Universitas Pertahanan atau biasa disebut dengan UNHAN ( bahasa Inggris : Indonesian Defense University atau IDU ) adalah sebuah Perguruan Tinggi Negeri yang menyelenggarakan pendidikan vokasi , sarjana , dan pascasarjana di bidang pertahanan dan bela negara , dengan tujuan untuk melaksanakan pembangunan dan pengembangan yang berorientasi pada Tri Dharma perguruan tinggi , untuk mencapai standar pendidikan nasional dan universitas berstandar kelas dunia ( world class defense university ) dengan tetap melestarikan nilai-nilai kebangsaan. Universitas Pertahanan didirikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, yaitu Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2011 dan ditetapkan melalui Surat Mendiknas Nomor 29/MPN/OT/2009 tanggal 6 Maret 2009 perihal Pendirian Unhan. Universitas Pertahanan diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 11 Maret 2009 di Istana Negara. Penyelenggaraan program studi di lingkungan Unhan merujuk kepada
Menurut
Presiden Jokowi, para menteri ini dipilih dengan mekanisme penuh kehati-hatian
dengan alasan ingin membuat para menteri sebagai orang terpilih yang akurat.
Ada 19 orang dari kalangan profesional dan 15 dari kalangan politik di Kabinet
Kerja Jokowi-JK ini.
Jokowi
menamakan kabinetnya sebagai Kabinet Kerja. Ini adalah daftar 34 Kabinet Kerja
Jokowi JK beserta foto/gambar yang telah di lantik pada 27/Oktober/2014 :
Menteri Sekretaris Negara, Pratikno
|
Pratikno adalah Rektor Universitas
Gajah Mada sekaligus Guru Besar FISIP UGM sejak 2010. Ia terakhir
menyelesaikan pendidikannya di Australia pada 1997 di Jurusan Political
Science, Faculty of Social Science di Flinders University. Salah satu
publikasinya adalah soal ketimpangan politik dalam pembangunan di Indonesia.
|
Menteri Bappenas, Andrinof Chaniago
Andrinof Chaniago adalah lama yang banyak dikenal sebagai pengamat politik dan kebijakan publik. Menurut Presiden Jokowi, Andrinof banyak menulis soal kegagalan pembangunan. “Saya pilih dia supaya tidak gagal”. Andrinof adalah salah satu pakar yang terlibat dalam tim sinkronisasi program Jokowi-JK di Tim Transisi. |
Menteri Kemaritiman, Indroyono
Soesilo
Indroyono Soesilo saat ini menjabat sebagai Kepala Badan Riset Kelautan dan Perikanan, Departemen Kelautan dan Perikanan. Lulusan Kanada ini juga pernah menjadi Dirjen Penyerasian Riset dan Eksplorasi Laut, Departemen Kelautan dan Perikanan. Pada 1998 menjadi Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam. |
Menteri Perhubungan, Ignatius Jonan
Nama Ignasius Jonan melesat begitu memimpin PT Kereta Api Indonesia. Alumnus Universitas Airlangga jurusan Akuntansi ini berhasil memberi wajah baru kepada urusan perkeretaapian Indonesia. Sebelum menjabat Dirut PT KAI, pernah menjadi Managing Director and Head of Indonesia Investment Banking Citi (2006-2008). |
Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi
Pudjiastuti
Susi Pudjiastuti adalah Presiden Direktur PT ASI Pudjiastuti Marine Product yang bergerak di bidang ekspor hasil perikanan, juga pemilik maskapai lokal Susi Air. Susi mengawali profesinya sebagai pengepul ikan di Pangandaran. Di PT ASI Pudjiastuti Marine Product, salah satu produk andalannya adalah lobster yang diberi nama Susi Brand. |
Menteri Pariwisata, M Yahya
Arief Yahya selama ini lebih dikenal sebagai CEO PT Telkom. Nama Arief masuk dalam daftar “25 Business Leader” versi Majalah Swa. Selama menangani Telkom, pencatatannya mencapai lebih dari Rp 50 triliun. Ia blajar soal ketekunan dari ibunya. Semboyan hidupn Arief adalah “Success without plan is luck. Success with plan is achievement”. |
Menteri ESDM, Sudirman Said
