Langsung ke konten utama

Universitas Pertahanan Republik Indonesia

Universitas Pertahanan   atau biasa disebut dengan   UNHAN   ( bahasa Inggris :   Indonesian Defense University   atau   IDU ) adalah sebuah   Perguruan Tinggi Negeri   yang menyelenggarakan   pendidikan   vokasi ,   sarjana , dan   pascasarjana   di bidang   pertahanan   dan   bela negara , dengan tujuan untuk melaksanakan pembangunan dan pengembangan yang berorientasi pada Tri Dharma   perguruan tinggi , untuk mencapai standar pendidikan nasional dan universitas berstandar kelas dunia ( world class defense university ) dengan tetap melestarikan nilai-nilai kebangsaan. Universitas Pertahanan didirikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, yaitu  Peraturan Presiden  Nomor 5 Tahun 2011 dan ditetapkan melalui Surat Mendiknas Nomor 29/MPN/OT/2009 tanggal 6 Maret 2009 perihal Pendirian Unhan. Universitas Pertahanan diresmikan oleh Presiden  Susilo Bambang Yudhoyono  pada tanggal 11 Maret 2009 di Istana Negara. Penyelenggaraan program studi di lingkungan Unhan merujuk kepada

Proposal PTK

PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK )


MENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PMRI MELALUI COOPERATIF LEARNING DI KELAS XI IPS 2 SMA PLUS NEGERI 2 BANYUASIN III


Disusun sebagai salah satu tugas Mata kuliah Metode Penelitian Pendidikan






OLEH
MEDIA HARJA, S. Pd
20112512023






PROGRAM PASCA SARJANA PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2012



PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS

I. JUDUL
MENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PMRI MELALUI MODEL COOPERATIF LEARNING DI KELAS XI IPS 2 SMA PLUS NEGERI 2 BANYUASIN III

II. BIDANG KAJIAN
Pembelajaran Matematika dengan pendekatan PMRI melalui cooperative learning

III. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan dan kehidupan, yaitu sebagai landasan berpikir dan bekal mendasar dalam menghadapi fenomena dan permasalahan kehidupan yang sangat kompleks dengan lebih baik. Peran serta matematika dalam pendidikan dan kehidupan sangat luas, tidak hanya berkaitan dengan hal-hal teknis dan ilmiah saja tetapi juga persoalan dalam kehidupan sehari-hari dapat diuraikan dalam model matematika sehingga penyelesaiannya lebih cepat dan sederhana. Sehingga matematika merupakan salah satu mata pelajaran penting yang diajarkan pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Namun matematika oleh sebagian besar siswa dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit dan menakutkan. Siswa terkesan menjauhi dan membenci matematika. Persepsi siswa terhadap matematika juga sangat buruk, dimana kebanyakan siswa beranggapan bahwa matematika hanya berguna untuk berhitung, sedangkan materi lain tidak atau kurang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Karena kurang merasakan manfaat matematika maka minat dan hasil belajar matematika siswa menjadi rendah.
Menurut Zani (809: 2008) Padatnya materi yang terdapat dalam kurikulum mengakibatkan pembelajaran matematika hanya sekedar menjadi kewajiban menjalankan kurikulum (mengejar materi yang ada pada kurikulum agar habis disampaikan) sehingga kehilangan daya tariknya dan lepas relevansinya dengan dunia nyata. Selain itu, kurang bervariasinya guru dalam menggunakan model pembelajaran menyebabkan siswa menjadi jenuh dan bosan. Karena itu, guru perlu melakukan instrospeksi diri terhadap cara mengajarnya. Karena seringkali kebencian terhadap matematika bukan pada matematikannya, melainkan pada cara guru mengajar dikelas.
 Sejalan dengan pendapat  Hadi (2003) Rendahnya hasil belajar matematika siswa disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pendekatan pembelajaran yang konvensional yang berpusat pada guru. Menurut Munaka (2009:34) Pendekatan konvensional proses belajar mengajarnya hanya terdiri dari guru memberikan materi pelajaran dengan metode ceramah, sementara siswa mencatat dibuku catatan dan kemudian siswa mengerjakan latihan soal-soal yang prosedural dan banyak menggunakan rumus dan algoritma.   
Pembelajaran matematika di kelas XI IPS SMA Plus Negeri 2 Banyuasin III, Terutama pada KD peluang dimana guru mengajar masih terlalu banyak memberikan informasi-informasi dan penjelasan kemudian memberikan contoh-contoh soal lalu memberikan soal-soal kontekstual. Hal ini rutin, dilaksanakan setiap kali pertemuan dikelas secara benar. Terbiasanya siswa mengerjakan soal-soal rutin membuat siswa tidak dapat melihat bagaimana keterkaitan matematika secara langsung pada kehidupan sehari-hari yang mengakibatkan ketidaktarikan siswa tersebut pada mata pelajaran matematika dan secara tidak langsung rendahnya minat siswa terhadap mata pelajaran matematika, kurang aktifnya siswa mengikuti pembelajaran sehingga mengakibatkan rendahnya nilai siswa pada mata pelajaran matematika. Hal ini dapat dilihat dari nilai Kompetensi Dasar (KD) Peluang untuk 2 tahun terakhir di kelas XI IPS SMA Plus Negeri 2 Banyuasin III :   
Tabel 1.1 Nilai KD peluang Siswa SMA Plus 2 Banyuasin III tahun 2009-2010
Kelas
Tahun 2009
Tahun 2010
Kurang (KKM<68)
Cukup
(KKM 68-80)
Baik
(KKM>80)
Kurang (KKM<70)
Cukup
(KKM 70 -85)
Baik
(KKM>85)
XI IPS 2
30,43%
(7 org)
47,83%
(11 org)
21,74%
(5 org)
34,78%
(8 org)
39,13%
(9 org)
26,09%
(6 org)
Secara Klasikal
69,57 %
73,91 %
                                                          sumber : Arsip Nilai siswa SMA Plus N 2 Banyuasin III

UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,  salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi adalah menggunakan acuan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan dinamakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)  
Dari pengalaman penulis mengajar di kelas XI IPS 2 SMA PLUS N 2 Banyuasin III  daya serap siswa untuk setiap pokok bahasan yang telah diajarkan mencapai 70% atau lebih, secara klasikal belum mencapai ≥ 85%. Hal ini dapat dilihat dari nilai KD peluang pada tabel diatas, daya serap siswa yang mencapai ≥ 70%, pada siswa kelas XI IPS 2 SMA PLUS Negeri 2 Banyuasin III secara klasikal belum tercapai dan hasil capai belajar hanya mencapai 73,91% pada tahun terakhir. Untuk itu perlu dilakukan suatu pendekatan pengajaran baru yang dapat menimbulkan ketertarikan siswa terhadap mata pelajaran matematika.
Bertolak dari kenyataan itu, maka penulis menawarkan solusi berupa sebuah model pembelajaran yang inovatif dengan menggabungkan pendekatan PMRI dan model pembelajaran kooperatif. Untuk menguji efektivitas model belajar ini terhadap peningkatan minat dan hasil belajar matematika siswa maka penulis mengadakan Penelitian Tindakan Kelas yang diberi Judul “MENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PMRI MELALUI MODEL COOPERATIF LEARNING DI KELAS XI IPS 2 SMA PLUS NEGERI 2 BANYUASIN III “.

IV. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian pada latar belakang penelitian ini, maka penulis menyusun rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Apakah Pendekatan PMRI melalui model cooperative learning dapat meningkatkan minat belajar matematika siswa ?
2.      Apakah Pendekatan PMRI melalui model cooperative learning dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa ?

V.           TUJUAN PENELITIAN
Tujuan Penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui peningkatan minat belajar matematika siswa setelah diberikan model pembelajaran cooperative learning dengan pendekatan pembelajaran PMRI.
2.      Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika siswa setelah diberikan model pembelajaran cooperative learning dengan pendekatan pembelajaran PMRI.

