KEARIFAN LOKAL DALAM PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM
BAB
VI
KEARIFAN
LOKAL DALAM PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM
A.
Bidang Pertanian
1.
Faktor yang Mempengaruhi Kegiatan Pertanian
Ada beberapa faktor yang memengaruhi
kegiatan pertanian, baik faktor fisik maupun faktor non fisik. Kondisi iklim ,
cuaca, air, manusia, dan teknologi memengaruhi sukses tidaknya pertanian.
Pemilihan lokasi lahan didasarkan pada lahan yang mampu memenuhi syarat hidup
tanaman pertanian yang diusahakan.
- Faktor Fisik
Adapun faktor
fisik yang mempengaruhi kegiatan pertanian yaitu :
1) Iklim
Meliputi
intensitas curah hujan yang tinggi dan intensitas cahaya matahari yang
melimpah. Kedua intensitas tersebut sangat berpengaruh bagi bidang pertanian.
Intensitas curah hujan yang tinggi sangat diperlukan bagi tanaman yang
membutuhkan air banyak. Sedangkan intensitas cahaya matahari yang melimpah
digunakan untuk proses fotosintetis tanaman dengan baik.
2)
Tanah
Sebagian
besar tanah indonesia adalah tanah yang subur, yang dipengaruhi adanya beberapa
gunung berapi aktif terutama di Pulau Jawa. Letusan gunung berapi menghasilkan
material-material baru yang sangat berguna bagi tumbuhan karena banyak
mengandung mineral. Jenis-jenis tanah yang sesuai untuk lahan pertanian yaitu
tanah humus dan tanah vulkanik.
3)
Toprogafi
Ketinggian
suatu tempat bisa mempengaruhi suhu. Suhu adalah faktor dari pertumbuhan
tanaman. Contohnya daerah dengan topografi tinggi memiliki suhu rendah dan
sejuk dan cocok untuk ditanami sayuran. Walaupun di daerah tinggi memiliki air
yang banyak dan jika daerah tersebut ditanami padi, maka sangatlah tidak cocok.
Karena padi tidak bisa hidup di suhu yang rendah.
- Faktor Nonfisik
Adapun faktor
nonfisik yang mempengaruhi kegiatan pertanian yaitu :
1)
Ekonomi
Faktor
ekonomi berkaitan dengan pemasaran hasil pertanian, permintaan pasar, dan
penawaran. Jika permintaan tinggi, maka ada usaha untuk meningkatkan
produktivitas pertanian.
2)
Keadaan Sumber Daya Manusia
Petani
dengan sumber daya manusia yang tinggi akan memahami cara bertani yang baik,
penggunaan teknologi yang tinggi, memperhatikan kelestarian lahan sehingga
produktivitas pertaniannya tinggi.
3)
Pemerintah
Petani
masih tergantung pada pemerintah dalam peningkatan usaha pertaniannya. Contoh:
stabilitas harga, pemasaran, dan penyediaan pupuk.
4)
Teknologi
Dengan
teknologi yang tinggi maka akan tersedia benih unggul, pupuk yang berkualitas,
pengolahan hasil pertanian, dsb.
5)
Prasarana
Rata-rata
pertanian di indonesia masih menggunakan prasarana yang tradisional seperti
mengandalkan air dan irigasi teknik. Padahal, hal ini membutuhkan biaya yang
besar untuk pembangunannya.
2. Kearifan Lokal dalam Pengelolaan Pertanian
Pengelolaan
lahan pertanian tercermin bagaimana perilaku petani dalam mengolah dan
memelihara lahan sawah. Perilaku pengelolaan yang berwawasan lingkungan tidak
akan memicu terjadinya bencana alam, begitu juga sebaliknya. (Pratiwi dan
Sudrajat, halaman 2).
- Subak di Bali
Subak
adalah sistem pengelolaan pendistribusian aliran irigasi pertanian khas
masyarakat Bali. Melalui ini lah, para petani di Bali mendapatkan jatah air
sesuai ketentuan yang diputuskan dalam musyawarah warga. Membagi penggunaan
sumber daya air secara merata dan bergilir serta memimpin upacara penanaman
padi adalah tugas dari tokoh adat masyarakat. Dengan sistem inilah, tidak ada
petani yang berebut air, karena pendistribusiannya sesuai jadwal. Sistem yang
menerapkan gotong-royong merupakan modal utama dalam mengelola lahan pertanian.
- Kampung Naga di Tasikmalaya
Kampung
Naga berada di Kabupaten Tasikmalaya yang jauh dengan keramaian kota. Merasa
cukup dengan apa yang sudah diperoleh. Dalam kehidupan sehari-harinya masih
patuh dengan norma yang berlaku dan hidup berdampingan dengan alam. Salah satu
pantangan yang ditakuti adalah menebang kayu di hutan. Hal ini dikarenakan
untuk menjaga kelestarian lingkungan beserta ekosistemnya.
B. Bidang Pertambangan
1.
Latar Belakang Pengelolaan Pertambangan yang Tepat
Kegiatan
pertambangan di Indonesia saat ini belum ramah lingkungan, baik dalam
pengelolaannya maupun dalam pemanfaatannya. Kegiatan pertambangan yang ramah
lingkungan merupakan salah satu upaya untuk menjaga lingkungan agar sesuai
dengan fungsinya. Menurut Sudrajat (2013: 162) kegiatan pertambangan harus
memuat tentang :
a. Mengendalikan
distribusi pemanfaatan bahan galian.
b. Meningkatkan
bahan galian semaksimal mungkin.
c. Meningkatkan
efisiensi pemakaian bahan galian, sebagai upaya pengehamatan pemakaian bahan
dasar industri bersedimentasi jangkan panjang.
d. Meningkatkan
perolehan devisa negara dari sektor pertambangan.
Prinsip keadilan
antargenerasi, yaitu :
a) conservation
of option, menjaga generasi mendatang dapat memilih kuantitas keanekaragaman
sumber daya alam.
b) conservation
of quality, menjaga lingkungan agar tetap lestari.
c) conservation
of acces, menjaga generasi mendatang minimal memiliki akses yang sama dengan
generasi saat ini (Sudrajat, 2013: 164).
2.
Kearifan Lokal dalam Pengelolaan Pertambangan
Indonesia
adalah negara yang memiliki sumber daya alam tambang melimpah. Contohnya
potensi minyak bumi indonesia 4,1 milyar barel, potensi emas 2,3% cadangan emas
dunia, timah terbesar ke-5 sebesar 8,1% cadangan dunia, tembaga peringkat ke-7
cadangan dunia sebesar 4,1%, dan nikel peringkat ke-8 sebesar 2,9% cadangan
dunia, dan belum termasuk barang tambang yang lain. Kearifan lokal dalam
pengelolaan pertambangan berarti ikut serta menjaga kelestarian lingkungan dan
pertambangan. Lingkungan pertambangan merupakan sumber dalam pemenuhan
kebutuhan ebergi, apabila lingkungan pertambangan telah rusak, maka terganggu
pula kebutuhan manusia.
C. Bidang Industri dan Pariwisata
1.
Kearifan Lokal dalam Pengelolaan Industri
Industri
menurut Undang-Undang No.3 tahun 2014 tentanf Perindustrian yakni seluruh
bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku ndan/atau memanfaatkan sumber
daya industri sehingga menghasilkan barang yang mempunyai nilai tambah atau
manfaat lebih tinggi, termasuk jasa industri. Industri yang berdasarkan
kearifan lokal pada umumnya merupakan industri UKM (Industri Kecil Menengah),
yaitu :
a. Tenun Troso di Kabupaten Jepara
Troso
merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Pecangaan, Kabupaten
Jepara, Jawa Tengah yang terkenal dengan industri kain tenun yang disebut atau
terkenal dengan naman Troso. Bagi penduduk di desa Troso, kain tenun merupakan
bagian yang tidak dapat terpisahkan dalam perjalanan sejarah Kabupaten Jepara.
Nilai-nilai historis dapat memberikan semangat bahwa kain tenun troso merupakan
milik masyarakat Jepara. Dalam aktivitas sosial masyarakat, umunya dilandasi
oleh nilai kejujuran dan kepercayaan yang sebenarnya sudah menjadi nilai lokal
(Alamsyah,dkk 2013: 18). Pada mulanya, penduduk hanya menenun kain mori, lurik,
dan sarung ikat dan kemudian penduduk mengenal
ikat ala Bali, Sumba, dan Flores.
b. Industri Ukir Suku Asmat di Papua
Suku
Asmat dikenal dengan hasil ukiran kayunya yang unik. Suku Asmat juga sangat
memperhatikan dalam mengambil kayu
dengan tidak sembarang menebang pohon, agar tetap terjaga kelestarian
lingkungannya. Masyarakat Suku Asmat percaya bahwa lingkungan dapat membantu
mereka dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Bagi masyarakat Suku Asmat, seni ukir
mampu mendatangkan nilai-nilai positif bagi kehidupan. Kegiatan mengukir kayu
merupakan sebuah ritual sakral dari penyembahan terhadap nenek moyang agar
kehidupan mereka selalu dilindungi oleh roh nenek moyang.
c. Industri Batik
Diakuinya
batik oleh UNESCO seharusnya menjadi perhatian masyarakat Indonesia dan mampu
mengangkat kearifan lokal sehingga kebudayan ini dapat lestari secara
turun-temurun. Adanya Hari Batik Nasional diharapkan mampu menjadikan identitas
dan jati diri bangsa Indonesia lebih dipahami oleh masing-masing individu agar
melekatkan diri dengan batik. Batik yang sebagian diproduksi oleh UKM saat ini
mulai berkembang dan menembus pasar dunia seperti Asia, Afrika, Eropa, dan
Amerika. Perkembangan industri batik selain dapat meningkatkan ekonomi
masyarakat Indonesia, juga sebagai ajang pelestarian budaya bangsa yang
diturunkan oleh nenek moyang.
2.
Kearifan Lokal dalam Pengelolaan Pariwisata
Dampak
pariwisata di bidang ekonomi, antara lain adalah dampak terhadap devisa,
pendapatan masyarakat, kesempatan kerja, harga, distribusi manfaat, kepemilikan,
dan kontrol bangunan, serta pendapatan pemerintah. Seperti yang terjadi di
Bali, pariwisata mampu mendongkrak daerah tersebut dan keterbelakangan menjadi
sumber pendapatan utama (Jupir, 2013: 28). Terdapat dampak negatifnya, yaitu
emisi karbon yang dihasilkan dari perjalanan , terganggunya keseimbangan
ekosistem karena manusia, pemborosan air ketika di hotel, dll.
D. Sumber Daya Energi Rumah Lingkungan dan
Terbarukan
1.
Energi Terbarukan
Menurut
Undang-Undang No.30 tahun 2007 tentang energi, sumber energi baru adalah sumber
energi yang dapat dihasilkan oleh teknologi baru, baik yang berasal dari sumber
energi terbarukan maupun sumber energi tak terbarukan. Ketergantungan energi
fosil membuat kerusakan lingkungan yaang berat. Emisi gas buang pada energi
fosil menyumbang pemanasan global terutama pada sektor transportasi dan
industri. Kekurangan inilah membuat pemerintah untuk meningkatkan dan mendorong
penggunaan energi ramah lingkungan dan terbarukan pada sektor industri.
2. Keunggulan
dan Kelemahan Energi Terbarukan
Keunggulannya
yaitu tidak dapat habis, tersedia dalam jangka waktu yang lama, dan tidak
mengeluarkan emisi karbon. Sedangkan kelemahannya yaitu pada ketersediaan
teknologi. Masalah teknologi yang berkaitan dengan efisiensi penyimpanan
energi.
3.
Energi Ramah Lingkungan
Adapun energi
ramah lingkungan yang ada di indonesia :
a. Air
Pada
bagian bawah sungai atau bendungan, terdapat kincir (penggerak)yang berfungsi
sebagai pengubah energi kinetik dari gerakan air menjadi energi mekanik untuk
menggerakkan generator listrik. Energi ini disebut dengan hidroelektrik (energi
air menjadi energi listrik).
b. Angin
Di
darat, kincir angin diletakkan pada daerah yang memilii topografi yang berbukit
dan tidak terhalang oleh pepohonan yang tinggi. Dilaut, kincir angin diletakkan
pada jarak kurang lebih dari 10 km dari tepi pantai. Kelebihan kincir angin di
laut adalah angin yang dihasilkan lebih tinggi karena angin gesekan angin
rendah, sedangkan kekurangannya adalah membutuhkan penghantar yang panjang
sehingga memakan daya yang besar. Kincir angin mengubah energi angin menjadi
energi listrik dengan menggunakan rotasi kincir angin. Kincir yang digerakkan
angin berfungsi untuk menggerakkan generator listrik, prinsip kerjanya hampir
sama seperti energi air yang embedakan hanya penggeraknya saja.
c. Tenaga Surya
Tenaga
surya memegang peranan penting dalam pemanfaatan sumber energi lainnya yang
dimanfaatkan oleh manusi , seperti siklus air yang membutuhkan sinar matahari,
angin yang proses pergerakkannya membutuhkan matahari, tumbuhan menggunakan
matahari untuk berfotosintesis.
d. Tenaga Nuklir
Proses
yang digunakan dikenal dengan sebagai fisi nuklir. Pembangkit listrik tenaga
nuklir menggunakan bantuan dari reaktor nuklir, air panas untuk menghasilkan
uap, yang kemudian diubah menjadi kerja mekanik untuk menghasilkan listrik.
e. Energi Biomassa
Biomassa
adalah bahan organik yang dihasilkan melalui proses fotosentesis, baik berupa
produk maupun buangan. Contoh biomassa adalah tanaman, pepohonan, rumput, ubi,
limbah pertanian, limbah hutan, tinja, dan kotoran ternak.
f. Panas Bumi
Panas
bumi dipengaruhi oleh aktivitas magma di dalam perut bumi. Setiap kedalaman 100
m, suhu bertambah 3° C. Panas b umi yang dekat dengan permukaan bumi dapat
dimanfaatkan panasnya untuk diubah menjadi listrik. Indonesia mempunyai sumber
panas bumi yang sangat melimpah yang tersebar di sepanjang jalur gunung aktif
mulai dari Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi Utara, dan Maluku dan
merupakan potensi panas bumi terbesar di dunia.
Penggelolaan
sumber daya alam harus dengan prinsip ekoefisiensi :
1) Ekoefisiensi
Ekoefisiensi
adalah suatu konsep efisiensi yang berusaha untuk meminimalkan penggunaan bahan
baku, air, dan energi untuk mengurangi dampak lingkungan per unit produk (KLH
dalam Kuntodi, 2012: 15).
2) Sumber Daya Air
Limbah
air dalam waktu singkat atau lama akan berdampak pada pencemaran air dan tanah.
