Proposal PTK
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK ) MENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PMRI MELALUI COOPERATIF LEARNING DI KELAS XI IPS 2 SMA PLUS NEGERI 2 BANYUASIN III Disusun sebagai salah satu tugas Mata kuliah Metode Penelitian Pendidikan OLEH MEDIA HARJA, S. Pd 20112512023 PROGRAM PASCA SARJANA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2012 PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS I. JUDUL MENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PMRI MELALUI MODEL COOPERATIF LEARNING DI KELAS XI IPS 2 SMA PLUS NEGERI 2 BANYUASIN III II. BIDANG KAJIAN Pembelajaran Matematika dengan pendekatan PMRI melalui cooperative learning III. PENDAHULUAN Latar Belakang Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan dan kehidupan, yaitu sebagai landasan berpikir dan bekal mendasar dalam menghadapi fenomena dan permasalahan kehidupan yang sangat kompleks dengan lebih baik. Peran serta matematika dalam pendidikan dan kehidupan sangat luas, tidak hanya berkaitan dengan hal-hal teknis dan ilmiah saja tetapi juga persoalan dalam kehidupan sehari-hari dapat diuraikan dalam model matematika sehingga penyelesaiannya lebih cepat dan sederhana. Sehingga matematika merupakan salah satu mata pelajaran penting yang diajarkan pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Namun matematika oleh sebagian besar siswa dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit dan menakutkan. Siswa terkesan menjauhi dan membenci matematika. Persepsi siswa terhadap matematika juga sangat buruk, dimana kebanyakan siswa beranggapan bahwa matematika hanya berguna untuk berhitung, sedangkan materi lain tidak atau kurang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Karena kurang merasakan manfaat matematika maka minat dan hasil belajar matematika siswa menjadi rendah. Menurut Zani (809: 2008) Padatnya materi yang terdapat dalam kurikulum mengakibatkan pembelajaran matematika hanya sekedar menjadi kewajiban menjalankan kurikulum (mengejar materi yang ada pada kurikulum agar habis disampaikan) sehingga kehilangan daya tariknya dan lepas relevansinya dengan dunia nyata. Selain itu, kurang bervariasinya guru dalam menggunakan model pembelajaran menyebabkan siswa menjadi jenuh dan bosan. Karena itu, guru perlu melakukan instrospeksi diri terhadap cara mengajarnya. Karena seringkali kebencian terhadap matematika bukan pada matematikannya, melainkan pada cara guru mengajar dikelas. Pembelajaran matematika di kelas XI IPS SMA Plus Negeri 2 Banyuasin III, Terutama pada KD peluang dimana guru mengajar masih terlalu banyak memberikan informasi-informasi dan penjelasan kemudian memberikan contoh-contoh soal lalu memberikan soal-soal kontekstual. Hal ini rutin, dilaksanakan setiap kali pertemuan dikelas secara benar. Terbiasanya siswa mengerjakan soal-soal rutin membuat siswa tidak dapat melihat bagaimana keterkaitan matematika secara langsung pada kehidupan sehari-hari yang mengakibatkan ketidaktarikan siswa tersebut pada mata pelajaran matematika dan secara tidak langsung rendahnya minat siswa terhadap mata pelajaran matematika, kurang aktifnya siswa mengikuti pembelajaran sehingga mengakibatkan rendahnya nilai siswa pada mata pelajaran matematika. Hal ini dapat dilihat dari nilai Kompetensi Dasar (KD) Peluang untuk 2 tahun terakhir di kelas XI IPS SMA Plus Negeri 2 Banyuasin III : Tabel 1.1 Nilai KD peluang Siswa SMA Plus 2 Banyuasin III tahun 2009-2010
sumber : Arsip Nilai siswa SMA Plus N 2 Banyuasin III UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi adalah menggunakan acuan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan dinamakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Dari pengalaman penulis mengajar di kelas XI IPS 2 SMA PLUS N 2 Banyuasin III daya serap siswa untuk setiap pokok bahasan yang telah diajarkan mencapai 70% atau lebih, secara klasikal belum mencapai ≥ 85%. Hal ini dapat dilihat dari nilai KD peluang pada tabel diatas, daya serap siswa yang mencapai ≥ 70%, pada siswa kelas XI IPS 2 SMA PLUS Negeri 2 Banyuasin III secara klasikal belum tercapai dan hasil capai belajar hanya mencapai 73,91% pada tahun terakhir. Untuk itu perlu dilakukan suatu pendekatan pengajaran baru yang dapat menimbulkan ketertarikan siswa terhadap mata pelajaran matematika. Bertolak dari kenyataan itu, maka penulis menawarkan solusi berupa sebuah model pembelajaran yang inovatif dengan menggabungkan pendekatan PMRI dan model pembelajaran kooperatif. Untuk menguji efektivitas model belajar ini terhadap peningkatan minat dan hasil belajar matematika siswa maka penulis mengadakan Penelitian Tindakan Kelas yang diberi Judul “MENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PMRI MELALUI MODEL COOPERATIF LEARNING DI KELAS XI IPS 2 SMA PLUS NEGERI 2 BANYUASIN III “. IV. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian pada latar belakang penelitian ini, maka penulis menyusun rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apakah Pendekatan PMRI melalui model cooperative learning dapat meningkatkan minat belajar matematika siswa ? 2. Apakah Pendekatan PMRI melalui model cooperative learning dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa ? V. TUJUAN PENELITIAN Tujuan Penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui peningkatan minat belajar matematika siswa setelah diberikan model pembelajaran cooperative learning dengan pendekatan pembelajaran PMRI. 2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika siswa setelah diberikan model pembelajaran cooperative learning dengan pendekatan pembelajaran PMRI. VI. MANFAAT HASIL PENELITIAN Hasil penelitian ini penulis harapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Siswa, yaitu dapat meningkatkan minat dan prestasi siswa agar mereka tidak menjauhi dan membenci matematika. 2. Guru, yaitu sebagai tindak alternatif yang dapat diambil untuk meningkatkan kompetensi dan kreatifitas mereka untuk memecahkan kebekuan cara mengajar yang monoton dan menjemukan bagi siswa. 3. Sekolah, yaitu bahan referensi sehingga dapat dipelajari oleh guru-guru maupun pihak lain dikemudian hari. 4. Hasil penelitian ini juga diharapkan bermanfaat bagi pengembangan model pembelajaran ini oleh pakar pendidikan, dosen, maupun pihak yang peduli terhadap perkembangan pendidikan di Indonesia. VII. KAJIAN PUSTAKA Landasan Teori 7.1. Belajar dan Mengajar Belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara peserta didik dengan sumber-sumber atau objek belajar, baik yang secara sengaja dirancang maupun yang tidak secara sengaja dirancang namun dimanfaatkan. Depdiknas, (2008 : 3) Belajar adalah proses aktif yang didalamnya terjadi hubungan saling mempengaruhi secara dinamis antara siswa dan sumber belajar / lingkungannya. Berdasarkan pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam belajar harus siswa harus aktif dan saling berinteraksi sesamanya agar dapat menguasai materi pelajaran. Sedangkan Mengajar adalah segala upaya yang disengaja dalam rangka memberikan kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar mengajar dengan tujuan agar terjadi perubahan kemajuan dalam proses perkembangan jiwa dan sikap pribadi. Sebagaimana dikemukakan Depdiknas, (2008 : 4) “Mengajar diartikan sebagai suatu usaha guru untuk membantu siswa memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berfikir, sarana untuk mengeksperesikan diri, dan cara belajar”. Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa tujuan utama dari kegiatan mengajar adalah siswa yang belajar. Dengan memfasilitasi agar siswa dapat menerima pengertian yang terkandung dalam materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru dengan metode yang tepat, sehingga kualitas peserta didik dapat berkembang dan siswa dapat menemukan sesuatu yang belum diketahui dengan ilmu yang sudah diketahui. 7.2. Minat Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, minat adalah perhatian ; kesukaan (kecenderungan hati) kepada sesuatu ; keinginan. Minat mempunyai kaitan yang erat dengan motivasi belajar. Siswa yang memiliki minat terhadap suatu bidang studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasinya untuk mempelajari bidang studi tersebut (Dimyati dan Mudjiono : 2002) Menurut Zani (2008 : 813) Minat adalah kecenderungan hati terhadap sesuatu. Karena itu minat seseorang dapat dilihat dari tindakan yang dilakukan. Beberapa indikator untuk mengetahui minat siswa terhadap mata pelajaran antara lain : 1. Memperhatikan siswa terhadap pelajaran 2. Keaktifan siswa melaksanakan semua tugas yang diberikan gurunya 3. Rasa senang saat mengikuti pelajaran 4. Keterlibatan siswa secara langsung dalam setiap kegiatan saat pembelajaran 5. Siswa banyak bertanya saat pelajaran berlangsung 6. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan sampai selesai 7. Siswa berani mengemukakan pendapat/gagasannya atau mempertanyakan gagasan orang lain 8. Siswa tidak tegang/rileks selama mengikuti pelajaran 9. Siswa mempergunakan alat peraga/media pembelajaran secara optimal 10. Siswa antusias mengikuti pelajaran dari awal hingga akhir. 