VI.         MANFAAT HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian ini penulis harapkan dapat bermanfaat bagi :
1.        Siswa, yaitu dapat meningkatkan minat dan prestasi siswa agar mereka tidak menjauhi dan membenci matematika.
2.        Guru, yaitu sebagai tindak alternatif yang dapat diambil untuk meningkatkan kompetensi dan kreatifitas mereka untuk memecahkan kebekuan cara mengajar yang monoton dan menjemukan bagi siswa.
3.        Sekolah, yaitu bahan referensi sehingga dapat dipelajari oleh guru-guru maupun pihak lain dikemudian hari.
4.        Hasil penelitian ini juga diharapkan bermanfaat bagi pengembangan model pembelajaran ini oleh pakar pendidikan, dosen, maupun pihak yang peduli terhadap perkembangan pendidikan di Indonesia.

VII. KAJIAN PUSTAKA
         Landasan Teori
7.1.   Belajar dan Mengajar
Belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara peserta didik dengan sumber-sumber atau objek belajar, baik yang secara sengaja dirancang maupun yang tidak secara sengaja dirancang namun dimanfaatkan. Depdiknas, (2008 : 3)   
Belajar adalah proses aktif yang didalamnya terjadi hubungan saling mempengaruhi secara dinamis antara siswa dan sumber belajar / lingkungannya. Berdasarkan pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam belajar harus siswa harus aktif dan saling berinteraksi sesamanya agar dapat menguasai materi pelajaran.
 Sedangkan Mengajar adalah  segala upaya yang disengaja dalam rangka memberikan kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar mengajar dengan tujuan agar terjadi perubahan kemajuan dalam proses perkembangan jiwa dan sikap pribadi.
Sebagaimana dikemukakan Depdiknas, (2008 : 4) “Mengajar diartikan sebagai suatu usaha guru untuk membantu siswa memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berfikir, sarana untuk mengeksperesikan diri, dan cara belajar”.
Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa tujuan utama dari kegiatan mengajar adalah siswa yang belajar. Dengan memfasilitasi agar siswa dapat menerima pengertian yang terkandung dalam materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru dengan metode yang tepat, sehingga kualitas peserta didik dapat berkembang dan siswa dapat menemukan sesuatu yang belum diketahui dengan ilmu yang sudah diketahui.

7.2.       Minat
 Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, minat adalah perhatian ; kesukaan (kecenderungan hati) kepada sesuatu ; keinginan. Minat mempunyai kaitan yang erat dengan motivasi belajar. Siswa yang memiliki minat terhadap suatu bidang studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasinya untuk mempelajari bidang studi tersebut (Dimyati dan Mudjiono : 2002)
Menurut Zani (2008 : 813) Minat adalah kecenderungan hati terhadap sesuatu. Karena itu minat seseorang dapat dilihat dari tindakan yang dilakukan. Beberapa indikator untuk mengetahui minat siswa terhadap mata pelajaran antara lain :
1.      Memperhatikan siswa terhadap pelajaran
2.      Keaktifan siswa melaksanakan semua tugas yang diberikan gurunya
3.      Rasa senang saat mengikuti pelajaran
4.      Keterlibatan siswa secara langsung dalam setiap kegiatan saat pembelajaran
5.      Siswa banyak bertanya saat pelajaran berlangsung
6.      Siswa mengerjakan tugas yang diberikan sampai selesai
7.      Siswa berani mengemukakan pendapat/gagasannya atau mempertanyakan gagasan orang lain
8.      Siswa tidak tegang/rileks selama mengikuti pelajaran
9.      Siswa mempergunakan alat peraga/media pembelajaran secara optimal
10.  Siswa antusias mengikuti pelajaran dari awal hingga akhir.

7.2.Model Pembelajaran Kooperatif
Posamentier (1999:12) secara sederhana menyebutkan cooperative learning atau belajar secara kooperatif adalah penempatan beberapa siswa dalam kelompok kecil dan memberikan mereka sebuah atau beberapa tugas. Beberepa hal yang perlu diperhatikan ketika siswa bekerja dalam kelompok adalah sebagai berikut :
a.      Setiap anggota dalam kelompok harus merasa bagian dari tim dalam pencapaian tujuan bersama.
b.      Setiap anggota dalam kelompok harus menyadari bahwa masalah yang mereka pecahkan adalah masalah kelompok, berhasil atau gagal akan dirasakan oleh semua angota kelompok.
c.       Untuk pencapaian tujuan  kelompok,  semua siswa harus  bicara atau diskusi satu sama lain.
d.      Harus jelas bahwa setiap kerja individu dalam kelompok mempunyai efek langsung terhadap keberhasilan kelompok.
          