Air yang tercemar akan terkonsentrasi dan terinfiltrasi di tanah. Apabila
sumber kehidupan sudah tercemar, maka ekosistem akan terancam punah.
Pengelolaan limbah bertujuan untuk mengurangi konsentrasi limbah yang terdapat
di dalam air, sehingga air aman bagi lingkunga.
3) Sumber
Daya Tanah
Kerusakan
tanah dapat bersumber dari kegiatan pertanian yang menggunakan pupuk kimia berlebih,
kegiatan pertambangan, dll. Tanah yang telah rusak, tidak dapat digunakan lagi
sebagai tempat hidup makhluk hidup. Pengelolan tanah agar terjaga
kelestariannya yaitu dengan mengelola lahan pertanian menggunakan teknik
konservasi (terasering, guludan, pergiliran tanaman, pupuk organik, dsb).
4) pemanfaatn
Hutan
Tujuan
pengelolaan hutan sesuai prinsip ekoefisiensi adalah :
a.
menjaga kelestarian
hutan, flora, fauna, tanah, dan air
b.
mendukung program
pemanfaatn hutan secara lestari
c.
menjaga ketersediaan
sumber daya alam
5)
pemanfaatn Lahan
Pertanian
Tujuan
pemanfaatn lahan pertanian sesuai prinsip ekoefisiensi adalah untuk menjaga
kesuburan tanah. Tanah yang subur mampu memproduksi secara maksimal, sehingga
produktivitas pertanian tinggi.
6) Pemanfaatan
Industri
Berdirinya
industri memberikan dampak yang signifikan terutama dalam penyerapan tenaga
kerja. Penyerapan tenaga kerja mengurangi angka pengangguran, berkurangnya
pengangguran berarti kemiskinan sedikit dan angka kriminalitas berkurang karena
semakibanyak orang yang sudah sejahtera . Tujuan penerapan prinsip ekoefisiensi
dalam pemanfaat indutri :
a.
Efisien dalam
penggunaan bahan baku dan bahan mentah
b.
Efisiensi dalam
pemanfaatn sumber energi
c.
Pemanfaatan produk
industri berdasarkan kebutuhan
F. AMDAL dan Ekolabel
AMDAL
(Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) aspek yang dikaji dalam proses AMDAL
adalah aspek fisik-kimia, ekologi, sosial-ekonomi, sosial-budaya, dan kesehatan
masyarakat sebagai pelengkap studi kelayakan suatu rencana usaha dan/atau
kegiatan.
1. Ruang
Lingkup AMDAL
AMDAL adalah kajian
mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungn hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan. AMDAL adalah hasil studi mengenai dampak suatu kegiatan yang
direncanakan terhadap lingkungan hidup, yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan. AMDAL merupakan kajian kelayakan pembangunan dan menghasilkan
dokumen AMDAL diantaranya sebagai berikut.
a. Kerangka Acuan (KA) ANDAL
Kerangka acuan memuat
tentang uraian kegiatan yang harus dilaksanakan dalam studi ANDAL. Tujuannya
adalah agar studi ANDAL lebih terarah pada dampak penting.
b. Analisis Dampak Lingkungan
(ANDAL)
Dalam studi ANDAL,
memuat tentang prakiraan dan evaluasi dampak penting yang teridentifikasi, sehingga
kajian ANDAL terarah pada dampak penting saja. Dampak besar dan penting adalah
perubahan lingkungan hidup dan ekosistem di wilayah yang bersangkutan.
c. Rencana Pengelolaan Lingkungan
(RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)
Rencana pengelolaan lingkungan
bertujuan untuk memperbesar dampak positif dan meminimalkan dampak negatif,
sedangkan rencana pemantauan lingkungan adalah untuk mengawasi jalannya
kegiatan pembangunan. Dalam kajian AMDAL sering kali RKL dan RPL dipisahkan.
Pemantauan lingkungan merupakan bagian dari pengelolaan lingkungan.
2. Manfaat AMDAL
Adapun manfaat AMDAL
adalah sebagai berikut.
a. Manfaat AMDAL bagi Pemerintah
1. Kemungkinan kerusakan
lingkungan dapat dihindarkan, misalnya pencemaran air, tanah, udara, dan
rusaknya habitat makhluk hidup.
2. Konflik di masyarakat
dapat dihindarkan.
3. Menjaga kelestarian
sumber daya alam, sehingga sumber daya alam tidak rusak.
4. Memberikan kejelasan
akan manfaat proyek bagi masyarakat, terutama masyarakat yang berada di
lingkungan proyek.
5. Menjaga agar pembangunan
sesuai dengan prinsip pembangunan berkelanjutan.
6. Sebagai alat pengambil
keputusan pemerintah dalam menentukan keberlangsungan proyek tersebut.
b. Manfaat AMDAL bagi Pemilik Proyek
1. Memberikan informasi
mengenai kondisi lingkungan termasuk kondisi sosial ekonomi dan budaya.
2. Sebagai syarat untuk
keberlanjutan proyek, sehingga tidak melanggar hukum.