7.2.Model Pembelajaran Kooperatif Posamentier (1999:12) secara sederhana menyebutkan cooperative learning atau belajar secara kooperatif adalah penempatan beberapa siswa dalam kelompok kecil dan memberikan mereka sebuah atau beberapa tugas. Beberepa hal yang perlu diperhatikan ketika siswa bekerja dalam kelompok adalah sebagai berikut : a. Setiap anggota dalam kelompok harus merasa bagian dari tim dalam pencapaian tujuan bersama. b. Setiap anggota dalam kelompok harus menyadari bahwa masalah yang mereka pecahkan adalah masalah kelompok, berhasil atau gagal akan dirasakan oleh semua angota kelompok. c. Untuk pencapaian tujuan kelompok, semua siswa harus bicara atau diskusi satu sama lain. d. Harus jelas bahwa setiap kerja individu dalam kelompok mempunyai efek langsung terhadap keberhasilan kelompok. Fatimah (2010:13) karakteristik pembelajaran kooperatif, antara lain : Pertama, saling ketergantungan dan interaksi tatap muka yang positif. Kedua, pertanggungjawabannya bersifat perorangan. Ketiga, kemampuan interaksi antara individu dan bekerja dalam kelompok kecil. Keempat, proses berlangsung dalam kelompok. Selajutnya Fatimah (2010:13) mengemukakan peran siswa dalam pembelajaran kooperatif. Pertama, membuat keputusan-keputusan. Kedua, menyiapkan pelajaran. Ketiga, mengawasi dan mengintervensi. Keempat, Mengevaluasi dan memperoses. VIII. RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN Model pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas ini direncanakan melalui 3 siklus dan pada setiap siklus meliputi kegiatan perencanaan , pelaksanaan, observasi dan refleksi. 8.1 Lokasi dan Subjek Penelitian Yang menjadi subjek pada penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas kelas XI IPS 2 SMA PLUS Negeri 2 Banyuasin III tahun pelajaran 2011-2012 sedang objeknya adalah pembelajaran materi peluangn pada mata pelajaran Matematika yang diajarkan dengan cara mengaktifkan siswa dalam belajar dengan Pendekatan PMRI melalui model cooperative learning. Yang mana secara umum digambarkan sebagai berikut, penelitian dilaksanakan di SMA PLUS N 2 Banyuasin III. Sekolah ini terdiri dari 12 kelas. Subjek penelitian adalah XI IPS 2 yang berjumlah 23 orang siswa terdiri dari 8 orang siswa laki-laki dan 15 orang siswa perempuan pada semester genap tahun pelajaran 2011-2012 8.2 Waktu Penelitian Dengan beberapa pertimbangan dan alasan penulis menentukan menggunakan waktu penelitian selama 4 bulan Agustus s.d November. Waktu dari perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian tersebut pada semester I Tahun pelajaran 2011/2012. 8.3. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian yang diterapkan dalam hal ini antara lain dalam beberapa siklus : 8.3.1. Perencanaan Meliputi penyusunan perangkat pembelajaran berupa Rencana pembelajaran, Lembar kerja siswa, Perangkat Tes, Lembar Observasi siswa, Lembar angket siswa dan mencari seorang teman kolaborasi untuk membantu dalam penelitian. Selanjutnya Lembar kerja siswa dan perangkat tes yang telah dibuat diberikan pada pakar/penelis dan seseorang atau beberapa orang siswa atau guru, diminta untuk mengomentari serta mengerjakan soal-soal. Dari hasil keduanya dijadikan revisi. 8.3.2 Tindakan Tindakan dilakukan oleh peneliti sebagai upaya perubahan yang dilakukan. Meliputi : a. Siklus I, Perencananya 2 kali pertemuan. Tindakan pertama untuk memberikan pengalaman belajar yang menerapkan PMRI. Dengan pelaksanaan siklus secara garis besar nanti dijabarkan dalam RPP. b. Siklus II ( sama tindakan dengan I dan ada perbaikan ) c. ...........seterusnya 8.3.3. Observasi Dilakukan dengan mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan terhadap siswa. 8.3.4 Refleksi Pada tahap ini peneliti mengkaji dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan. 8.4 Jenis Data, Teknik Pengumpulan data dan Analisis Data 8.4.1 Jenis Data Data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi minat siswa dan hasil angket siswa. Data kuantitatif diperoleh dari hasil belajar siswa mengerjakan tes soal-soal. 8.4.2 Teknik pengumpulan data Data diperoleh melalui angket, catatan lembar observasi dan hasil evaluasi sejak awal hingga hingga akhir penelitian bersama mitra kolaborasi. 8.4.3 Analisis Data Data menggunakan teknik deskriptif IX. JADWAL PENELITIAN
X. BIAYA PENELITIAN Akibat yang timbul dari penelitian ini menjadi tanggung jawab peneliti, adapun biaya tersebut :
XI. PERSONALIA PENELITI a. Peneliti : Media Harja,S.Pd b. Jenis Kelamin : Laki-laki c. Tempat Tanggal Lahir : Palembang, 7 Agustus 1983 d. Pangkat / Gol / NIP : Penata Muda TK I /III b /198308072008011010 e. Mata Pelajaran : Matematika f. Asal Sekolah : SMA PLUS Negeri 2 Banyuasin III | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Label: Kegiatan Ilmiah
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda