Contoh Cerpen Bahasa Indonesia
Cerpen (oleh Edwina Rismayanti)
KAU MENGALIHKAN DUNIAKU
Danya. Gadis berusia 15 tahun ini sedang gelisah
menunggu hasil pengumuman kelulusan di depan gerbang sekolahnya yang
masih tertutup bersama semua teman-temannya yang juga gelisah dengan
alasan yang sama. “duuh, gimana ya kalo ga lulus?” keluh
Hehey, sahabat Danya. “tenang aja Hey, kamu pasti lulus kok.. Aku
percaya. Kita harus optimis” jawab Danya sambil memegang pundak Hehey.
Senyum hehey mengembang sedikit, perkataan Danya membuat Hehey sedikit
lega. Pintu gerbang sekolahpun terbuka, semua anak menyerbu papan
pengumuman yang terdapat di tengah lapang sekolah. Semua anak
hirup-pikup mencari namanya di setiap kertas yang tertempel di papan
pengumuman itu. Danya memegang tangan Hehey agar sahabatnya itu tidak
hilang. Pada papan pertama dan kedua tidak tercantum nama mereka..
ketika mereka melihat papan ketiga, ternyata hasilnya mereka berdua
dinyatakan, LULUS dan dapat meneruskan ke SMA pilihan pertama mereka.
Betapa gembiranya Danya dan Hehey saat melihat pengumuman itu, tetapi
disela kebahagiaan mereka terpancar kesedihan yang teramat-sangat karena
mereka akan berpisah. Hehey dapat beasiswa ke Hongkong untuk meneruskan
masa SMA nya di sana.
Beberapa bulan berlalu, Danya
sudah mengenakan seragam putih abu-abu, seragam SMA favorit pilihannya.
Namun yang ia tidak tahu adalah pergaulan SMA favorit tersebut tidak
se-favorit perkiraan orang-orang awam. Rokok, Narkotika, dan Sex bebas
menjadi keseharian yang tidak aneh di sekolah itu. Danya pun tidak tahu
akan hal itu. Hari pertama masuk SMA, Danya adalah anak yang rapih dan
teladan. Namun itu tidak berlangsung lama. Danya menemukan sahabat
barunya di sana, Caesar dan Kanya. Walaupun memiliki nama hampir sama
dengan Danya, sifat Kanya sangatlah tidak ada mirip-miripnya dengan
Danya. Kanya adalah seorang siswi perokok yang senang keluar malam.
Caesar sendiri sudah tidak asing, ia adalah bandar narkoba di sekolah
tersebut. Danya masuk ke dalam lubang buaya, ia salah memilih teman.
Danya bukannya menjauhi kedua
orang itu, tapi Danya malah terbawa pergaulan yang salah akibat kedua
temannya itu. Danya menjadi perokok dan pemakai narkoba. Beberapa bulan
berlalu Danya suddah mengalami 3 kali over dosis dan 3 kali pula ia koma
di rumah sakit. Orang tua Danya hanya bisa menangis dan menyesali
semuanya. Prestasi Danya menurun derastis, bagai terjun bebas dari
pesawat yang sedang terbang di langit. Ia sering bolos sekolah untuk
berpesta narkoba bersama Caesar dan Kanya. Hidupnya kini suram.
Bunga, seorang pengurus osis
kelas 2 di sekolah itu memperhatikan Danya sejak lama. Ia kasihan kepada
Danya yang bagai orang gila ketika tiba-tiba sakau di sekolah. Ia
mencari-cari informasi tentang Danya kepada orang tuanya, namun hasilnya
nihil. Orang tuanya tidak memberi jawaban yang berguna bagi
penyelidikannya. Ketika suatu hari Bunga sedang duduk di kantin yang
kosong, ia bertemu Aldi. Murid kelas 3. “kamu sedang membuntuti Danya
ya?” tanya Aldi dengan dingin yang tiba-tiba duduk di sebelah Bunga
“i..iya, kok kamu tahu?”,”karna aku juga melakukan hal yang sama
denganmu” lalu Aldi pergi meninggalkan Bunga. Bunga melihat Aldi berlalu
dari sampingnya. Dikepalanya kini makin banyak tanda tanya.
Beberapa hari kemudian, ketika
pelajaran berlangsung Danya tiba-tiba pingsan. Semua anak tidak ada yang
menyadarinya, kecuali.. Azka. Dia adalah teman sebangku Danya. Azka
lalu minta izin untuk membawa Danya ke UKS, namun tidak ada yang mau
membantunya. Dengan sekuat tenaganya Azka menggendong Danya di
punggungnya. Azka tidaklah lebih tinggi dan lebih besar dari Danya, jadi
menggendong Danya bukanlah hal yang mudah. Ketika sampai di tangga Azka
merasa kelelahan, saat itulah Aldi kebetulan lewat. “Danya kenapa de?”
tanya Aldi pada Azka yang ternyata adalah adiknya. “nggak tau kak,
tiba-tiba aja pas lagi belajar matanya menatap kosong, seperti orang
kurang tidur, lalu wajahnya pucat dan kepalanya tiba-tiba saja jatuh ke
meja”,”biar aku saja yang membawa Danya ke UKS.. kembalilah kamu ke
kelas” perintah Aldi. Azka menurut.
Mata Danya menerawang seisi
ruangan ketia ia tersadar dari pingsannya. “dimana ini?” tanya dia pelan
sambil memegangi kepalanya yang terasa pusing. “di UKS” sosok tubuh
Aldi keluar dari balik tirai di dalam UKS itu. Danya tiba-tiba saja
merasa malu, canggung, dan kaget karna tiba-tiba ada seorang anak yang
paling populer di sekolahnya yang sangat ia kagumi berada dalam satu
ruangan bersamanya. “a..aku kenapa?” tanya Danya, “ kamu pingsan,
sepertinya kamu sudah mau ngengalami sakau ketika tadi di kelas”.. pipi
Danya yang memerah kini terbasahi oleh air mata. “aa..aku. aku gak mau
pake narkoba lagi! Semua hidup aku hancur gara-gara narkoba! Aku gak mau
tau lagi! Aku capek! Aku capek terus-terusan sakau dan koma di rumah
sakit gara-gara over dosis! Aku gak mau lagi!!” cerita Danya sambil agak
berteriak berlinang air mata. Aldi duduk di sebelah tempat tidur Danya.
Ia mengelus kepala Danya dengan lembut. “tenang.. aku akan membantumu
berubah..pasti..itu janjiku”, “kamu serius..?”, “iya.. karena aku sayang
kamu, Danya”
<< Beranda