3. Sebagai bahan
perencanaan, pengelolaan, dan sasaran.
4. Menjamin keberlangsungan
kegiatan.
5. Mengetahui hubungan
timbal balik antara pemilik dengan masyarakat, dan pemilik dengan pemerintah.
c. Manfaat AMDAL bagi Masyrakat
1. Mengetahui dampak yang
ditimbulkan dengan adanya kegiatan proyek.
2. Dengan mengetahui dampak
yang ditimbulkan, masyarakat memiliki tolak ukur untuk mengontrol kegiatan
tersebut.
3. Mengetahui
seberapamanfaat bagi masyarakat.
4. Masyarakat terlibat
dalam proses pengambilan keputusan
3. Ekolabel
Ekolabel adalah tanda
atau sertifikat pada suatu produk yang memberikan keterangan kepada konsumen
bahwa produk tersebut dalam daur hidupnya menimbulkan dampak lingkungan negatif
yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan produk lainnya yang sejnis dengan
tanpa bertanda ekolabel. Ekolabel memberikan informasi kepada konsumen dalam
memilih produk yang diinginkan berdasarkan pertimbangan aspek lingkungan. Adapun
tujuan sistem ekolabel adalah sebagai berikut.
a.
Memberikan informasi kepada konsumen mengenai
barang yang akan dibeli, tentang dampak atas lingkungan yang akan dibelinya.
b.
Dengan sistem ekolabel, perusahaan-perusahaan
diharapkan peduli terhadap lingkungan. Kepedulian akan kelestarian lingkungan
akan menjamin kualitas lingkungan yang lebih baik.
c.
Barang dengan label ekolabel akan mendorong
meningkatnya penjualan produk.
BAB VII
PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
A. Lingkungan Hidup
Lingkungan
hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,daya,keadaan,dan makhluk
hidup,termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Lingkungan
hidup dibedakan menjadi dua, yaitu lingkungan biotik dan abiotik. Lingkungan
biotik adalah makhluk hidup seperti tumbuhan,hewan,dan manusia. Lingkungan
abiotik adalah tanah, air, batu, udara, meja, kursi, dan sebagainya.
1.
Lingkungan
Hidup dan Unsur-Unsur Lingkungan Hidup
Lingkungan
hidup terdiri atas tiga unsur yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya,
yaitu unsur abiotik, unsur biotik, dan unsur sosial budaya.
a. Unsur
Abiotik
Unsur abiotik merupakan komponen
lingkungan yang terdiri atas benda-benda mati. Komponen makhluk hidup terdiri
atas iklim(curah hujan, suhu), air, udara, topografi, dan batuan.
b. Unsur
Biotik
Unsur biotik merupakan komponen
lingkungan yang terdiri atas benda hidup atau makhluk hidup. Ciri-ciri biotik
adalah bernapas, memerlukan makan, bergerak, dan berkembang biak.
c. Unsur
Sosial Budaya
Unsur sosial budaya adalah
lingkungan yang dibuat oleh manusia berdasarkan cipta, rasa, dan karsanya yang
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan setempat. Unsur sosial budaya misalnya
krbudayaan, cara berpakaian, mata pencaharian, dan pola kehidupan.
2.
Aliran
Energi dalam Lingkungan
Energi
berperan sdangat penting dlam segala kegiatan makhluk hidup untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Misalnya tumbuhan yang melakukan fotosintesis memerlukan
energi yang bersumber dari cahaya matahari. Tumbuhan dapat hidup karena
berfotosintesis dan tumbuhan dimanfaatkan oleh hewan sebagai sumber energi dan
manusia memanfaatkan tumbuhan dan hewan sebagai sumber energi.
a. Produsen
Produsen mampu memproduksi sumber
makananya sendiri, namun dalam memproduksinya membutuhkan sumber energi yang
diperoleh dari cahaya matahari. Panas matahari yang sampai ke bumi di serap
oleh tumbuhan yang digunakan untuk berfotosintesis. Dengan fotosintesis
tumbuhan mampu bernapas, berkembang, tumbuh, dan sebagainya.
b. Konsumen
Sebagian makhluk hidup seperti
hewan dan manusia tidak dapat memproduksi sumber makanan dan bergantung pada
makhluk hidup lainnya. Tumbuhan sebagai produsen mampu menyediakan sumber
makanan untuk makhluk hidup lainnya.
c. Pengurai
dan Dekomposer
Pengurai merupakan organisme yang
menguraikan zat organik yang berasal dari organisme mati. Pengurai pada umumnya
terdiri atas bakteri dan jamur.
3.
Proses
Aliran Energi
Aliran
energi merupakan jalur perubahan energi yang terdapat pada suatu ekosistem.
Perubahan energi terjadi karena proses memakan dan dimakan antara kelompok
makhluk hidup satu dengan kelompok makhluk hidup lainnya. Pada saat proses
memakan dan dimakan, terjadi perpindahan energi. Setiap perpindahan energi akan
ada energi yang hilang. Energi yang hilang tersebut adalah urutan bentuk energi
satu ke bentuk energi lainnya.
matahari→produsen→konsumen
↑ ↓
organik←pengurai
4.
Rantai
Makanan
Rantai
makanan adalah pengalihan energi dari sumbernya dalam tumbuhan, melalui sederetan
organisme yang makan dan yang dimakan. Semakin pendek rantai makanan, semakin
dekat antara produsen dengan konsumen, dan energi yang dapat disimpan semakin
besar.
Setiap
tingkat rantai makanan dalam suatu ekosistem disebut tingkat trofik.
a. Trofik
I adalah makhluk hidup yang mampu memproduksi makanan sendiri yaitu tumbuhan
yang disebut produsen.
b. Trofik
II disebut konsumen primer(konsumen I), makhluk hidup yang langsung memakan
produsen,seperti belalang, tikus, ulat, dan sebagainya.
c. Trofik
III disebut konsumen sekunder(konsumen II), makhluk hidup yang memakan konsumen
primer misalnya katak, ayam, dan sebagainya.
d. Trofik
IV atau konsumen puncak misalnya elang, ular, singa, harimau, dan sebagainya.
5.
Siklus
Biogeokimia
Siklus
biogeokimia adalah siklus unsur kimia yang terjadi dan mengalir dari komponen
abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus biogeokimia
diantaranya sebagai berikut.
a. Siklus
Nitogen
Udara terdiri atas 80% nitrogen
bebas sebagai N2. Nitrogen ini dapat
terikat oleh akar tumbuhan. Di dalam akar terdapat bakteri yang hidup
bersimbiosis dengan tumbuhan inangnya. Bakteri tersebut mampu mengikat nitrogen
bebas di udara menjadi nitrat. Nitrat dimanfaatkan tumbuhan untuk sintesis
protein.
b. Siklus
Fosfor
Fosfor merupakan komponen penting
dalam perkembangan organisme. Fosfor sangat penting dalam mentransformasikan
energi pada semua organisme. Fosfor pada umumnya terdapat pada batuan, tanah,
dan air. Bahan utama pembentukan fosfor adalah batuan yang mengalami pelapukan
dan sedimentasi yang terbentuk selama jutaan tahun.
c. Siklus
Karbon dan Oksigen
Karbon dioksida yang terdapat di
udara dimanfaatkan oleh tumbuhan berfotosintesis dan menghasilakan oksigen yang
digunakan oleh hewan dan tumbuhan untuk berespirasi.
B. Kualitas dan Baku Mutu
Lingkungan
1. Kualitas Lingkungan
Lingkungan
merupakan komponen yang mendukung berkembangnya organisme-organisme yang ada.
Kondisi lingkungan yang baik maka organisme dapat tumbuh dan berkembang baik.
Lingkungan memiliki mutu baku yang menetukan kualitas lingkungan baik atau
buruk. Kualitas lingkungan adalah keadaan lingkungan hidup yang memiliki kaitan
erat dengan mutu lingkungan.semakin tinggi kualitas lingkungan, semakin tinggi
pula mutu lingkungan, begitu pula sebaliknya. Kualitas lingkungan hidup dapat
diklasifikasi berdasarkan kondisi sosial ekonomi dan biofisik.
a. Lingkungan
Sosial Ekonomi
Lingkungan sosial ekonomi merupakan
lingkungan manusia dengan kondisi lingkungan sekitarnya dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya.
b. Lingkungan
Biofisik
Lingkungan biofisik merupakan
rantai-rantai ekologi yang ada di ekosistem. Apabila salah satu komponen
hilang, akan berpengaruh terhadap komponen lainnya.
2.
Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Pengelolaan
lingkungan hidup yang baik dilakukan dengan memanfaatkan secara efisien, memperhatikan
pemeliharaanya, melakukan pemulihan setelah menggunakan, melakukan pengawasan
terhadap lingkungan, dan sebagainya. Tujuan pengelolaan lingkungan hidup
sebagai berikut.
a. Menjaga
keseimbangan antara manusia dengan lingkungan.
b. Mengendalikan
penggunaanya secara efisien.
c. Mewujudkan
pembangunan berkelanjutan.
d. Menjaga
ekosistem makhluk hidup supaya lestari.
e. Melindungi
sumber daya alam untuk generasi masa depan.
3.
Baku
Mutu Lingkungan
Baku mutu
lingkungan adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup zat, energi, atau
komponen yang ada atau harus ada dan unsur-unsur pencemar yang ditenggang
keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur lingkungan hidup.
a. Baku
Mutu Air
Baku mutu air adalah batas yang
diperbolehkan untuk suatu zat yang terdapat di dalam air,dan air dapat
digunakan sesuai dengan kriteria.
b. Baku
Mutu Limbah Cair
Baku mutu limbah cair adalah batas
kadar dan jumlah unsur pencemar yang ditenggang adanya limbah cair yang dibuang
dari suatu jenis kegiatan tertentu.
c. Baku
Mutu Emisi
Baku mutu emisi dibedakan menjadi
dua, yaitu baku mutu udara ambien dan baku mutu udara emisi. Baku mutu udara
ambien adalah bats maksimum yang diperbolehkan untuk suatu zat atau limbah
udara yang dilepaskan ke udara yang tidak mengganggu makhluk hidup. Baku mutu
udara emisi adalah batas maksimum yang diperbolehkan untuk suatu zat atau
limbah udara yang dilepaskan ke udara supaya tidak mengakibatkan dilampauinya
baku mutu udara ambien. Tujuan penentuan baku mutu emisi adalah untuk menjaga
kualitas udara yang terdapat di suatu daerah.
C. Pencemaran,
Perusakan, dan Risiko Lingkungan
1.
Pencemaran
Lingkungan
Pencemaran
lingkungan adalah terjadinya pengaruh zat atau bahan pencemar terhadap
lingkungan yang dapat menurunkan kualitas lingkungan dan dapat menganggu keseimbangan
ekosistem.polutan adalah bahan atau zat yang dapat mengakibatkan terjadinya
pencemaran. Syarat suatu zat dikatakan sebagai polutan apabila zat tersebut
melebihi amabang batas toleransi yang telah di tentukan. Sifat-sifat polutan
sebagai berikut.
a. Merusak
untuk sementara, tetapi bila sudah bereaksi dengan zat yang ada di lingkungan
sekitarnya, zat yang bersifat polutan tersebut tidak lagi merusak.
b. Merusak
dalam waktu yang lama, apabila polutan tersebut terakumulasi pada suatu daerah
dalam jangka waktu tertentu akan merusak yang mengakibatkan kematian.
Pencemaran dibedakan menjadi empat
jenis.
a. Pencemaran
Udara
Pencemaran udara terjadi apabila
udara bercampur derngan zat atau bahan pencemar yang berpengaruh buruk terhadap
kualitas udara sehingga berdampak pada makhluk hidup. Pencemaran udara dapat
berlangsung secara alamiah maupun buatan. Secara alamiah misalnya debu vulkanik
setelah gunung api meletus, gas hasil pembusukan, dan serbuk tepung sari yang
terbawa angin. Secara buatan manusia adalah polusi akibat asap kendaraan
bermotor, pabrik, dan lainnya.
b. Pencemaran
Air
Pencemaran air adalah perubahan
sifat-sifat air(fisika,kimia,dan biologi) dari keadaan normalnya.
1. Pencemaran
fisika, berupa materi terapung dan materi tersuspensi.
2. Pencemaran
kimia, berupa senyawa karbon dan organik.
3. Pencemaran
biologi, berupa mikroba patogen, lumut, dan tumbuh-tumbuhan air.
c. Pencemaran
Tanah
Pencemaran tanah merupakan keadaan
bahan pencemar atau zat terlarut dalam tanah sehingga mengubah lingkungan
alami.
d. Pencemaran
Suara
Pencemaran suara adalah gangguan
pada lingkungan yang disebabkan oleh suara atau bunyi yang bersumber dari
sumber bunyi yang sangat keras sehingga berdampak pada kenyamanan makhluk hidup
yang ada di lingkunmgan sekitarnya. Sumber-sumber suara tersebut berasal dari
mesin industri, pesawat, petir, dan sebagainya.
2.
Perusakan
Lingkungan
Kerusakan yang
terjadi di alam dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu keruskan alami dan
keruskan buatan. Kerusakan alamiah terjadi karena lingkungan telah mencapai
titik jenuh secara alami. Kerusakan alami diantaranya adalah letusan gunung
api, germpa bumi, tanah longsor, dan angin puting beliung. Kerusakan buatan
terjadi karena kegiatan manusia sehingga menganggu keseimbangan lingkungan.
3.
Risiko
Lingkungan
Konsekuensi kerusakan lingkungan
adalah risiko yang harus ditanggung oleh manusia selaku pengelola lingkungan.
Semakin besar pencemaran, semakin tinggi pula kerusakan yang ditimbulkan.
Tingkat keruskan lingkungan menentukan tinggi rendahnya risiko bencana di suatu
kawasan.
D. Upaya Pelestarian
Lingkungan Hidup untuk Pembangunan Berkelanjutan
1.
Pembangunan
Berkelanjutan dan Lingkungan
Pembangunan
berkelanjutan yang berwawasan lingkungan adalah upaya sadar dan terencana, yang
memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya, ke dalam, proses pembangunan
untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan
generasi masa depan. Prinsip pembangunan berkelanjutan adalah memperhatikan
kebutuhan dan ketersediaan untuk generasi saat ini dan generasi yang akan
datang. Ciri pembangunan berkelanjutan adalah usaha terencana yang dilakukan
untuk kesejahteraan penduduk dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan,
sehingga keseimbangannya tetap terjaga. Faktor lingkungan hidup yang menjadi
pendorong pembangunan berkelanjutan adalah proses ekologi tetap terjaga, sumber
daya alam tercukupi persediannya, lingkungan sosial, budaya, ekonomi, dan
politik yang mendukung pembangunan berkelanjutan.
