Biografi Samin Tan Pengusaha Batu Bara
Nama :Aditya Rizky B.
Kelas :X JB 1
Absen :02
Biografi Samin Tan
Pengusaha Batu Bara
Siapa sangka seorang mahasiswa yang
tidak menyelesaikan kuliah namun berhasil menjadi salah satu pria terkaya di
Indonesia. Dialah Samin Tan. Pada 1986, Samin sempat mengenyam pendidikan di
jurusan Akuntansi, Universitas Tarumanegara. Lalu, pada 1987-1998 dia mengawali
karir sebagai mitra dari KPMG Hanadi Sudjendro & Rekan. Kemitraan ini
berlanjut pada Deloitte Touche pada 1998-2002.Mengenai kekayaannya, ayah dua anak ini pernah dinobatkan sebagai 40 pria terkaya di Indonesia versi majalah Forbes tahun 2011. Saat itu dia menduduki posisi ke-28 setelah Ciputra. Posisi tersebut mengalahkan Sandiaga Uno dan Aburizal Bakrie.
Pemilik PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk sejak 2007 itu terus mengembangkan sayapnya sebagai pengusaha sukses di bidang pertambangan dan batu bara. Dia menancapkan taring kejayaannya dengan menduduki posisi Chairman Bumi Plc (London) raksasa pertambangan Indonesia yang tercatat di London Stock Exchange. Dengan kekayaan USD 940 juta Samin, menurut Forbes telah membantu permasalahan utang Bakrie dengan membeli 50 persen saham Bumi Plc di Bursa London. Selain itu sejak 2002 sampai sekarang pria 48 tahun itu memiliki investasi di Renaissance Capital Asia.
Samin Tan merupakan sosok yang ambisius. Hal itu terlihat dari bagaimana dia menjalankan bisnisnya dan mendapat banyak pencapaian hingga kini. Dia mengatakan jika ingin meyakinkan seluruh stakeholder agar bekerja tanpa lelah untuk memenuhi pencapaian tujuan utama perseroan.
Perubahan manajemen dari pemimpin sebelumnya, Nathaniel Rothschild, oleh Samin Tan diharapkan bisa meningkatkan kinerja perusahaan. Samin optimistis perubahan ini membuat Bumi bisa memenuhi tujuan menjadi penghasil utama batu bara termal kelas dunia.
Pada Juli 2013, akhirnya Samin memiliki kesepakatan untuk mengakuisisi saham milik Bakrie di Bumi Plc, senilai 223 juta dollar AS. Dari akuisisi saham tersebut, maka dia akan menguasai saham Bumi Plc sebesar 47 persen.
<< Beranda