Fatimah (2010:13) karakteristik pembelajaran kooperatif, antara lain :  Pertama, saling ketergantungan dan interaksi tatap muka yang positif. Kedua, pertanggungjawabannya bersifat perorangan. Ketiga, kemampuan interaksi antara individu dan bekerja dalam kelompok kecil. Keempat, proses berlangsung dalam kelompok. Selajutnya Fatimah (2010:13) mengemukakan peran siswa dalam pembelajaran kooperatif. Pertama, membuat keputusan-keputusan. Kedua, menyiapkan pelajaran. Ketiga, mengawasi dan mengintervensi. Keempat, Mengevaluasi dan memperoses.  

VIII. RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN
Model pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas ini direncanakan melalui 3 siklus dan pada setiap siklus meliputi kegiatan perencanaan , pelaksanaan, observasi dan refleksi.

8.1    Lokasi dan Subjek Penelitian

Yang menjadi subjek pada penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas kelas XI IPS 2 SMA PLUS Negeri 2 Banyuasin III tahun pelajaran 2011-2012 sedang objeknya adalah pembelajaran materi peluangn pada mata pelajaran Matematika yang diajarkan dengan cara mengaktifkan siswa dalam belajar dengan Pendekatan PMRI melalui model cooperative learning. Yang mana secara umum digambarkan sebagai berikut, penelitian dilaksanakan di SMA PLUS N 2 Banyuasin III. Sekolah ini terdiri dari 12 kelas. Subjek penelitian adalah XI IPS 2 yang berjumlah 23 orang siswa terdiri dari 8 orang siswa laki-laki dan 15 orang siswa perempuan pada semester genap  tahun pelajaran 2011-2012
8.2      Waktu Penelitian
Dengan beberapa pertimbangan dan alasan penulis menentukan menggunakan waktu penelitian selama 4 bulan Agustus s.d November. Waktu dari perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian tersebut pada semester I Tahun pelajaran 2011/2012.

8.3. Prosedur Penelitian
        Prosedur penelitian yang diterapkan dalam hal ini antara lain dalam beberapa siklus :

8.3.1. Perencanaan
Meliputi penyusunan perangkat pembelajaran berupa Rencana pembelajaran, Lembar kerja siswa, Perangkat Tes, Lembar Observasi siswa, Lembar angket siswa dan mencari seorang teman kolaborasi untuk membantu dalam penelitian. Selanjutnya Lembar kerja siswa dan perangkat tes yang telah dibuat diberikan pada pakar/penelis dan seseorang atau beberapa orang siswa atau guru, diminta untuk mengomentari serta mengerjakan soal-soal. Dari hasil keduanya dijadikan revisi.

8.3.2  Tindakan
          Tindakan dilakukan oleh peneliti sebagai upaya perubahan yang dilakukan. Meliputi :
a.             Siklus I, Perencananya 2 kali pertemuan. Tindakan pertama untuk memberikan pengalaman belajar yang menerapkan PMRI. Dengan pelaksanaan siklus secara garis besar nanti dijabarkan dalam RPP.   
b.             Siklus II ( sama tindakan dengan I dan ada perbaikan )
c.              ...........seterusnya

8.3.3. Observasi
 Dilakukan dengan mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan terhadap siswa.

8.3.4  Refleksi
Pada tahap ini peneliti mengkaji dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan.

8.4      Jenis Data, Teknik Pengumpulan data dan Analisis Data

8.4.1    Jenis Data
          Data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi minat siswa dan hasil angket siswa. Data kuantitatif diperoleh dari hasil belajar siswa mengerjakan tes soal-soal.

8.4.2   Teknik pengumpulan data
        Data diperoleh melalui angket, catatan lembar observasi dan hasil evaluasi sejak awal hingga hingga akhir penelitian bersama mitra kolaborasi.