Sudirman Said saat ini menjabat sebagai Direktur Utama PT Pindad. Ia bukan nama baru di dunia ESDM karena pernah mengampu sejumlah jabatan ekskutif di BUMN maupun perusahaan swasta bidang ESDM. Salah satunya adalah PT Pertamina, sebagai staf ahli Direut Pertamina. Di bidang birokrasi, Sudirman pernah menjabat Deputi Kepala Badan Pelaksana Rekonstruksi dan Rehabilitasi (BRR) Aceh-Nias. Ia juga adalah pendiri Dewan Pengawas Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI). |
Menteri Koordinator Politik Hukum dan
Keamanan, Tedjo Edy Purdjianto
Lulus dari Akademi TNI Angkatan Laut tahun 1975 ini mengikuti pendidikan Sekolah Staf dan Komando ABRI angkatan ke-25. Pernah menjadi Komandan Sekolah Staf dan Komando TNI, Kepala Staf Umum TNI serta Kepala Staf Angkatan Darat (2008-2009). |
|
Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo
Tjahjo Kumolo adalah politisi kawakan kelahiran Surakarta. Ia menjadi anggota DPR untuk periode 2014-2019. Lulusan Fakultas Hukum Universitas Diponegoro ini pernah bergabung juga dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Pernah bergabung di Partai Golkar, lalu pada 1999 mulai tercatat seagai anggota DPR dari PDI Perjuangan. |
|
Menteri Luar Negeri, Retno Lestari
Priansari Marsudi
Retno Marsudi kini adalah Duta Besar Indonesia untuk Belanda. Dia menjadi Menteri Luar Negeri perempuan pertama di Indonesia. Karir diplomatnya dimulai pada 1986, pernah menjadi Direktur Eropa dan Amerika dan pada 2003 menjadi Direktur Eropa Barat. Selain di Belanda, Retno juga pernah menjadi Duta Besar RI di Norwegia dan Islandia. |
|
Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu
Ryamizard Ryacudu menjadi Kepala Staf Angkatan Darat untuk periode 2002-2005. Ia mulai menjadi Jendrat terhitung tahun 2002 silam. Ia terlibat dalam Operasi Seroja Timor Timur untuk beberapa periode. |
|
Menteri Hukum dan HAM, Yasonna H
Laoly
Nama Yasonna Laoly mungkin tidak banyak terdengar, tapi dia adalah seorang Doktor dari North Carolina State University di Amerika Serikat. Karirnya di bidang legislatif adalah menjadi anggota DPR dari PDI Perjuangan (2004-2009). Di Sumatera Utara, ia adalah Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan (2005-2008). |
Menteri Komunikasi dan Informatikan,
Rudiantara
Rudiantara adalah orang lama di industri telekomunikasi. Ia pernah berkarir di Indosat, Telkomsel, Excelkomindo dan Telkom. Ia kini masih menjadi salah satu Komisaris Indosat. Permasalahan TI Indonesia akan jadi tanggung jawabnya dalam lima tahun mendatang, misalnya soal peningkatan infrastruktur serta tata kelola internet. |
|
Menteri PAN dan Reformasi Birokrasi,
Yuddy Crisnandi
Yuddy Chrisnandi adalah lulusan Program Doktor Ilmu Politik di Universitas Indonesia yang malang melintang sebagai staf khusus pejabat, mulai dari Ketua BPPN, Kapolri sampai Wakil Presiden (2001-2003). Kini adalah Ketua DPP Partai Hanura (2010-2015). Buku terakhir yang ditulis adalah “Beyond Parlemen, Dari Politik Kampus Hingga Suksesi Kepemimpinan Nasional”. |
|
Menteri Koordinator Perekonomian,
Sofyan Djalil
Sofyan Djalil sebelumnya pernah menjadi menteri yaitu Menteri Komunikasi dan Informatika dan Menteri BUMN di pemerintahan SBY-JK. Pria kelahiran Peureulak, Aceh Timur, ini dikenal sebagai pekerja keras. Setelah meninggalkan posisi Menteri BUMN, ia menjadi staf ahli Wakil Presiden Boediono. Jenjang pendidikan terakhirnya adalah S3 dengan bidang studi International Financial and Capital Market Law and Policy. |
Menteri Keuangan, Bambang Sumantri
Brodjonegoro
