antara hamba-hamba Allah. Karena ketulusan amal mereka kepada Allah.
5.      Theosophy (Yunani; Theo = Tuhan, Shopos = hikmah)
Yang dimaksud hikmah disini adalah hikmah ketuhanan. Mereka merujuk pada bahasa Yunani karena ajaran tasawuf banyak membicarakan masalah ketuhanan.
6.      Suf (wol atau kain bulu kasar)
Disebut suf karena banyak orang sufi yang senang memakai pakaian dari bulu domba yang kasar sebagai lambang dari kesederhanaan, kemiskinan, serta kerendahan hati mereka. Hal ini dilakukan agar menghindari sikap sombong, menenangkan jiwa, serta meninggalkan usaha-usaha yang bersifat duniawi.
Jadi dapat disimpulkan tasawuf adalah suatu suatu ilmu yang mempelajari tentang cara-cara membersihkan hati dari berbagai macam penyakit hati, agar bisa lebih dekat dengan Allah Swt.
Agar bisa mendekatkan diri dengan Allah, maka harus bisa mencapai maqam dahulu. Maqam adalah tahapan-tahapan yang ditempuh agar seseorang bisa lebih dekat dengan Allah. Yang harus ditempuh terlebih dahulu adalah tobat, karena awal mendekatkan diri kepada Allah harus bersih hatinya. Yang kedua adalah zuhud, yaitu meninggalkan segala kesenangan duniawi demi kebahagiaan akhirat. Yang ketiga adalah sabar, yaitu menjalani penderitaan dan nestapa ketika menghadapi berbagai kesulitan yang sulit dihindari. Yang keempat adalah tawakal, yaitu menyandarkan hati kepada Allah dengan mempercayai-Nya sepenuh hati. Yang kelima adalah makrifat, yaitu sifat dari orang mengenal Allah dari sifat dan nama-nama Allah dan berlaku tulus kepada Allah. Yang keenam adalah mahabbah, yaitu hubungan hati yang sejati kepada Allah, tunduk sepenuh hati kepada allah, dan selalu memerhatikan apapun yang diinginkan Allah. Dan yang terakhir adalah ridha, yaitu ketenangan hati dan ketentraman jiwa terhadap ketetapan dan takdir Allah. Jika ingin mendekatkan diri kepada Allah maka harus melalui maqam tersebut secara berurutan dari yang pertama sampai yang terakhir.
Penolakan terhadap ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi adalah kekeliruan. Karena manusia bisa berkembang pemikirannya karena ada perkembangan zaman. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi juga bertujuan membuat sesorang menjadi berilmu dan memiliki banyak ketrampilan. Pada zaman Nabi Muhammad Saw, banyak para sahabat dan pengikut Nabi yang berlomba-lomba mencari kebahagiaan akhirat. Namun mereka juga tidak menentang adanya pembaharuan-pembaharuan. Mereka tetap mengutamakan masalah akhirat, karena mereka ingin agar kehidupan mereka tetap damai dan terarah. Agama menempatkan ilmu pengetahuan dan teknologi itu sebagai alat dan sarana untuk menghadapi kemajuan zaman. İlmu pengetahuan dan teknologi merupakan hal yang penting dan berharga. Ilmu pengetahuan dan teknologi sangat dibutuhkan oleh setiap manusia, namun fungsinya harus diperhatikan .Karena tanpa ilmu pengetahuan dan teknologi maka kehidupan manusia akan terpuruk. Setiap orang harus mempunyai pemikiran bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi bukan sebagai tujuan hidup, karena tujuan hidup setiap manusia adalah mencapai kebahagiaan di akhirat. Dan untuk mencapainya harus menempuh maqam-maqam.
Maka dari itu antara kehidupan modern dan kehidupan di akhirat kelak harus seimbang. Setiap manusia harus siap menerima perkembangan zaman. Dan seiring perkembangan zaman, manusia juga harus lebih memperkuat iman mereka. karena seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia akan berlomba-lomba mencari harta sebanyak-banyaknya agar kehidupan mereka bisa tercukupi saat usia tua, sampai-sampai mereka lupa bahwa yang memudahkan kehudupan mereka di dunia adalah Allah.