2.
Pelestarian
Lingkungan
Pelestarian
lingkungan adalah upaya untuk melindungi kemampuan lingkungan hidup terhadap
tekanan perubahan dan dampak negatif yang disebabkan oleh suatu kegiatan.
Adapun usaha-usaha untuk pelestarian lingkungan sebagai berikut.
a. Pelestarian
Hutan
Adapun usaha-usaha untuk
pelestarian hutan adalah melakukan reboisasi, rehabilitasin konsevasi hutan.
b. Pelestarian
Tanah
Bertujuan untuk mempertahankan
kesuburannya. Adapun upaya melestarikan tanah adalah dengan penggunaan pupuk
organik untuk memenuhi unsur hara, pergiliran tanaman sehingga unsur hara dapat
berganti, menutup permukaan tanah dengan tanaman untuk menghindari air hujan
yang langsung jatuh ke tanah, dan lainnya.
c. Pelestarian
Udara
Buruknya kondisi udara sebagian
besar disebabkan oelh kegiatan transportasi dan industri. Untuk mendukung upaya
pelestarian lingkungan ialah dengan menggalakkan penanaman pohon karena dapt
menyerap gas-gas yang membahayakan.
d. Pelestarian
Kawasan Pesisir
Pelestarian kawasan pesisir adalah
upaya perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan wilayah pesisir dan
pulau-pulau kecil serta ekosistemnya untuk menjamin keberadaan, ketersediaan,
dan kesinambungan sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil dengan tetap
memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragamannya.
E.
Implementasi
Pembangunan Berkelanjutan
1.
Pembangunan
Berkelanjutan
Pembangunan
tidak terlepas dari peran manusia dan sumber daya alam. Untuk mewujudkan
tercapainya pembangunan yang merata, diperlukan pembangunan berwawasan
lingkungan. Tujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
2.
Prinsip
Pembangunan Berkelanjutan
a. Penggunaan
atau Pengelolaan Sumber Daya Secara Bijaksana yang Berorientasi Jangka Panjang
Dengan cara tidak mengeksploitasi
sumber daya alam secara berlebihan, maka telah mendukung pembangunan
berkelanjutan.
b. Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat
Dengan pembangunan dari beberapa
faktor, mulai dari pertanian, peternakan, perikanan, permukiman, pendidikan,
hingga industri.
c. Tidak
Berubahnya Kualitas Sumber Daya Alam
Untuk menanggulangi berubahnya
kualitas lingkungan pengelolaannya dengan upaya rehabilitasi hutan, reklamasi,
penanaman pohon sebagai pengganti pohon yang ditebangi, pengelolaan limbah,
tidak mengeksploitasi berlebihan, dan sebagainya.
d. Mempertahankan
Lingkungan dari Ancaman Degradasi Lingkungan
Dengan penegakan hukun yang telah
diatur oleh undang-undang, pemberian sanksi kepada pelanggar hukum, melakukan
upaya konservasi, dan sebagainya.
e. Dapat
Memenuhi Kebutuhan Saat Ini dan Masa
Depan
3.
Pembangunan
Berkelanjutan Dalam Kehidupan Sehari-hari
Adapun implementasi pembangunan
berkelanjutan di beberapa sektor adalah sebagai berikut.
a. Perikanan
1) Tidak
menangkap ikan berlebihan
2) Alat
yang digunakan tidak merusak biota laut
3) Menjaga
dan melestarikan laut
4) Perbaikan
sektor penunjang perikanan seperti alat penangkap ikan, kapal, pelabuhan, tempat
penjualan ikan, dan sebagainya.
b. Pertanian
1) Penggunaan
pupuk organik
2) Pengurangan
penggunaan pupuk kimia
3) Melakukan
pergiliran tanaman
4) Pengolahan
tanah dengan tehnik konservasi
c. Peternakan
1) Pengelolaan
limbah kotoran dengan benar
2) Penggunaan
obat organik untuk pengembangan ternak
3) Melestarikan
padang rumput
4) Melakukan
perwatann ternak
5) Pelestarian
tanah
d. Permukiman
1) Pembangunan
permukiman yang sehat
2) Penggunaan
sumur resapan atau biopori pada permukiman padat
3) Pengelolaan
sampah dengan tempat
4) Penerapan
3R(Reduce, Reuse, recycle)
e. Industri
1) Pengelolaan
limbah industri
2) Limbah
tidak digabung dengan lingkungan
3) Dengan
teknik industri ramah lingkungan
4) Penanaman
pohon sebagai upaya pengurangan emsisi karbon
5) Menggunakan
enrgi alternatif
f. Penerapan
Energi Alternatif Ramah Lingkungan
1) Energi
alternatif air
2) Energi
alternatif angin
3) Energi
alternatif surya
4) Energi
alternatif biomasa
5) Energi
alternatif ombak
Label: biografi ki hajar, cerpen persahabatan, contoh cerpen, intisari ulumul qur'an, islam, keanekaragaman indonesia, ki hajar dewantoro, suku-suku indonesia
<< Beranda