Bambang Brodjonegoro saat ini adalah Wakil Menteri Keuangan Indonesia. Selain piawai di bidang ekonomi, Bambang juga sempat belajar soal tata wilayah dan perkotaan. Di kesempatan sebelumnya, Bambang mengatakan kalau tugas berat di Pemerintahan Jokowi-JK adalah memelihara inflasi dan mengurangi defisit neraca berjalan. |
Menteri BUMN, Rini M Soemarno
Disebut Presiden Jokowi sebagai sosok yang “bekerja super cepat”, Rini Mariani Soemarno adalah lulusan Fakultas Ekonomi dari Wellesly College Massachusetts di Amerika Serikat. Karirnya malang melintang di bisnis, di antaranya sebagai Direktur Keuangan dan Direktur Utama PT Astra Internasional. Rini juga pernah menjadi Wakil Kepala Badan Penyehatn Perbankan Nasional pada tahun 1998. Ia juga pernah menjabat sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan di Kabinet Gotong Royong (2001-2004). |
Menteri Koperasi dan UKM, AA Ngurah
Puspayoga
AA Gede Nugrah Puspayoga adalah lulusan Universitas Ngurah Rai, Denpasar. Ia juga pernah menjadi dosen di almamaternya. Di bidang pemerintahan, Puspayoga pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur Bali pada 2008-2013. |
|
Menteri Perindustrian, Saleh Husein
Saleh Husin mengaku tak menyangka bakal mengemban tugas berat sebagai menteri. Kebahagiaan langsung dikabarkan kepada keluarganya di Nusa Tenggara Timur dan Jakarta. Pria kelahiran Rote Ndao ini sempat berjualan kue di kampung halamannya, sebelum akhirnya menjadi direktur di sebuah perusahaan pada 1998. |
|
Menteri Perdagangan, Rahmat Gobel
Rahmat Gobel adalah Direktur Utama PT Gobel Internasional, induk perusahaan Kelompok Usaha Gobel. Sarjana Ilmu Perdagangan Internasional dari Chuo University, Tokyo, Jepang ini juga menjadi Doktor Kehormatan dari universitas yang sama. Di PT Gobel Indonesia, Rahmat sudah menjadi Presiden Direktur sejak 1993 lalu. |
|
Menteri Pertanian, Amran Sulaiman
Amran Sulaiman adalah peraih Cum Laude saat menjalani program Doktor Ilmu Pertanian di Universitas Hasanudin (2008-2012). Banyak berurusan dengan hak paten serta surat izin khusus terkait urusan pertanian. |
|
Menteri Ketenagakerjaan, Hanif
Dhakiri
Hanif Dhakiri saat ini sebetulnya adalah anggota DPR periode 2014-2019. Lulusan IAIN Walisongo Salatiga ini pernah menjadi staf khusus Menakertrans (2006-2007). Kini juga menjadi Ketua DPP PKB. |
|
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rayat, Basuki Hadimuljono
Basuki Hadimuljono berhadapan dengan tugas berat: mengisi kekurangan rumah sedikitnya 15 juta unit. Masa depan perumahan rakyat, menurut banyak pengamat, sangat tergantung pada kemauan menteri dan pemerintahan yang sekarang. |
|
Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan, Siti Nurbaya
Siti Nurbaya sudah menjadi PNS sejak tahun 1979, termasuk jadi Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Provinsi Lampung. Begitu pindah ke Jakarta, karirnya langsung melesat. Pada 1998 ia menjadi Kepala Biro Perencanaan Kementerian Dalam Negeri. |
Menteri Agraria dan Tata Ruang, Ferry
Mursyidan Baldan
Ferry Mursyidan Baldan adalah salah satu Ketua DPP Partai Nasional Demokrat yang lahir dan besar di Jakarta. Lulusan Universitas Padjajaran ini sudah berkiprah di Parlemen sejak 1992. Jabatan tertingginya adalah Wakil Ketua Komisi II DPR (Fraksi Partai Golkar) dan Ketua Pansus RUU Pemilu Legislatif. Ferry juga pernah terjun ke Kosgoro dan di Golkar pernah menjadi Ketua Departemen Pemuda DPP Partai Golkar pada 1998. |
Menteri Koordinator Pembangunan
Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani
Presiden Jokowi memperkenalkan Puan Maharani sebagai ‘politisi senior dengan banyak pengalaman’. Putri kandung Presiden ke-5 RI, juga Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri ini adalah anggota DPR periode 2014-2019. Di tubuh PDIP pernah menjabat sebagai Ketua Bidang Perempuan dan Pemberdayaan Masyarakat, juga Ketua Bidang Politik dan Hubungan Antarlembaga sampai 2015 mendatang. |
Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin
Lukman Hakim Saifudin termasuk nama yang paling diharapkan untuk bertahan sebagai Menteri Agama karena kiprah positifnya di bidang toleransi antar umat beragama. Menjabat sebagai Menteri Agama menggantikan Surya Dharma Ali pada Juni 2014, nama Lukman terus moncer. Salah satunya ketika mengadakan acara buka puasa bersama dengan berbagai kelompok agama, termasuk kelompok agama minoritas. Sempat juga menjadi Wakil Ketua MPR RI (2009-2014). |
|
Menteri Kesehatan, Nila F Moeloek
Nila Moeloek pernah diproyeksikan jadi Menteri Kesehatan di Kabinet Indonesia Bersatu kedua di era Presiden SBY. Istri dari Menteri Kesehatan pada Kabinet Reformasi Pembangunan di bawah Presiden BJ Habibi ini masih aktif mengajar di Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia. Nila juga pernah menjadi Utusan Khusus Presiden RI untuk Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2009-2014. |
Menteri Sosial, Khofifah Indar
Parawansa
Khofifah Indar Parawansa tercatat pernah menjadi anggota DPR untuk periode 2004-2009. Pada 1997 menuntaskan Magister Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dari Universitas Indonesia. Khofifah pernah juga menjabat sebagai Kepala BKKBN (1999-2001). Sebelumnya, smpat menjadi Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan di Kabinet Abdurrahman Wahid (1999-2001). |
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak, Yohana Susana Yembise
“Inilah menteri perempuan pertama yang berasal dari Papua,” begitu Presiden Jokowi memperkenalkan Yohana Yambise. Yohana juga adalah profesor dan guru besar di Fakultas Ilmu Pendidikan dan Keguruan, Universitas Cendrawasih. Perempuan kelahiran Manokwari, 1 Oktober 1958 ini adalah Sarjana Sarjana Bahasa Inggris, Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP Universitas Cenderawasih. Yohana menyabet gelar Master pada 1994 dari Faculty of Education, Simom Fraser University British Colombia Canada. |
Menteri Kebudayaan dan
Pendidikan Dasar Menengah, Anies Baswedan
Anies Baswedan mulai dikenal luas dengan inisiatifnya yaitu Gerakan Indonesia Mengajar. Anies juga adalah rektor termuda di Indonesia. Ia pernah menjadi moderator dalam acara debat calon presiden pada 2009 silam, juga anggota Tim-8 dalam kasus dugaan pidana pimpinan KPK yaitu Bibit dan Chandra (2009). Setahun kemudian dinobatkan sebagai salah satu dari “Worlds 20 Future Figure” dari Majalah Foresight, Tokyo. |
|
Menteri Ristek dan Dikti, M Nasir
M. Nasir lahir tahun 1960. Ia menyandang gelar Doktor dari University of Science, Penang, Malaysia. Terakhir menjabat sebagai Rektor Universitas Diponegoro per September 2014. Semarang. Ia bercita-cita mengembangkan kampusnya sebagai perguruan tinggi berbasis riset, juga membentuk komunitas peneliti mahasiswa. |
Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam
Nahrawi
Politisi PKB ini akan langsung mengemban tugas berat yaitu mengawal Asian Games 2018 yang akan diselenggarakan di tanah air. Sebagai orang muda, Presiden Jokowi yakin Imam akan menjalankan tugasnya dengan baik. Saat ini Imam adalah Sekretaris Jendral DPP PKB, pernah menjadi anggota DPR 2009-2014. |
|
Menteri PDT dan Transmigrasi, Marwan
Jafar
Marwan, yang lahir di Pati, 12 Maret 1971, adalah anggota DPR RI dari Fraksi PKB 2014-2019, di Komisi V yang membidangi pekerjaan umum dan perumahan rakyat. Pendidikan S1-nya ditempuh di Universitas Islam Indonesia Yogyakarta. Ia pernah juga menjadi Wakil Ketua Lembaga Perekonomian PBNU. |