Jumat, 27 November 2015

Contoh Cerpen Bahasa Indonesia

Cerpen (oleh Edwina Rismayanti)
KAU MENGALIHKAN DUNIAKU
Danya. Gadis berusia 15 tahun ini sedang gelisah menunggu hasil pengumuman kelulusan di depan gerbang sekolahnya yang masih tertutup bersama semua teman-temannya yang juga gelisah dengan alasan yang sama. “duuh, gimana ya kalo ga lulus?” keluh Hehey, sahabat Danya. “tenang aja Hey, kamu pasti lulus kok.. Aku percaya. Kita harus optimis” jawab Danya sambil memegang pundak Hehey. Senyum hehey mengembang sedikit, perkataan Danya membuat Hehey sedikit lega. Pintu gerbang sekolahpun terbuka, semua anak menyerbu papan pengumuman yang terdapat di tengah lapang sekolah. Semua anak hirup-pikup mencari namanya di setiap kertas yang tertempel di papan pengumuman itu. Danya memegang tangan Hehey agar sahabatnya itu tidak hilang. Pada papan pertama dan kedua tidak tercantum nama mereka.. ketika mereka melihat papan ketiga, ternyata hasilnya mereka berdua dinyatakan, LULUS dan dapat meneruskan ke SMA pilihan pertama mereka. Betapa gembiranya Danya dan Hehey saat melihat pengumuman itu, tetapi disela kebahagiaan mereka terpancar kesedihan yang teramat-sangat karena mereka akan berpisah. Hehey dapat beasiswa ke Hongkong untuk meneruskan masa SMA nya di sana.
Beberapa bulan berlalu, Danya sudah mengenakan seragam putih abu-abu, seragam SMA favorit pilihannya. Namun yang ia tidak tahu adalah pergaulan SMA favorit tersebut tidak se-favorit perkiraan orang-orang awam. Rokok, Narkotika, dan Sex bebas menjadi keseharian yang tidak aneh di sekolah itu. Danya pun tidak tahu akan hal itu. Hari pertama masuk SMA, Danya adalah anak yang rapih dan teladan. Namun itu tidak berlangsung lama. Danya menemukan sahabat barunya di sana, Caesar dan Kanya. Walaupun memiliki nama hampir sama dengan Danya, sifat Kanya sangatlah tidak ada mirip-miripnya dengan Danya. Kanya adalah seorang siswi perokok yang senang keluar malam. Caesar sendiri sudah tidak asing, ia adalah bandar narkoba di sekolah tersebut. Danya masuk ke dalam lubang buaya, ia salah memilih teman.
Danya bukannya menjauhi kedua orang itu, tapi Danya malah terbawa pergaulan yang salah akibat kedua temannya itu. Danya menjadi perokok dan pemakai narkoba. Beberapa bulan berlalu Danya suddah mengalami 3 kali over dosis dan 3 kali pula ia koma di rumah sakit. Orang tua Danya hanya bisa menangis dan menyesali semuanya. Prestasi Danya menurun derastis, bagai terjun bebas dari pesawat yang sedang terbang di langit. Ia sering bolos sekolah untuk berpesta narkoba bersama Caesar dan Kanya. Hidupnya kini suram.
Bunga, seorang pengurus osis kelas 2 di sekolah itu memperhatikan Danya sejak lama. Ia kasihan kepada Danya yang bagai orang gila ketika tiba-tiba sakau di sekolah. Ia mencari-cari informasi tentang Danya kepada orang tuanya, namun hasilnya nihil. Orang tuanya tidak memberi jawaban yang berguna bagi penyelidikannya. Ketika suatu hari Bunga sedang duduk di kantin yang kosong, ia bertemu Aldi. Murid kelas 3. “kamu sedang membuntuti Danya ya?” tanya Aldi dengan dingin yang tiba-tiba duduk di sebelah Bunga “i..iya, kok kamu tahu?”,”karna aku juga melakukan hal yang sama denganmu” lalu Aldi pergi meninggalkan Bunga. Bunga melihat Aldi berlalu dari sampingnya. Dikepalanya kini makin banyak tanda tanya.
Beberapa hari kemudian, ketika pelajaran berlangsung Danya tiba-tiba pingsan. Semua anak tidak ada yang menyadarinya, kecuali.. Azka. Dia adalah teman sebangku Danya. Azka lalu minta izin untuk membawa Danya ke UKS, namun tidak ada yang mau membantunya. Dengan sekuat tenaganya Azka menggendong Danya di punggungnya. Azka tidaklah lebih tinggi dan lebih besar dari Danya, jadi menggendong Danya bukanlah hal yang mudah. Ketika sampai di tangga Azka merasa kelelahan, saat itulah Aldi kebetulan lewat. “Danya kenapa de?” tanya Aldi pada Azka yang ternyata adalah adiknya. “nggak tau kak, tiba-tiba aja pas lagi belajar matanya menatap kosong, seperti orang kurang tidur, lalu wajahnya pucat dan kepalanya tiba-tiba saja jatuh ke meja”,”biar aku saja yang membawa Danya ke UKS.. kembalilah kamu ke kelas” perintah Aldi. Azka menurut.
Mata Danya menerawang seisi ruangan ketia ia tersadar dari pingsannya. “dimana ini?” tanya dia pelan sambil memegangi kepalanya yang terasa pusing. “di UKS” sosok tubuh Aldi keluar dari balik tirai di dalam UKS itu. Danya tiba-tiba saja merasa malu, canggung, dan kaget karna tiba-tiba ada seorang anak yang paling populer di sekolahnya yang sangat ia kagumi berada dalam satu ruangan bersamanya. “a..aku kenapa?” tanya Danya, “ kamu pingsan, sepertinya kamu sudah mau ngengalami sakau ketika tadi di kelas”.. pipi Danya yang memerah kini terbasahi oleh air mata. “aa..aku. aku gak mau pake narkoba lagi! Semua hidup aku hancur gara-gara narkoba! Aku gak mau tau lagi! Aku capek! Aku capek terus-terusan sakau dan koma di rumah sakit gara-gara over dosis! Aku gak mau lagi!!” cerita Danya sambil agak berteriak berlinang air mata. Aldi duduk di sebelah tempat tidur Danya. Ia mengelus kepala Danya dengan lembut. “tenang.. aku akan membantumu berubah..pasti..itu janjiku”, “kamu serius..?”, “iya.. karena aku sayang kamu, Danya”