8.4.3   Analisis Data
        Data menggunakan teknik deskriptif

IX. JADWAL PENELITIAN
No
KEGIATAN
MINGGU KE……..
Agustus
September
Oktober
November
1
2
3
4
1
2
3
4
5
1
2
3
4
1
2
3
4
1
Perencanaan

















2
Proses pembelajaran

















3
Evaluasi

















4
Pengumpulan Data

















5
Analisis Data

















6
Penyusunan Hasil

















7
Pelaporan Hasil


















X. BIAYA PENELITIAN
Akibat yang timbul dari penelitian ini menjadi tanggung jawab peneliti, adapun biaya tersebut :
N0
nama kebutuhan
Banyak kebutuhan
Biaya satuan
Jumlah
1
Foto copy Naskah & Jilid
4 rangkap
Rp. 75.000
Rp. 300.000
2
Kertas HVS
1 Rim
Rp. 40.000
Rp. 40.000
3
Rental & Print
45 lembar
Rp. 2.000
Rp. 90.000
4
Lain-lain


Rp. 150.000
JUMLAH
Rp. 580.000

XI. PERSONALIA PENELITI

a.      Peneliti                                 : Media Harja,S.Pd
b.      Jenis Kelamin                       : Laki-laki
c.       Tempat Tanggal Lahir           : Palembang, 7 Agustus 1983
d.      Pangkat / Gol / NIP              : Penata Muda  TK I /III b /198308072008011010
e.      Mata Pelajaran                    : Matematika
f.        Asal Sekolah                         : SMA PLUS Negeri 2 Banyuasin III



           






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Adaptasi Tumbuhan dan Hewan

Adaptasi Tumbuhan Jika bicara masalah adaptasi, adaptasi tidak hanya terjadi pada manusia saja, namun adaptasi juga terjadi pada hewan maupun pada tumbuhan. Adaptasi sangat penting karena adaptasi merupakan proses penyesuaian diri kepada lingkungan sekitar. Adaptasi sangat diperlukan untuk kelangsungan hidupnya, sebab jika makhluk hidup tidak bisa beradabtasi dengan lingkungan akan membuat kelangsungan hidupnya tidak bertahan lama, hal ini tidak hanya dilakukan oleh manusia dan hewan saja, namun adaptasi juga harus dilakukan oleh tumbuhan demi kelangsungan hidupnya supaya bisa bertahan lama. Adaptasi tumbuhan mempunyai berbagai manfaat bagi tumbuhan itu sendiri maupun bagi makhluk lain yang ada disekitarnya. Jika anda sedang mencari pengetahuan tentang manfaat adaptasi tumbuhan, maka anda harus menyimak artikel berikut ini, sebab artikel berikut akan mengulas tentang masalah adaptasi tumbuhan. Dibawah akan dijelaskan tentang pengertian adpatasi tumbuhan dan juga contoh cont

MASALAH DAN MANFAAT PEMUAIAN

Top of Form Bottom of Form NAMA:ANGELS INNE KRISTIAN KELAS:7C/6            MASALAH DAN MANFAAT PEMUAIAN a. Pemasangan kaca jendela Tukang kayu merancang ukuran bingkai jendela yang sedikit lebih besar daripada ukuran sebenarnya. Hal ini dilakukan untuk memberi ruang kaca saat terjadi pemuaian. Apabila desain jendela tidak diberi ruangan pemuaian, maka saat kaca memuai akan mengakibatkan retaknya kaca tersebut. b. Celah pemuaian pada sambungan jembatan Sering kamu jumpai sambungan antara dua jembatan beton terdapat celah di antaranya. Hal ini bertujuan agar jembatan tersebut tidak melengkung saat terjadi pemuaian. c. Sambungan rel kereta api Sambungan rel kereta api dibuat ada celah diantara dua batang rel tersebut. Hal ini bertujuan agar saat terjadi pemuaian tidak menyebabkan rel melengkung. Rancangan yang sering digunakan sekarang ini sambungan rel kereta api dibuat bertautan dengan ujung rel tersebut dibuat runcing. Penyambungan seperti ini memungkinka